115
terhadap hukum yang kurang turut menyuburkan praktek IL di Indonesia. Namun dengan luasnya dampak negatif akibat praktek IL, maka perlu
dikaji prioritas kebijakan yang bagaimana dan dianggap efektif untuk memberantas praktek IL di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan pemberantasan IL di Indonesia.
8.2. Metode Analisis Prioritas Kebijakan Pemberantasan IL di Indonesia
a. Metode Pengumpulan Data
Rumusan kebijakan pemberantasan IL di Indonesia harus sesuai dengan karakteristik wilayahnya, termasuk di dalamnya karakteristik
sosial, ekonomi, dan politik masyarakat. Untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan kegiatan pengumpulan data melalui kegiatan
wawancara dengan para pihak stakeholders yang terkait dengan pemberantasan IL di Indonesia. Wawancara juga dilengkapi dengan
pengisian kuisioner yang telah dibuat sebelumnya. Kuisioner yang dibuat berisi pertanyaan tentang : identitas responden, nilai perbandingan
responden terhadap faktor, aktor, tujuan, dan alternatif dalam pemberantasan IL di Indonesia.
Sampel responden dipilih secara purposif dengan pertimbangan bahwa
responden yang
benar-benar memahami
permasalahan lingkungan, responden dipilih dari kalangan pemerintah, pemerintah
daerah dinasinstansi daerah yang mengurus kehutanan, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, LSM, akademisi, serta tokoh masyarakat. Jumlah
responden adalah 46 orang.
b. Analisis Data
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode AHP Anaytical Hierarchy Process. Hirarki desain kebijakan pemberantasan IL di
Indonesia ditunjukkan pada Gambar 32. Hirarki disusun mulai dari tingkatan level paling tinggi sampai paling rendah dalam hirarki.
116
Tingkatan tertinggi merupakan fokus, disusul oleh faktor, pelaku aktor, dan alternatif kebijakan.
Gambar 32.Hirarki Desain Kebijakan Pemberantasan IL di Indonesia Prinsip penilaian dalam AHP adalah membandingkan secara
berpasangan pairwise comparisons tingkat kepentingan atau tingkat pengaruh satu elemen dengan elemen lainnya yang berada dalam satu
tingkatan level berdasarkan pertimbangan tertentu. Nilai yang diberikan berada dalam skala pendapat yang dikeluarkan oleh Saaty 1993
sebagaimana telah ditunjukkan pada Tabel 4. Nilai rata-rata geometrik dari semua responden dari setiap nilai pendapat yang dibandingkan diolah
menggunakan perangkat lunak Hipre 3+. Analisis ini digunakan untuk menginterpretasi prioritas dari faktor, aktor, dan sifat kebijakan yang
mempengaruhi kebijakan pemberantasan IL di Indonesia.
117
8.3. Hasil dan