Alat Penelitian Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina Terhadap Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Jabon Menggunakan Paku

9 Gambar 3. Hasil pemakuan panel CLT berdasarkan penyusunan orientasi sudut lamina 0°, 30°, 45°, 60°, dan 90°

3.4.5 Pengujian Panel

Pengujian sifat fisis meliputi kerapatan, kadar air, dan kembang susut serta sifat mekanis meliputi MOE dan MOR mengacu pada standar ASTM D 143 2005 tentang Standard Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber.

3.4.5.1 Sifat Fisis

Kerapatan Kerapatan dihitung dengan cara membagi berat kering udara BKU dengan volume kering udara VKU contoh uji berukuran 5x5x5 cm. Penimbangan dilakukan pada saat contoh uji telah mencapai kondisi kering udara. Selanjutnya diukur juga dimensi panjang, lebar, dan tebal dengan menggunakan kaliper. Nilai kerapatan dihitung dengan rumus : Kerapatan gcm³ = VKU BKU Kadar Air Contoh uji berukuran 5x5x5 cm diukur berat awalnya berat kering udara atau BKU lalu dioven tanur dengan suhu 103 + 2 o C sampai beratnya konstan. Setelah itu ditimbang menggunakan timbangan digital BKT. Kadar air dihitung dengan rumus : Kadar air = BKT BKT - BKU x 100 Pengembangan Volume Contoh uji berukuran 5x5x5 cm diukur dimensi awalnya DA, lalu direndam selama 1 minggu. Setelah itu contoh uji dikeluarkan dari rendaman lalu diukur dimensinya kembali dengan menggunakan kaliper DB. Pengembangan volume dihitung dengan rumus : Pengembangan volume = DA DA - DB x 100 Penyusutan Volume Contoh uji yang telah direndam pada pengujian pengembangan volume DA, dioven pada tanur sampai beratnya konstan 2 hari lalu diukur dimensinya menggunakan kaliper DB. Penyusutan volume dihitung dengan rumus : 10 Susut volume = DA DB - DA x 100

3.4.5.2 Sifat Mekanis

MOE Modulus of Elasticity Contoh uji berukuran p = 76 cm, l = 15 cm, t = 5 cm diuji dengan beban terpusat berada ditengah bentang panel, dengan panjang bentang 71 cm. Nilai MOE dihitung dengan rumus : MOE = 3 3 Ybh 4 PL   Dimana: MOE : Modulus of elasticity kgcm 2 ∆P : Besar perubahan beban sebelum batas proporsi kg L : Jarak sangga cm ∆Y : Besar perubahan defleksi akibat ∆P cm b : Lebar contoh uji cm h : Tebal contoh uji cm MOR Modulus of Rupture Contoh uji berukuran p = 76 cm, l = 15 cm, t = 5 cm diuji dengan beban terpusat berada ditengah bentang panel, dengan panjang bentang 71 cm. Pengujian dilakukan sampai contoh uji mengalami kerusakan. Nilai MOR dihitung dengan rumus : MOR = 2 2bh PL 3 Dimana: MOR : Modulus of rupture kgcm 2 P : Beban maksimum kg L : Jarak sangga cm b : Lebar contoh uji cm h : Tebal contoh uji cm Kekuatan Lateral Paku Contoh uji kekuatan lateral paku dibuat dengan ukuran 6x8x5 cm dengan jumlah paku 2 buah, diuji dengan arah beban tegak lurus terhadap sumbu memanjang paku. Kekuatan lateral dihitung pada sesaran 1,5 mm dan 5 mm saat contoh uji ditekan dengan rumus: Batas beban ijin yang diperkenankan per paku dikelompokkan menurut ketebalan kayu pada lamina penyusun di bagian core. Rumus yang digunakan untuk menghitung beban ijin pada sambungan tampang dua PKKI Pasal 15 ayat 3 sebagai berikut :