Analisis Stakeholders Kebijakan Pemberantasan Illegal logging untuk Perlindungan Sumberdaya Hutan di Indonesia

23

2.3. Analisis Stakeholders

Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan memerlukan kolaborasi diantara stakeholders pemangku kepentingan yang berbeda- beda. Kolaborasi tidak membangun persetujuan diantara masyarakat tentang apa yang akan dilakukan, tetapi lebih sering menyangkut pengaturan perbedaan dalam kepentingan interests dan kekuatan power dalam penggunaan yang berkaitan dengan sumberdaya alam. Oleh karena itu pendekatan dalam menganalisis stakeholders difokuskan terhadap hak-hak yang dimiliki rights, tanggung-jawab responsibilities, keuntungan yang diperoleh Revenues, dan hubungan diantara stakeholders relationships. Analisis stakeholders tersebut disebut sebagai pendekatan 4Rs Dubois, 1998. Pendekatan 4Rs sebagai alat analisis stakeholders dapat diterapkan dalam: a menganalisis situasi multi-stakeholders dan mendiagnosa permasalahan; b menilai dan membandingkan kebijakan- kebijakan; c berperan dalam proses negosiasi; d alat evaluasi dalam siklus proyek; d merekstrukturisasi dan kelembagaan dan desentralisasi Dubois, 1998. Pendekatan 4Rs merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk mengklarifikasi peranan roles yang dimainkan oleh stakeholders yang berbeda dan sifat hubungan relationship diantara mereka IIED, 2005. Peranan merupakan bentuk dari perilaku, kebiasaan dan respon. Untuk memainkan peranan yang baik setiap stakeholder perlu untuk menginterpretasikan peranannya, mengidentifikasinya, mengembangkannya, dan bekerja dengannya. Kerangka 4 Rs membongkar peranan dari stakeholders ke dalam rights, responsibilities, Revenues dapat disamakan dengan return, rewards atau benefits, serta menilai relationship diantara stakeholders yang terlibat IIED, 2005. Dalam hal ini peranan stakeholders dianalisis berdasarkan karakteristik hak-haknya rights, tanggung-jawab responsibilities, manfaat atau hasil yang akan diperolehnya Revenues, dan hubungan yang terbangun diantara stakeholders relationships. 24 IIED 2005 menyebutkan bahwa kerangka pendekatan 4Rs ini dapat diterapkan pada berbagai tingkatan yang berbeda, baik di tingkatan lokal atau proyek, wilayah, dan nasional. Pendekatan 4Rs dianggap paling efektif sebagai participatory tool untuk membangun dialog diantara stakeholders . Di dalam praktek penggunaan pendekatan 4Rs meliputi dua komponen utama, yaitu : a penilaian keseimbangan dari tiga R rights, responsibilities, dan Revenues di dalam dan diantara stakeholders assesment of the balance of three Rs; serta b penilaian status dari R keempat yaitu relationship diantara stakeholders . Tiga Rs menunjukkan progres yang sering menunjukkan kualitas dari hubungan antar stakeholders , politik lokal dan budaya, serta pengaruh tekanan eksternal IIED, 2005. Analisis 3 Rs sebaiknya dilakukan secara bersamaan daripada sendiri-sendiri dan di dalam serta diantara kelompok-kelompok stakeholders , karena keseimbangan balance diantara hak, tanggung- jawab, dan manfaat merupakan indikasi yang baik dalam menggarisbawahi struktur kekuatan serta insentif atau disinsentif dalam mencapai pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, misalnya : a tanggung-jawab yang tinggi akan meningkatkan insentif yang diberikan; dan b pelaksana swasta memiliki hak dan pendapatan dari pengelolaan sumberdaya alam tetapi memiliki beban tanggung-jawab rendah atau tanggung-jawab terhadap publik yang kurang. Hubungan diantara stakeholders dianalisis dengan memperhatikan : a kualitas hubungan misalnya : baik, sedang, atau terjadi konflik; b kekuatan hubungan, berkaitan dengan frekuensi dan intensitas kontak diantara stakeholders ; c formalitas hubungan, berkaitan dengan tipe hubungan yang bersifat formal atau informal; serta d ketergantungan dependence antar stakeholders IIED, 2005.

2.4. Proses Hirarki Analitis