Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan

5 Prosedur Pengumpulan Data Sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi dua jenis, yakni: 1. Data primer: hasil wawancara dengan pihak Perhutani, data hasil pengisian kuesioner masyarakat Desa Sanca dan Desa Bantarwaru. 2. Data sekunder: data kebakaran hutan 5 tahun terakhir tahun 2009-2013 di BKPH Sanca, data tentang kondisi kawasan KPH Indramayu, Desa Sanca, Desa Bantarwaru, serta data curah hujan KPH Indramayu tahun 2009-2013, serta data pendukung lainnya. Penetapan responden dilakukan dengan metode snowball sampling technique yaitu pada awalnya peneliti mengenal beberapa responden kunci key person interwievs yang kemudian responden kunci akan memperkenalkannya kepada responden-responden lain. Responden kunci dalam penelitian ini adalah personil BKPH Sanca yang meliputi Asper, KRPH serta mandor. Responden lain terdiri dari masyarakat sekitar hutan yang termasuk anggota Kelompok Tani Hutan BKPH Sanca sebanyak 60 orang responden yang terbagi di Desa Sanca dan Desa Bantarwaru, ditentukan secara purposive sampling yaitu memilih responden secara sengaja terfokus pada responden yang sering berinteraksi dalam kawasan hutan yaitu anggota LMDH. Wawancara dilakukan langsung di lapangan dengan bantuan kuisioner mengenai upaya pengendalian kebakaran hutan. Wawancara dilakukan dengan metode Muhadjir 1992 yaitu subjek mendatangi langsung responden dan mengambil kesempatan yang memudahkan untuk wawancara. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner kemudian direkapitulasi dan pembuatan tabulasi dengan menggunakan microsoft excel, serta dianalisis secara deskriptif mengenai faktor penyebab kebakaran hutan dan upaya pengendalian kebakaran hutan di KPH Indramayu. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Profil KPH Indramayu Wilayah KPH Indramayu secara geografis terletak pada 6 o 15’-6 o 40’ LS dan 107 o 52’-108 o 36’ BT. Luas total KPH Indramayu adalah 40 701.05 ha, secara administratif pemerintahan berada di wilayah Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Adapun batas wilayah pengelolaan hutan KPH Indramayu, antara lain: 1. Bagian Utara : Dibatasi oleh Laut Jawa 2. Bagian Timur : Berbatasan dengan KPH Kuningan 3. Bagian Selatan : Berbatasan dengan KPH Majalengka 4. Bagian Barat : Berbatasan dengan KPH Purwakarta 6 Luas kawasan hutan KPH Indramayu terbagi berdasarkan 2 kategori yaitu luas kawasan berdasarkan fungsi dan luas kawasan berdasarkan kelas perusahaan. Luas dari kedua ketegori tersebut dapat dilihat di Tabel 1 Tabel 1 Luas kawasan hutan berdasarkan fungsi dan kelas perusahaan No. Kelas Perusahaan Fungsi Hutan ha Total ha Lindung Produksi 1 Jati 8 032.25 16 622.85 24 655.10 2 Kayu Putih 6 522.23 6 522.23 3 Karet 9 512.72 9 512.72 Jumlah 40 690.05 Sumber : hasil evaluasi potensi SDH 2013 Berdasarkan topografinya, sebagian besar wilayah Kabupaten Indramayu merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanah rata-rata 0-26. Keadaan ini tergantung pada drainase, bila curah hujan tinggi maka daerah-daerah tertentu akan tergenang air. Ketinggian wilayah Kabupaten Indramayu umumnya berada antara 0-18 meter di atas permukaan laut, dengan wilayah dataran rendah sebesar 90. Wilayah KPH Indramayu dan sekitarnya beriklim tropis yang ditandai dengan terdapatnya pergantian yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau, dengan temperatur rata-rata tahunan 23.7 o C-24.6 o C. Berdasarkan pengumpulan data curah hujan, KPH Indramayu memiliki curah hujan berkisar antara 378-1 561 mmth dengan intensitas curah hujan paling tinggi pada bulan Januari-Maret dan paling rendah pada bulan Agustus dan September. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson 1951, wilayah KPH Indramayu memiliki kriteria iklim sedang, dengan memperhatikan perbandingan bulan basah dan bulan kering nilai Q Schmidt dan Ferguson, type iklim di wilayah KPH Indramayu termasuk type iklim C dan D, dengan nilai Q antara 42.8-83.3. Areal KPH Indramayu secara hidrologis terbagi dalam 3 Daerah Aliran Sungai DAS meliputi DAS Cipanas, DAS Cimanuk, dan DAS Cipunagara. Mata air yang ada di KPH Indramayu teridentifikasi sebagai situs ekologi dengan nama Sumur Santri Blok Sinang. Interaksi masyarakat terhadap hutan sangat tinggi, sehingga menimbulkan tekanan terhadap hutan. Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM telah diterapkan sejak tahun 2007. Setiap desa memiliki petak yang disebut Hutan Pangkuan Desa HPD dimana masyarakat dapat ikut berperan serta dalam pengelolaan hutan. Jumlah penduduk di wilayah sekitar KPH Indramayu sebanyak 463 472 orang. Sebagian mata pencaharian penduduk sekitar hutan KPH Indramayu adalah bercocok tanah, baik di lahan kering maupun lahan basah sawah. Kondisi ganguan keamanan hutan di KPH Indramayu tahun 2013 apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya cenderung menurun, hal ini dikarenakan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya keberadaan hutan. Perhutani telah melakukan upaya kerja sama dengan aparat diantaranya koordinasi dengan instansi terkait, penyuluhan kepada masyarakat tentang