Chaetoceros gracilis Perbandingan Kelimpahan dan Laju Pertumbuhan Spesifik pada Kedua Sistem

oleh mikroalga itu sendiri sebagai hasil dari metabolisme yang meracuni mikroalga itu sendiri dan berkurangnya proses fotosintesis akibat bertambahnya jumlah sel sehingga hanya bagian permukaan kultur saja yang memperoleh cahaya Riley dan Chester, 1971 dalam Nugraheny, 2001.

4.3.3 Chaetoceros gracilis

Chaetoceros gracilis pada sistem indoor memiliki pola pertumbuhan dengan dua buah puncak kelimpahan maksimum yaitu pada hari ke-5 dengan kelimpahan sebesar 7,25×10 6 selmL dan pada hari ke-9 sebesar 5,83×10 6 selmL sedangkan pada sistem outdoor juga memiliki pola pertumbuhan dengan dua buah puncak kelimpahan maksimum yaitu pada hari ke-7 dengan kelimpahan sebesar 2,79×10 6 selmL dan pada hari ke-13 sebesar 1,09×10 6 selmL. Kedua pola pertumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 11. Chaetoceros gracilis pada sistem indoor memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi terhadap lingkungannya dibandingkan pada sistem outdoor. Keadaan ini dapat dilihat dari nilai µ pada sistem indoor sebesar 1,088 dan sistem outdoor sebesar 0,798. Hal ini dapat dikarenakan media strain sebelumnya memiliki lingkungan yang sama pada media strain yang digunakan pada penelitian sistem indoor sedangkan pada media outdoor, media strain sebelumnya memiliki kondisi lingkungan yang berbeda yaitu dengan kondisi yang relatif terkontrol pada sistem indoor yang dipindahkan ke dalam media outdoor yang tidak terkontrol lingkungannya. Laju Pertumbuhan spesifik maksimum pada sistem indoor lebih besar µ maks = 0,520 dibandingkan pada sistem outdoor µ maks = 0,268. Gambar 11. Kelimpahan Chaetoceros gracilis pada sistem indoor dan outdoor Fase lag pada sistem indoor dan sistem outdoor dapat diduga terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Hal ini dapat diduga bahwa fase lag pada sistem indoor membutuhkan waktu yang sama dengan sistem outdoor . Keadaan ini juga menunjukan bahwa daya adaptasi Chaetoceros gracilis sp. pada sistem indoor hampir sama dengan sistem outdoor. Fase eksponensial pada sistem indoor terjadi pada waktu kurang dari 24 jam hingga hari ke-3 sedangkan fase eksponensial pada sistem outdoor terjadi pada waktu kurang dari 24 jam hingga hari ke-7. Hal ini memperlihatkan bahwa sistem indoor memiliki rentang waktu yang lebih singkat dalam mencapai fase eksponensial dibandingkan pada sistem outdoor. Sistem indoor memiliki waktu yang lebih cepat untuk memasuki fase eksponensial dibandingkan sistem outdoor. Fase stasioner pada sistem indoor dapat diduga terjadi pada hari ke-3 hingga hari ke-5. Fase stasioner pada sistem outdoor dapat diduga terjadi pada hari ke-7 hingga hari ke-8 yang mungkin terjadi dalam rentang waktu kurang dari 24 jam. Kondisi ini menunjukan bahwa kultur Chaetoceros gracilis pada sistem indoor memiliki rentang waktu yang lebih lama dalam fase stasioner dibandingkan pada sistem outdoor. Fase deklinasi pada sistem indoor terjadi pada hari ke-5 hingga hari ke-15 sedangkan pada sistem outdoor fase deklinasi terjadi pada waktu kurang dari 24 jam di hari ke-8 hingga hari ke-15. Keadaan ini memperlihatkan bahwa fase deklinasi pada sistem indoor memiliki rentang waktu yang lebih lama dibandingkan pada sistem outdoor. Fase deklinasi pada kedua sistem dapat diduga masih bisa berlanjut hingga hari berikutnya. Kedua sistem terdapat peningkatan populasi kembali yaitu sistem indoor pada hari ke-9 dan sistem outdoor pada hari ke-13. Keadaan ini dapat diduga karena sel-sel Chaetoceros gracilis memasuki periode kriptik di mana sel-sel Chaetoceros gracilis yang masih hidup memanfaatkan tambahan nutrisi dari sel-sel Chaetoceros gracilis yang lisis untuk pertumbuhannya sehingga dapat meningkatkan populasinya kembali Suantika, 2009. . Fase deklinasi berlanjut kembali hingga hari ke-15 dengan jumlah kelimpahan akhir pada sistem indoor sebesar 0,67×10 6 selmL dan sistem outdoor sebesar 0,57×10 6 selmL. Fase deklinasi dapat terjadi karena nutrisi kultur telah habis dan terjadi akumulasi senyawa NH 4+ dalam konsentrasi tinggi dan adanya produk ekstraseluler dari mikroalga yang meracuni diri sendiri sehingga dapat meningkatkan mortalitas Chaetoceros gracilis Fogg, 1965 dalam Panggabean, 2000 dan Suantika, 2009. Hasil yang disimpulkan adalah Skeletonema costatum pada sistem indoor memiliki laju pertumbuhan spesifik maksimum lebih besar dibandingkan sistem outdoor. Kelimpahan tertinggi Skeletonema costatum terdapat pada perlakuan sistem indoor. Thalassiosira sp. pada sistem indoor memilki laju pertumbuhan spesifik maksimum yang lebih besar dibandingkan pada sistem outdoor. Kelimpahan tertinggi Thalassiosira sp. juga terdapat pada sistem indoor. Chaetoceros gracilis pada sistem indoor sama halnya memiliki laju pertumbuhan spesifik maksimum µ maks yang lebih besar dibandingkan pada sistem outdoor. Kelimpahan tertinggi Chaetoceros gracilis juga terdapat pada sistem indoor. Perlakuan sistem indoor pada ketiga spesies diatom ternyata memberikan laju pertumbuhan spesifik maksimum dan jumlah kelimpahan yang lebih besar dibandingkan pada sistem outdoor. Hal ini dapat diduga karena lingkungan yang berbeda pada proses kultivasi.

4.4 Kualitas Air