makin tua bahan induk, makin merah warnanya, makin rendah permeabilitas sedang-tinggi dengan kepekaan tanah terhadap erosi kecil Direktorat Geologi,
1969 Berdasarkan sifat kimianya, air tanah di Setu Babakan memiliki
kemasaman tanah yang bersifat agak asam pH, H
2
O 4.5-6.0, dengan bahan organik yang tergolong rendah ±2 dan absorbsi tanah menurun ke bawah
termasuk sedang 15-30 m, makin ke bawah meningkat. Sifat fisik tanah kurang sesuai, berada pada kisaran sedang-baik dengan kandungan zat organik dan unsur
hara yang rendah 3-10, kedalaman efektif-dangkal Wardiningsih 2005. Kondisi geologi danau dari endapan Pleistocenae dan geologi daratan
merupakan endapan dari alluvium. Batuan terdiri dari vulkanik muda yang tersusun oleh lempung tufa, pasir tufa, konglomerat dan endapan lahar. Pelapukan
dalam semakin ke selatan butir semakin besar dan lereng-lereng semakin stabil, kelulusan semakin tinggi dan air tanah semakin dalam.
4.6 Hidrologi
Setu Babakan sebagai sumber mata air dari Perkampungan Budaya Betawi terdiri dari empat mata air yang berasal dari Sungai Pitara, Setu Mangga Bolong,
Kali Baru Barat, dan Kali Cabang Tengah. Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta 2011, kondisi setu terawat baik,
meskipun ditemukan sampah pada pinggir danau. Setu tergolong alami, perairan hijau, jernih, dan bersih, sebagian areanya ditumbuhi tanaman air. Selain itu, setu
aman dari pendangkalan atau erosi karena diberi tanggul tembok. Fungsi perairannya yaitu untuk menampung air hujan, sebagai resapan air, irigasi,
rekreasi dan penanggulangan banjir, budi daya ikan, serta sarana olah raga dan rekreasi. Limbah domestik pada inlet untuk kandungan oksigen biologi BOD
Biochemical Oxygen Demand Setu Babakan memiliki nilai 12.13 mgl, pada badan air sebesar 10.51 mgl golongan C, sesuai untuk kegiatan perikanan, dan
outlet 9.34 mgl golongan B, sesuai untuk air yang dapat diolah bagi kebutuhan rumah tangga. Inlet untuk kebutuhan kimiawi oksigen Chemical Oxygen
Demand Setu Babakan memiliki nilai kurang dari 40 mgl, pada badan air 48.89
mgl, dan outlet kurang dari 40 mgl golongan D, sesuai untuk pertanian dan lalu lintas air.
Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta 2011, suhu perairan di Setu Babakan adalah 30.7
o
C pada inlet, 30.7
o
C pada badan air, dan 31.50
o
C pada outlet. Kondisi tersebut masih mampu mendukung kehidupan organisme akuatik karena menurut Boyd 1990, ikan akan
tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-32
o
C. Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang baku mutu air golongan III dan IV, suhu pada kisaran 24-31
o
C masih sesuai untuk kegiatan perikanan dan pertanian.
4.7 Vegetasi dan Satwa
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009, hutan kota Setu Babakan memiliki luas sebesar 3 ha. Setu
Babakan dikelilingi oleh deretan pepohonan yang ditanam oleh Pemda DKI Jakarta. Beberapa di antaranya merupakan pohon buah produksi yang juga
menjadi ikon kota Jakarta. Adapun rencana penanaman 29 jenis tanaman oleh Pemda DKI didasarkan oleh Keputusan Gubernur DKI Nomor 2359 tentang
tanaman yang dilindungi. Hingga per tahun 2006, sebanyak 16 jenis tanaman telah ditanam. Jumlah pohon yang terdapat di dalam perencanaan penanaman adalah
sebanyak 250 pohon yang terbagi menjadi dua, yaitu tanaman buah bisbol, buah nona, duku condet, durian sitokong, gandaria dan tanaman penunjang ekonomi
rambutan, melinjo, kecapi, belimbing. Terdapat berbagai macam jenis satwa yang berada di kawasan Setu
Babakan. Jenis yang dapat ditemukan antara lain burung, kupu-kupu, hewan air ikan dan kepiting, amphibi katak, dan serangga pohon. Satwa yang hidup di
sekitar kawasan Setu Babakan merupakan satwa cosmopolitan, dapat dijumpai di berbagai tempat, sehingga tidak terdapat satwa langka yang dilindungi oleh
undang-undang. Burung tergolong ke dalam salah satu jenis satwa yang beragam yang hidup di kawasan Setu Babakan. Berdasarkan data dari Dinas Pertamanan
dan Pemakaman DKI Jakarta, terdapat 16 jenis burung yang beraktivitas di dalam kawasan ini. Jenis-jenis tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.