16 Pendekatan  teknis  yang  dilakukan  oleh  BKPH  Sanca  dan  masyarakat
dilakukan  dengan  pembuatan  sekat  bakar  hijau  menggunakan  vegetasi  seperti pisang,  secang,  dan  hijauan  makanan  ternak.  Pembuatan  sekat  bakar  hijau  ini
merupakan suatu bentuk kerja sama antara pihak BKPH Sanca dengan masyarakat karena  selain  untuk  mencegah  kebakaran  hutan,  juga  dapat  menambah
penghasilan  masyarakat  dan  mencegah  penggembalaan  liar  di  dalam  kawasan hutan.
b. Pemadaman Kebakaran Hutan
Ketika  mengetahui  adanya  kebakaran  seperti  asap  yang  berasal  dari kawasan  hutan,  petugas  BKPH  Sanca  segera  meminta  bantuan  dengan
menghubungi  Lembaga  Masyarakat  Desa  Hutan  LMDH  untuk  bersama-sama memadamkan api.  Saat  ini  tidak  ada  pasukan  khusus  untuk  pemadam  kebakaran
hutan di KPH Indramayu, semua masuk dalam satu cakupan gangguan hutan yang akan  dikoordinir  oleh  petugas  gangguan  keamanan  hutan  gukamhut  yang  ada
dalam setiap BKPH.
Prinsip  dasar  memadamkan  seluruh  api  dapat  dilakukan  dengan  metode jalur pembuatan ilaran, metode pemadaman api secara langsung, dan pembakaran
balik.  Metode  jalur  yaitu  membuat  jalur  mekanik  dengan  membersihkan  bahan- bahan  yang  mudah  terbakar.  Jalur  dibuat  melintang  atau  memotong  arah
menjalarnya api sehingga penjalaran api akan terhenti. Metode pembakaran balik yaitu  membuat  jalur  mekanik  yang  tidak  lebar  terlebih  dahulu  kemudian
dilebarkan  dengan  pembakaran  ke  arah  berlawanan  datangnya  api,  lebar  jalur mekanis  ini  adalah  satu  sampai  dua  meter.  Metode  pemadaman  api  secara
langsung yaitu dengan memadamkan bahan bakar yang terbakar dengan air, tanah, atau  alat  pemadam  seperti  gepyok,  metode  ini  digunakan  pada  kebakaran  hutan
skala kecil.
Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  masyarakat  diketahui  bahwa kegiatan  pemadaman  kebakaran  hutan  yang  dilakukan  BKPH  Sanca  bersama
masyarakat  antara  lain  untuk  masyarakat  Desa  Sanca  63.3    melakukan pemadaman  kebakaran  hutan  dengan  membuat  jalurilaran,  10  dengan
menggunakan kepyok dan tanah, serta 20 melakukan pembakaran balik, adapun masyarakat  yang  belum  pernah  ikut  serta  dalam  memadamkan  kebakaran  hutan
yaitu 6.7.  Masyarakat Desa Bantarwaru 76.6 memadamkan kebakaran hutan dengan menggunakan tanah dan kepyok dan 23.3 melakukan pembakaran balik
untuk memadamkan kebakaran hutan Tabel 5.
Tabel 5 Kegiatan pemadaman kebakaran hutan
No. Kegiatan Pemadaman
Kebakaran Hutan Desa Sanca
Desa Bantarwaru Jumlah
Responden Persentase
Jumlah Responden
Persentase 1
Pembuatan ilaran api 19
63.33 2
Metode Pemadaman dengan tanahgepyok
3 10
23 76.67
3 Metode Pembakaran Balik
6 20
7 23.33
4 Belum Pernah memadamkan
2 6.7
17 Dalam  memadamkan  api,  masyarakat  cenderung  melakukan  metode
pemadaman  api  secara  langsung  yaitu  menggunakan  alat  sederhana  seperti menggunakan tanah dan gepyok alat pemukul api. gepyok terbuat dari ranting-
ranting  dengan  panjang  sekitar  1.5  sampai  2  meter  yang  berasal  dari  pohon berdaun lebar dengan kondisi basah berasal dari sekitar areal kebakaran.
