6
kandungan lemak biji pala 30-40 dan minyak atsiri rata-rata 12.Rismunindar,1992
Jumlah minyak yang menguap bersama-sama uap air ditentukan oleh 3 faktor, yaitu: besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari
masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan. Satyadiwiria, 1979.
Menurut Ketaren 1985, peralatan yang biasanya digunakan dalam penyulingan terdiri atas : ketel suling, bak pendingin kondensor, labu
pemisah minyak florentine flask, dan ketel uap steam boiler. Peralatan- peralatan inilah yang menjadi salah satu faktor penentu rendemen minyak
atsiri. Waktu penyulingan minyak pala hingga semua minyak tersuling habis
rata-rata 24 jam untuk biji pala dan 48 jam untuk fuli. Rismunindar,1992.
C. PERALATAN PENYULINGAN
1. Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas dan steam. Sistem boiler terdiri dari: sistem
air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai katup disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam
dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem pembakaran adalah semua
peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan
pada sistem. www.energyefficiencyasia.org. Pada dasarnya jenis boiler ada 2 yaitu: Firetube boiler boiler pipa
api dan Watertube boiler boiler pipa air. Pada firetube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah
7
menjadi steam. Firetube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang.
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. www.energyefficiencyasia.org.
2. Ketel Suling
Ketel suling digunakan sebagai tempat air atau uap mengadakan kontak langsung dengan bahan, serta untuk menguapkan minyak atsiri.
Pada umumnya ketel suling berbentuk silinder, yang diameternya sama atau lebih kecil dari tingginya. Silinder tersebut dilengkapi dengan tutup
yang dapat dibuka pada bagian atas silinder. Pada tutup bagian atas silinder dipasang pipa untuk mengalirkan uap ke kondensor Guenther,
1990 Ketel yang berukuran tinggi baik digunakan untuk menyuling bahan
yang bersifat kamba. Ketel berukuran kecil lebih cocok untuk menyuling bahan yang bersifat kompak. Pengisian ketel pun sebaiknya tidak terlalu
penuh atau sekitar 23 dari kapasitas ketel Ketaren, 1985. Desain dasar ketel suling sedikit meruncing untuk memudahkan pemasangan ring
pembantu, lembaran logam yang terbuat dari logam galvanized berukuran 14-20 gauge, ukuran ini tergantung dari besar kecilnya ketel suling. Untuk
ukuran ketel yang lebih besar harus digunakan logam yang lebih beratnomor gauge yang lebih kecil, Guenther, 1990.
3. Pendingin Kondensor
Menurut McCabe et. al. 2001, kondensor didefinisikan sebagai peralatan pindah panas yang digunakan untuk merubah fase uap menjadi
fase cair dengan menghilangkan panas laten yang dipunyai oleh uap. Kondensasi atau proses pengembunan uap menjadi cairan, dan
penguapan suatu cairan menjadi uap melibatkan perubahan fase cairan dengan koefisien pindah panas yang besar. Kondensasi terjadi apabila uap
8
jenuh seperti steam bersentuhan langsung dengan padat yang suhunya dibawah suhu jenuh sehingga membentuk cairan seperti air.
Geankoplis,1982 didalam Sakiah, 2006 Perubahan fase uap menjadi fase cair disebut kondensasi. Saat
kondensasi terjadi perpindahan pengeluaran sejumlah panas dari fase uap. Panas yang dikeluarkan untuk mengubah fase uap menjadi fase cair
dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini : Q = U x A x t
Keterangan : Q = panas yang dikeluarkan per satuan waktu
U = konstanta, tergantung dari bentuk pipa A = luas permukaan pipa yang dilalui uap
t = beda antara suhu uap dan suhu air pendingin Harga U tergantung dari bentuk pipa. Jika pipa berbentuk coil maka
nilai U-nya = 40. Bila berbentuk tubular maka nilai U-nya = 200 Ketaren, 1985.
Beberapa macam alat pendingin yang dapat dipakai untuk produksi minyak atsiri antara lain pendingin bentuk pipa panjang, bentuk berpilin,
bentuk kisi atau bentuk tabung banyak multitabular. Semua bentuk kondensor memerlukan air untuk mempercepat proses kondensasi Lutony
dan Rahmawati, 1999. Untuk kebanyakan alat penukar panas salah satunya adalah
kondensor, menggunakan prinsip penukaran panas dengan aliran fluida berlawanan arah Countercurrent flow. Aliran seaarah jarang sekli
digunakan karena akan membuat suhu fluida keluar yang diinginkan mendekati suhu fluida yang kedua, dan kalor yang dapat dipindahkan akan
kurang dari yang dapat dipindahkan oleh aliran berlawanan arah.
9
4. Pemisah Minyak Separator
Menurut Lutony dan Rahmawati 1999 penampung hasil kondensasi adalah alat untuk menampung distilat yang keluar dari
kondensor lalu memisahkan minyak dari air suling. Pada saat di dalam separator
penguapan dan
kehilangan minyak
dicegah dengan
mempertahankan suhu separator berkisar antara 20 ºC sampai dengan 25 ºC Ketaren, 1985.
Separator berbentuk persegi panjang biasanya dibagi menjadi dua kamar oleh sebuah sekat. Sekat tersebut dipasangkan dengan jarak
beberapa sentimeter dari dasar tabung sehingga kedua ruangan dapat berhubungan satu sama lain. Lutony dan Rahmawati, 1999
D. UAP