No Tujuan
Data yang dibutuhkan Sumber Data
Pemerintah Kota
Bogor Rencana
Kerja Renja
Pemerintah Kota Bogor 3
Merumuskan Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Kota
Bogor Jumlah APBD
Jumlah program
penanggulangan kemiskinan Bappeda
Hasil wawancara
Stakeholders
3.4. Metode Analisa Data
Untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah KK miskin digunakan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah
analisis regresi yang digunakan untuk menduga nilai variabel bebas independent dan variabel terikat dependent dengan menggunakan lebih dari satu variabel
bebas independent. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang diduga mempengaruhi jumlah KK miskin, digunakan persamaan :
Yt = ßo +ß1 At + ß2 Bt + …… + ßn Xt + εt, dimana
Yt =
Jumlah persentase KK miskin ßo
= Koefisien intersep
ß1,n =
Parameter regresi At =
Variabel belanja langsung APBD riil Bt
= Variabel jumlah pengangguran
εt =
Standar error
Dalam kajian ini, Yt adalah jumlah persentase KK miskin, sedangkan variabel At yang digunakan adalah jumlah belanja langsung APBD dalam
bentuk riil dan variabel Bt jumlah angka pengangguran. Data variabel yang digunakan dijadikan log.
Untuk mengetahui karakteristik kemiskinan di Kota Bogor menggunakan metode analisis kedalaman, penyebaran dan ketimpangan. Sementara untuk data
data kualitatif disajikan secara deskriptif seperti data aktifitas penduduk miskin dan data kualitatif lainnya. Sedangkan evaluasi program dilakukan dengan
menganalisa capaian dengan target-target program yang telah ditetapkan.
3.5. Metode Perancangan Program
Analisis penyusunan strategi dan pilihan program menggunakan analisis SWOT berdasarkan hasil wawancara dan focus group discussion FGD dengan
para pihak terkait.
BAB IV. GAMBARAN UMUM
4.1. Kondisi Geografis
Kota Bogor merupakan salah satu dari 25 kabupatenkota yang ada di Propinsi Jawa barat. Kota Bogor memiliki luas wilayah sebesar 118,5 km persegi.
Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 43’30”BB – 106
51’00”BT dan 6
30’30”LS – 6 41’00”LU. Kota Bogor memiliki ketinggian rata-rata
minimal 190 meter dan maksimal 350 meter diatas permukaan laut. Jarak Kota Bogor dengan ibukota Jakarta kurang lebih 60 km.
Di Kota Bogor mengalir beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan tanah, yaitu sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit,
Ciparigi, dan Cibalok. Dengan kondisi sungai seperti ini, Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir walaupun memiliki banyak aliran sungai. Batas-batas wilayah
Kota Bogor adalah sebagai berikut: 1.
Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor,
2. Timur : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor, 3.
Utara : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojonggede, dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor,
4. Barat : berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga
Kabupaten Bogor.
Gambar 3. Peta Wilayah Administratif Kota Bogor
Secara topografis, kemiringan tanah di Kota Bogor berkisar antara 0-15 persen dan hanya sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15-30
persen. Jenis tanah di hampir seluruh wilayah adalah lotosil coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur
tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Dengan ketinggian antara 190-330 m diatas permukaan laut, suhu di Kota Bogor
relatif sejuk, didukung frekuensi curah hujan cukup tinggi. Pada tahun 2010 curah hujan tertinggi pada bulan Februari 806,4 mm dan terendah pada bulan
Desember 276,8 mm. Jumlah rata-rata hujan di Kota Bogor selama tahun 2010 adalah 21 hari per bulan.
4.2. Keadaan Penduduk