Gambar 17 Potongan ranting sebagai alat pemadam api gepyok Selain  itu,  alat-alat  penunjang  untuk  mempermudah  pemadaman
kebakaran hutan juga dapat memakai alat yang biasa digunakan masyarakat untuk bertani  seperti  cangkul  dan  golok  untuk  membuat  ilaran  dan  menggali  tanah.
Semua  alat  tersebut  merupakan  milik  pribadi  masyarakat.  Dapat  dilihat  pada gambar 18.
Gambar 18 Alat bantu pembuatan ilaran a Cangkul; b Golok Pemadaman  api  secara  langsung  dilakukan  pada  kebakaran  skala  kecil.
Penggunaan  air  sebagai  pemadam  juga  dapat  dilakukan  pada  kebakaran  yang dekat  dengan  jalan  umum  sehingga  air  akan  dibawa  oleh  mobil  polhut  dengan
dilengkapi selang 100 meter.
Gambar 19 Mobil Polhut yang dimodifikasi Tanki untuk pemadaman api a
b
18 Selain  kegiatan  pencegahan  dan  pemadaman  kebakaran  di  atas,  BKPH
Sanca  pun  melakukan  kegiatan  patroli  hutan  yang  dilaksanakan  oleh  petugas BKPH  Sanca  bersama  masyarakat  desa  hutan  yang  tergabung  dalam  Lembaga
Masyarakat  Desa  Hutan  LMDH.  Patroli  dilakukan  dua  kali  dalam  satu  minggu terutama di bulan-bulan rawan kebakaran. Selain patroli, dibangun pos jaga untuk
mempermudah pemantauan keamanan hutan, dan koordunasi dengan pihak terait seperti kepolisian dan masyarakat sekitar Gambar 20.
Gambar 20 Pos gabungan gangguan keamanan hutan GUKAMHUT
c. Penanganan Pasca Kebakaran
Kegiatan penanganan pasca kebakaran merupakan bagian dalam rangkaian aktivitas  pengendalian  kebakaran  hutan  yang  diterapkan  oleh  BKPH  Sanca.
Penanganan  pasca  kebakaran  yang  diterapkan  yaitu  pembuatan  laporan  tertulis, penanaman kembali jenis pohon setempat dan penegakan hukum. Laporan tertulis
berisi  tentang  informasi  luas  areal  yang  terbakar,  lokasi  kebakaran,  penyebab terjadinya  kebakaran  sumber  api,  serta  perhitungan  kerugian  ekonomi  akibat
kejadian  kebakaran  hutan.  Laporan  tertulis  tersebut  dituangkan  dalam  bentuk laporan  kejadian  LA  lampiran  4.  Penegakan  hukum  diatur  dalam  Peraturan
Pemerintah no.45 tahun 2004 tentang perlindungan hutan.
Sejauh ini masyarakat yang ada di BKPH Sanca ikut berkontribusi dalam pemadaman  kebakaran  hutan,  namun  adapula  sebagian  kecil  yang  masih  acuh
terhadap  hal  tersebut.  Wadah  LMDH  sangat  bermanfaat  untuk  merangkul masyarakat  sehingga  masyarakat  banyak  berkontribusi  baik  dalam  mencegah
maupun dalam memadamkan kebakaran hutan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Kebakaran hutan di KPH Indramayu salah satunya disebabkan oleh faktor kesengajaan  oleh  sebagian  masyarakat  di  sekitar  kawasan  hutan.  Pembersihan
lahan  oleh  masyarakat  dengan  cara  pembakaran  tetap  memiliki  resiko  dapat menimbulkan  kebakaran  hutan  walaupun  masyarakat  menggunakan  sistem
pembakaran  terkendali.  Upaya  pengendalian  kebakaran  hutan  di  BKPH  Sanca meliputi  pencegahan,  pemadaman,  dan  penanganan  pasca  terbakar,  namun
pelaksanaannya masih belum optimal.