Proses Hirarki Analitis Penyusunan struktur keputusan Penyusunan matriks pendapat Prioritas elemen setiap level

24 IIED 2005 menyebutkan bahwa kerangka pendekatan 4Rs ini dapat diterapkan pada berbagai tingkatan yang berbeda, baik di tingkatan lokal atau proyek, wilayah, dan nasional. Pendekatan 4Rs dianggap paling efektif sebagai participatory tool untuk membangun dialog diantara stakeholders . Di dalam praktek penggunaan pendekatan 4Rs meliputi dua komponen utama, yaitu : a penilaian keseimbangan dari tiga R rights, responsibilities, dan Revenues di dalam dan diantara stakeholders assesment of the balance of three Rs; serta b penilaian status dari R keempat yaitu relationship diantara stakeholders . Tiga Rs menunjukkan progres yang sering menunjukkan kualitas dari hubungan antar stakeholders , politik lokal dan budaya, serta pengaruh tekanan eksternal IIED, 2005. Analisis 3 Rs sebaiknya dilakukan secara bersamaan daripada sendiri-sendiri dan di dalam serta diantara kelompok-kelompok stakeholders , karena keseimbangan balance diantara hak, tanggung- jawab, dan manfaat merupakan indikasi yang baik dalam menggarisbawahi struktur kekuatan serta insentif atau disinsentif dalam mencapai pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, misalnya : a tanggung-jawab yang tinggi akan meningkatkan insentif yang diberikan; dan b pelaksana swasta memiliki hak dan pendapatan dari pengelolaan sumberdaya alam tetapi memiliki beban tanggung-jawab rendah atau tanggung-jawab terhadap publik yang kurang. Hubungan diantara stakeholders dianalisis dengan memperhatikan : a kualitas hubungan misalnya : baik, sedang, atau terjadi konflik; b kekuatan hubungan, berkaitan dengan frekuensi dan intensitas kontak diantara stakeholders ; c formalitas hubungan, berkaitan dengan tipe hubungan yang bersifat formal atau informal; serta d ketergantungan dependence antar stakeholders IIED, 2005.

2.4. Proses Hirarki Analitis

Pendekatan Proses Hirarki Analitis Analytical Hierarchy Process, AHP dikembangkan oleh Thomas L Saaty pada tahun 1970-an yang merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model 25 matematis. Pendekatan AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan yang memerlukan multikriteria terdapat banyak kriteria dan alternatif. Analisis AHP dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual hitungan dan dengan alat bantu analisis yaitu dengan program Criteium Plus. Adapun langkah – langkah analisa AHP dengan cara manual adalah sebagai berikut Saaty, 2001 :

a. Penyusunan struktur keputusan

Penyusunan struktur keputusan dalam penentuan prioritas pada suatu permasalahan dilakukan dengan melakukan dekomposisi dari permasalahan yang ada sehingga akan tergambar faktor- faktor yang mempengaruhi serta alternatif keputusan yang ditentukan dalam bentuk hirarki dimana semua elemen yang ada di dalam struktur keputusan.

b. Penyusunan matriks pendapat

Penyusunan matrik pendapat adalah untuk menentukan nilai kepentingan dari setiap elemen pada struktur keputusan. Dalam menentukan skala kepentingan mengacu pada skala komparasi dari Saaty. Skala prioritas dilakukan guna mempermudah pemahaman penggunaan metode analisis jenjang keputusan. Matriks pendapat dibuat berdasarkan tingkatan level dari masing- masing faktor.

c. Prioritas elemen setiap level

Penentuan prioritas elemen pada setiap level dapat diketahui dengan mencari nilai komparasi berpasangan. Nilai ini dapat diperoleh dengan melakukan normalisasi dari bobot skala prioritas dari matriks pendapat. Bobot normal dari matriks komparasi berpasangan dari masing-masing level dalam struktur keputusan adalah rata-rata terhadap nilai masing-masing baris. Pembobotan normal menunjukkan prioritas dari masing-masing 26 elemen dalam suatu level struktur keputusan. Berdasarkan bobot normal akan didapatkan nilai eigen vector dan index konsistensi. Ketiga langkah ini diulang untuk mendapatkan bobot dari masing- masing elemen pada setiap levelnya. Selanjutnya,

d. Matriks pendapat gabungan