Kesimpulan PEMBAHASAN HASIL KAJIAN

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Permasalahan kemiskinan di Kota Bogor merupakan permasalahan yang terus terjadi dari tahun ke tahun. Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa Kota Bogor merupakan daerah yang memiliki kondisi perekonomian yang cukup baik. Laju pertumbuhan ekonomi LPE Kota Bogor pada tahun 2004- 2012 berada pada kisaran angka 6 persen. Angka indeks pembangunan manusia IPM Kota Bogor juga terus meningkat hingga pada tahun 2012 mencapai 76,4. Namun pada saat bersamaan jumlah KK miskin di Kota Bogor mencapai 7 persen. Berdasarkan hasil kajian, beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah KK miskin di Kota Bogor antara lain adalah alokasi belanja langsung belanja public dalam APBD dan jumlah pengangguran. Alokasi Belanja langsung APBD dan angka pengangguran di Kota Bogor berpengaruh nyata terhadap jumlah KK dengan nilai koefisien negatif untuk belanja langsung dan positif untuk pengangguran, artinya jika ada peningkatan belanja langsung APBD sebesar 1 persen, maka akan menurunkan angka persentase KK miskin sebesar 11.99 persen dan jika ada kenaikan 1 persen angka pengangguran maka akan meningkatkan 5.64 persen jumlah KK miskin. Berdasarkan analisis SWOT, komponen kelemahan weakness dan ancaman threats lebih dominan secara intenal dan eksternal. Berdasarkan hal tersebut, maka strategi penanggulangan kemiskinan yang tepat untuk diterapkan di Kota Bogor adalah strategi W-T yaitu dengan mengatasi kelemahan untuk menghadapi ancaman. Beberapa program dan kebijakan yang dapat diterapkan antara lain adalah : a peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan SDM penduduk miskin Kota Bogor, b pembuatan kebijakan yang mengharuskan investor untuk mempekerjakan warga Kota Bogor terutama penduduk miskin, c program pemutakhiran data penduduk miskin Kota Bogor secara periodik, d penyusunan program APBD yang lebih berfokus pada penanggulangan kemiskinan di Kota Bogor dengan porsi anggaran yang memadai, e pengaturan penduduk pendatang yang berencana tinggal menetap dan perlindungan produk lokal agar tidak mempengaruhi upaya pemberdayaan penduduk miskin Kota Bogor dan f pencegahan penguasaan lahan oleh swasta secara berlebihan terutama yang berpotensi menyingkirkan penduduk lokal Kota Bogor.

7.2. Saran