MINYAK PALA Efisiensi Energi Dan Kinerja Prototipe Alat Penyulingan Minyak Pala Berbahan Bakar Kayu

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. MINYAK PALA

Pala Myristica fragrans Houtt merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi, di samping berjenis-jenis komoditi pertanian ekonomis lainnya.Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak atsiri dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji pala menghasilkan 2 sampai 15 minyak atsiri dan 30 - 40 lemak, sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 minyak atsiri dan 20 - 30 lemak fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yang membungkus biji DEPTAN, 1986. Minyak pala merupakan cairan jernih hampir tidak bewarna sampai kuning muda. Sifat-sifat minyak biji pala tidak berbeda dengan minyak dari fuli pala. Kebanyakan minyak pala dihasilkan dari campuran biji dan fuli pala. Minyak pala jika jika dibiarkan diudara terbuka akan berubah menjadi kental karena terjadi peristiwa polimerisasi dan berbau terpentin atau campuran yang tidak menyenangkanLutony, 1999. Minyak atsiri dari biji pala maupun fuli, mempunyai susunan kimiawi yang sama. Minyak fuli memunyai bau yang lebih tajan dari pada minyak biji pala. Bau minyak yang khas merupakan akibat dari kandungan brberapa komponen kimiawi yaitu monoterpen hidrokarbon,myristicin,monoterpen alkohol dan masih banyak lagi. Minyak fuli mengandung lebih banyak zat myristicin daripada minyak bijia pala. Komponen minyak pala dikutip dari Shenk dan Lamparsky 1981 dapat dilihat pada Tabel 1. 4 Monoterpen Hidrokarbon Oksida Monoterpen Alkohol Aromatik Sesquiterpen Hidrokarbon Ester α-Pinene α-Thujan Camphene β-Pinene Sabinene Δ-3-carene Myrcene α-Phellandrene -Terpinene ρ-Cimene Terpinolene α-ρ- Dimethylstyrene P-metyl- isoprophyl benzene 1,8-cineol Linalool Fensil Alkohol Borneol Terpin-4-ol α-Terpineol Citronellol Nerol Geraniol Cis-Piperitol Trans-Piperitol Cis-Sabinen Hidrat Trans-Sabinen Hidrat Camphor p-Cymen-8-ol Menton Safrole Eugenol Cis-isoeugenol Trans- isoeugenol Methyl eugenol Vanilin Trans- metylisoeugenol Myristicin Elemicene α-Copaene α-cubebene α-Bergomoten Carophyllene α-Humulene α-Farnesene β-Bisabolene -Cadinene Bornil asetat Citronelil asetat Linalil asetat Neril asetat Geranil asetat Terpinen-4-il asetat α-Terpenil asetat Pengolahan pala sangat sederhana sekali, yakni buah pala yang masih muda berumur 2 - 5 bulan dipetik, dilepaskan daging buahnya, kemudian bijinya dijemur matahari selama 2 - 3 hari, dan disortir menurut mutunya. Cara lainnya adalah dikeringkan di atas tungku api diasap selama +2 hari. Di pasaran dunia terdapat 2 mutu pala yaitu Mutu I AZWI dan Mutu II ETEZ. Mutu I AZWI adalah biji pala yang dikeringkan tanpa cangkang dipanen pada umur 2 - 2,5 bulan dan biasa disebut pala halus. Mutu II ETEZ adalah biji pala yang dikeringkan, berumur 3 – 5 bulan biasa disebut dengan nama pala kasar, pala polong, atau pala padang Rismunandar,1992. Minyak atsiri dari biji pala maupun fuli, mempunyai susunan kimiawi yang sama. Demikian pula warnanya, yaitu jernih tidak berwarna hingga Tabel 1. Komponen yang terkandung dalam minyak pala 5 kuning pucat. Minyak fuli baunya lebih tajam daripada minyak biji pala. Bau minyak pala yang khas merupakan akibat kandungan beberapa komponen- komponen kimiawi yaitu: Monoterpene hidrokarbon kurang lebih 88, dengan komponen utamanya camphene dan pinene 4-8 miristisin Monoterpene alkohol, diantaranya ialah geraniol, linalool, terpineol. Eugenol, methhyleugenoldan sebagainya. Rismunandar,1992

B. PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI