Modifikasi Suhu sebagai Penaung Kontrol Kelembaban Udara

2.2.1 Modifikasi Suhu sebagai Penaung

Pohon merupakan vegetasi yang paling efektif untuk mereduksi suhu panas berlebih di dalam area perkotaan. Tipe-tipe ruang terbuka, secara spesifik yaitu area yang terlindungi oleh kanopi pohon dengan persentase tinggi dan permukaan air merupakan area yang paling sejuk di dalam wilayah perkotaan. Peningkatan jumlah kanopi pohon sebesar 10 dapat mereduksi suhu permukaan rata-rata sebesar 1,4 o C di saat siang hari selama musim kering Pauleit and Duhme 2000. Menurut Oke 1989, modifikasi atau reduksi suhu oleh pohon dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu terjadinya bayangan secara langsung dan pendinginan melalui evapotranspirasi. Timbulnya suatu area dengan temperatur yang tinggi 3 hingga 10 o F lebih hangat dari area di sekitarnya disebabkan oleh berkurangnya angin, meningkatnya densitas permukaan, dan panas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, yaitu semua yang membutuhkan energi tambahan yang dikeluarkan hingga berlebih. Keberadaan pohon dapat dengan baik mengurangi dampak dari timbulnya suhu yang tinggi pada suatu area. Pohon mengurangi suhu melalui bayangan yang menutupi permukaan suatu lahan, menghilangkan panas melalui evapotranspirasi, dan mengontrol pergerakan udara Coder 1996.

2.2.2 Kontrol Kelembaban Udara

Pepohonan memiliki fungsi menangkap dan menyaring radiasi sinar matahari, mencegah terjangan angin, mentranspirasi air, serta mereduksi evaporasi pada kelembaban tanah. Di bawah kanopi yang terdapat pada hutan, biasanya kelembaban bersifat lebih tinggi sedangkan tingkat evaporasi lebih rendah. Suhu di bawah kanopi juga lebih rendah dibandingkan dengan udara di sekitarnya pada saat siang hari dan lebih hangat saat malam hari Grey dan Deneke 1978. Seiring dengan efek yang diberikan dari keberadaan pohon terhadap suhu, tumbuhan tersebut sangat penting peranannya di dalam siklus hidrologi. Pohon menangkap presitipasi dan mengurangi kecepatan penurunannya ke permukaan tanah. Hal ini dapat meningkatkan infiltrasi serta mengurangi runoff dan erosi tanah. Pohon juga dapat mereduksi evapotranspirasi dari kelembaban tanah. Akan tetapi, tingkat transpirasi tinggi yang dimiliki pohon dan proses penangkapan presipitasi yang dilakukannya dapat mereduksi jumlah air yang ada untuk persediaan kebutuhannya dan mengurangi aliran sungai apabila dibandingkan dengan jenis vegetasi lain. Seluruh faktor-faktor tersebut sangat penting untuk wilayah perkotaan, oleh karena persediaan sumber air alami di bawah tanah adalah sumber daya utama untuk pemenuhan kebutuhan air Grey dan Deneke 1978. Suatu kawasan memiliki efektifitas dan kemampuan yang berbeda, dalam mengontrol runoff dan proses infiltrasi yang dipengaruhi oleh tipe tanah, kadar bahan organik di dalam tanah, topografi, tipe dan intensitas dari presipitasi, dan komposisi penutupan vegetasi. Penangkapan presipitasi oleh pohon-pohon berdaun jarum biasanya lebih baik daripada pohon-pohon berdaun lebar dan lebat. Diestimasikan bahwa 60 persen dari hujan akan sampai pada tanah melalui pohon- pohon berdaun jarum seperti pinus, sedangkan 80 persen untuk pohon berdaun lebar dan lebat. Hal ini dikarenakan oleh struktur daun yang dimiliki pohon berdaun jarum memudahkan penangkapan yang lebih baik terhadap butiran air hujan. Peremajaan adalah karakteristik lain yang penting di dalam penangkapan air. Pola percabangan juga mempengaruhi tingkat kemampuan penangkapan air, yaitu pola percabangan horizontal, yang paling efektif Grey dan Deneke 1978.

2.2.3 Penahan Angin