Tabel 3. Jenis-Jenis Pohon Langka Jakarta Lanjutan No
Nama Lokal Nama Latin
21 Mundu Garcinta dulcis
22 Nam Nam Cynometro cauliflora
23 Rukem Falcourtia rukam
24 Salak Condet Salacca edulis cainato
25 Sawo Kecik Manilkara kauki
26 Srikaya Annona squamosa
Sumber: SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 23591987 tentang Tanaman yang Dilindungi
3.3.3 Analisis
Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap tingkat keragaman spesies dan fungsi ekologis pohon. Metode analisis
yang digunakan yaitu analisis kuantitatif-deskriptif.
3.3.3.1 Penilaian Tingkat Keragaman Spesies Pohon
Pada tahap ini, penilaian dilakukan untuk menghitung indeks keragaman jenis pohon pada lanskap Setu Babakan. Menurut Odum 1998, metode yang
digunakan di dalam perhitungan tersebut dapat digambarkan melalui penggunaan metode Shannon-Wiener, yaitu :
H’ = 3.322 �log � − �
��log �� �
� Keterangan :
H’ : Tingkat keragaman
N : Total individu dari seluruh spesies
N
i
: Total individu setiap spesies 3.322
: Faktor konversi Nilai perhitungan index keragaman H’ menunjukkan bahwa :
H’3 : Keragaman spesies tinggi
1H’3 : Keragaman spesies sedang
H’1 : Keragaman spesies rendah
Penilaian terhadap tingkat keragaman spesies pohon dilakukan pada dua jenis tapak, yaitu area lingkar Setu Babakan dan sepuluh contoh pekarangan
warga.
3.3.3.2 Penilaian Fungsi Ekologis Individu Pohon
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui nilai secara kuantitatif dan deskriptif keberadaan vegetasi pohon, sehingga diperoleh tingkat kenyamanan
bagi pengguna berdasarkan fungsi ekologis pohon sebagai pemodifikasi suhu, pengontrol kelembaban udara, peredam kebisingan, penahan angin, serta habitat
bagi kehadiran satwa burung. Berdasarkan Hidayat 2008, teknik penilaian fungsi ekologis dilakukan
berdasarkan komponen fungsi ekologis vegetasi pohon pada tapak. Rumus yang digunakan untuk dapat menentukan kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
KPI =
�����ℎ ������−������ �������� ��������� �����ℎ ����� ����� ��������������−������ ��������
KPI : Key Performance Index
Terdapat empat kategori penilaian sangat baik, baik, kurang baik, dan buruk yang diberikan pada masing-masing spesies melalui kriteria fungsi yang
diberikan, dalam penelitian ini yaitu sebanyak tiga kriteria dari ciri morfologis terbaik pohon yang sesuai dengan fungsinya. Menurut Hidayat 2008, nilai atau
skor yang paling sempurna adalah sebesar 100 apabila masing-masing kriteria fungsi memenuhi penilaian paling sempurna dari akumulasi. Apabila skor kurang
dari 40, maka suatu spesies pada fungsi ekologis pohon tertentu akan tergolong ke dalam kategori rendah. Presentase pembobotan dengan tujuan untuk
menaikkan kriteria adalah sebagai berikut : 4 : Sangat baik
bila pemenuhan kriteria ≥ 81 3 : Baik
bila pemenuhan kriteria 61-80 2 : Kurang baik
bila pemenuhan kriteria 41-60 1 : Buruk
bila pemenuhan kriteria ≤ 40 Hidayat 2008
Pengelompokan fungsi vegetasi dilakukan dengan menggunakan standar dan dasar penilaian berupa kriteria seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Variabel Fungsi Ekologis dan Kriteria Penilaian Variabel
Kriteria Penilaian Modifikasi Suhu
sebagai Penaung Percabangan 2 meter di atas tanah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 05PRTM2008 Berkanopi besar dan lebar Booth dan Hiss 2005
Variabel Kriteria Penilaian
Bermassa daun padat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05PRTM2008
Kontrol Kelembabana
Udara Pola percabangan horizontal Grey dan Deneke 1978
Berdaun jarum Grey dan Deneke 1978 Kerapatan daun rendah Bianpoen et al. 1989
Peredam Kebisingan
Tajuk rapat dan massa daun rapat Dirjen Binamarga 1996
Struktur cabang dan batang besar Grey dan Deneke 1978
Daun tebal dan tajuk rindang Grey dan Deneke 1978 Penahan Angin
Tajuk massif dan rindang YAI dan BAPPEDA DKI 2001
Dahan yang kuat tapi cukup lentur Dahlan 1992 Vegetasi tinggi Carpenter 1975
Kehadiran Satwa Burung
Memiliki nektar dan bunga Hernowo dan Prasetyo 1989
Jenis pohon berbuah Hernowo dan Prasetyo 1989 Memiliki bentuk batang yang menarik Hernowo dan
Prasetyo 1989
3.3.4 Rekomendasi