54
V. ANALISIS KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM PEMBERANTASAN ILLEGAL LOGGING
DI INDONESIA 5.1. Pendahuluan
Praktek IL merupakan masalah kejahatan di bidang kehutanan forest crime yang menyebabkan degradasi hutan dan menghilangkan
beragam nilai manfaat hutan sebagai penyangga kehidupan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Rosander 2008 menyebutkan bahwa
walaupun penutupan lahan hutan di Asia selama kurun waktu 2000-2005 bertambah akibat peningkatan luas hutan tanaman, tetapi penebangan
hutan alam terus berjalan. Penurunan penutupan lahan hutan di Asia dalam kurun waktu tersebut mencapai 2,8 juta ha atau 2 per tahun.
Kehilangan hutan alam tropis tertinggi terjadi di Indonesia 1,87 juta ha atau 2 per tahun, selanjutnya diikuti oleh Myanmar 0,47 juta ha atau
1,4 per tahun, Kamboja 0.22 juta ha atau 2 per tahun, Filipina 0,16 juta ha atau 2,1, Malaysia 0,14 juta ha atau 0,7, dan Republik
Demokrasi Korea 0,13 juta ha atau 1.97FAO, 2007. Cifor 2008 menyebutkan bahwa akibat kegiatan kehutanan ilegal tersebut
menyebabkan lahan kritis di kawasan hutan. Lahan hutan yang terdegradasi di Indonesia mencapai 96,3 juta ha yang selain diakibatkan
oleh praktek IL, juga oleh kebakaran hutan, perambahan hutan, konversi hutan untuk penggunaan non kehutanan, serta perluasan lahan pertanian
yang ekstensif. Hampir 54,6 juta ha dari 96,3 juta ha lahan hutan yang terdegradasi di Indonesia merupakan kawasan hutan produksi, hutan
lindung, dan hutan konservasi Cifor, 2008. Untuk
menanggulangi permasalahan
IL, pemerintah
telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menanggulanginya. Pada tahun
2005, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu secara Ilegal Di Kawasan
Hutan dan Peredarannya di Indonesia. Instruksi Presiden tersebut menekankan tentang pentingnya koordinasi diantara institusilembaga
pemerintahan dalam memberantas kegiatan penebangan liar. Selain itu
55
beberapa kegiatan represif pemberantasan IL dilakukan, misalnya Operasi Wana Jaya, Operasi Wana Laga, Operasi Wana Bahari, Operasi Hutan
Lestari OHL I, Operasi Hutan Lindung OHL II, Operasi Hutan Lestari
OHL III. Syarief 2009 menyebutkan bahwa kegiatan operasi wanalaga telah menangkap 1.031 kasus dan kegiatan operasi wana bahari berhasil
menangkap 971 kasus. Namun sayangnya kedua operasi tersebut tidak ada yang sampai ke pengadilan. Pada tahun 2003 operasi wana bahari
berhasil menangkap 15 kapal pemuat kayu ilegal dan hanya satu yang dilimpahkan ke pengadilan Syarif, 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai kebijakan berupa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum
dalam pemberantasan praktek IL di Indonesia.
5.2. Metode Analisis Kebijakan Pemberantasan Illegal logging a. Metode Pengumpulan Data