7 dengan gergaji mesin circular saw untuk membuat sudut 0
o
, 30
o
, 45
o
, 60
o
, dan 90
o
. Pola susunan panel CLT disajikan pada Gambar 2.
Sumber: Anggraini. 2012.
Gambar 2. Bentuk panel CLT berdasarkan penyusunan orientasi sudut lamina 0°, 30°, 45°, 60°, dan 90°
3.4.3 Penyusunan Lamina
Prinsip penyusunannya adalah dengan menempatkan lamina yang memiliki nilai MOE yang tinggi di bagian luar face dan back dan lamina yang memiliki
8 nilai MOE rendah di bagian dalam core. Cross Laminated Timber terdiri dari 3
lapisan lamina dengan 3 kombinasi ketebalan, yaitu tipe CLT A
1
1-3-1 cm, A
2
2-1-2 cm dan A
3
1,67-1,67-1,67 cm. Bagian tengah core panel CLT disusun dengan 5 pola orientasi sudut, yaitu B
1
= 0˚, B
2
= 30˚, B
3
= 45˚, B
4
= 60˚ dan B
5
= 90˚.
3.4.4 Pemakuan Panel
Pemakuan dilakukan dengan menggunakan paku panjang 5 cm dan diameter 2,7 mm dengan jenis
paku 2” BWG 12 menurut daftar Va PKKI Total jumlah paku yang dibutuhkan bentang sepanjang 71 cm adalah 72 paku. Pemakuan
dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu palu. Pola pemakuan dan jarak antar paku berbeda-beda pada tiap pola orientasi sudut panel CLT.
Karena menyesuaikan untuk menyambung lapisan core pada panel. Hasil pemakuan panel disajikan pada Gambar 3.
9
Gambar 3. Hasil pemakuan panel CLT berdasarkan penyusunan orientasi sudut lamina 0°, 30°, 45°, 60°, dan 90°
3.4.5 Pengujian Panel
Pengujian sifat fisis meliputi kerapatan, kadar air, dan kembang susut serta sifat mekanis meliputi MOE dan MOR mengacu pada standar ASTM D 143
2005 tentang Standard Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber.
3.4.5.1 Sifat Fisis
Kerapatan
Kerapatan dihitung dengan cara membagi berat kering udara BKU dengan volume kering udara VKU contoh uji berukuran 5x5x5 cm. Penimbangan
dilakukan pada saat contoh uji telah mencapai kondisi kering udara. Selanjutnya diukur juga dimensi panjang, lebar, dan tebal dengan menggunakan kaliper. Nilai
kerapatan dihitung dengan rumus :
Kerapatan gcm³ =
VKU BKU
Kadar Air
Contoh uji berukuran 5x5x5 cm diukur berat awalnya berat kering udara atau BKU lalu dioven tanur dengan suhu 103 + 2
o
C sampai beratnya konstan. Setelah itu ditimbang menggunakan timbangan digital BKT. Kadar air dihitung
dengan rumus : Kadar air =
BKT BKT
- BKU
x 100
Pengembangan Volume
Contoh uji berukuran 5x5x5 cm diukur dimensi awalnya DA, lalu direndam selama 1 minggu. Setelah itu contoh uji dikeluarkan dari rendaman lalu
diukur dimensinya kembali dengan menggunakan kaliper DB. Pengembangan volume dihitung dengan rumus :
Pengembangan volume =
DA DA
- DB
x 100
Penyusutan Volume
Contoh uji yang telah direndam pada pengujian pengembangan volume DA, dioven pada tanur sampai beratnya konstan 2 hari lalu diukur dimensinya
menggunakan kaliper DB. Penyusutan volume dihitung dengan rumus :