Sifat Mekanis Pengujian Panel

14

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kerapatan

Nilai kerapatan rata-rata Cross Laminated Timber kayu jabon yang didapat adalah 0,4 gcm³ dan kerapatan kontrol adalah sebesar 0,3 gcm³ Tabel 1. Analisis keragaman Tabel 3 memperlihatkan bahwa kombinasi ketebalan, orientasi sudut, dan interaksi keduanya memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kerapatan Cross Laminated Timber selang kepercayaan 95. Bebeda dengan penelitian Apriliana 2012 yang menyebutkan bahwa kombinasi ketebalan dan orientasi sudut tidak berpengaruh terhadap nilai kerapatan panel. Hasil uji lanjut Duncan memperlihatkan interaksi kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina pada nilai kadar air menunjukan bahwa panel A 3 B 1, A 3 B 2 , dan A 3 B 3 mempunyai nilai kerapatan paling tinggi masing-masing sebesar 0,51gcm³, 0,47 gcm³, dan 0,46 gcm³. Pola sebaran nilai interaksi kombinasi ketebalan dengan orientasi sudut masih sangat beragam, namun untuk kombinasi tebal A 3 1,67-1,67-1,67 cm memiliki hasil yang menunjukan bahwa semakin kecil orientasi sudut panel maka nilai kerapatannya akan semakin besar Gambar 5. Gambar 5. Pola sebaran nilai kerapatan Cross Laminated Timber menurut kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina

4.2.2 Kadar Air

Hasil penelitian menunjukan rataan kadar air Cross Laminated Timber kayu jabon berkisar antara 12,88 hingga 18,25. Rata-rata nilai kadar air CLT dan papan kontrol masing-masing sebesar 15,65 dan 14,46. Hasil penelitian sesuai dengan kisaran besarnya nilai kadar air kering udara untuk iklim Indonesia yaitu sebesar 12-20 Praptoyo 2010. Analisis keragaman Tabel 3 menunjukan bahwa kombinasi ketebalan panel, orientasi sudut, dan interaksi antara kombinasi ketebalan dengan orientasi sudut memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air Cross Laminated Timber pada selang kepercayaan 95. Pola sebaran dari interaksi tersebut ditunjukan pada Gambar 6. 15 Hasil uji lanjut Duncan memperlihatkan interaksi kombinasi ketebalan dan orientasi sudut pada nilai kadar air menunjukan bahwa panel A 2 B 2 , A 1 B 1 , dan A 3 B 3 mempunyai nilai kadar air paling tinggi masing-masing sebesar 18,25, 18,15, dan 17,56 dan berbeda nyata terhadap kadar air panel lainnya. Persebaran nilai kadar air panel Gambar 5 menunjukan bahwa nilai kadar air akan semakin besar pada orientasi sudut yang semakin kecil, namun kecendrungan berbeda pada kombinasi panel A 2 B 1 , A 3 B 1 , dan A 3 B 2 . Perbedaan persebaran nilai tersebut dapat disebabkan oleh tebal lamina penyusun panel berbeda satu dengan lainnya juga pengaruh letak lamina pada batang pohon sehingga lamina-lamina tersebut sebelum disambung masih memiliki kadar air yang beragam Perdana 2012. Gambar 6. Pola sebaran nilai kadar air Cross Laminated Timber menurut kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina

4.2.3 Pengembangan Volume

Nilai rata-rata hasil pengujian pengembangan volume Cross Laminated Timber kayu jabon berkisar antara 2,82 hingga 4,83 dan rata-rata sebesar 3,89, sedangkan pengembangan volume untuk papan kontrol sebesar 3,51 Tabel 1. Analisis keragaman Tabel 3 menunjukan bahwa kombinasi ketebalan, orientasi sudut, serta interaksi antara kombinasi ketebalan dengan orientasi sudut berpengaruh nyata terhadap pengembangan volume pada selang kepercayaan 95. Pola sebaran pengembangan volume menurut interaksi kombinasi ketebalan dan orientasi sudut disajikan pada Gambar 6. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan nilai pengembangan volume kombinasi A 3 B 1 , A 1 B 1 , A 2 B 1 memiliki nilai pengembangan volume relatif sama tetapi lebih tinggi yaitu masing-masing sebesar 4,83, 4,69, dan 4,55. Nilai pengembangan volume paling rendah terdapat pada panel kombinasi A 3 B 5 2.82. Fakta tersebut sesuai dengan penelitian Anggraini 2012 yang menyatakan bahwa panel CLT dari kayu Jabon dengan menggunakan perekat isosianat yang dihasilkan memberikan dimensi yang lebih stabil pada orientasi sudut 90°. Artinya semakin besar sudut maka semakin kecil pula nilai pengembangan volumenya.