Uji Patogenisitas Bakteri Kandidat Probiotik Pembuatan Mutan Bakteri Kandidat Probiotik

34 Tidak semua jenis bakteri mampu memproduksi inhibitory metabolites senyawa penghambat pada media agar karena terdapat kemungkinan produksi inhibitory metabolites akan lebih banyak jika kultur dilakukan pada media broth. Adanya perbedaan komposisi medium juga mempengaruhi produksi senyawa penghambat Verschuere et al. 2000. Hal tersebut membuktikan bahwa penghambatan pertumbuhan populasi tidak selalu dapat dilihat melalui metode zona bening Kirby Bauer Method. Lactid Acid Bacteria LAB yang diisolasi dari saluran pencernaan mampu memproduksi komponen bakteriosin yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kompetisi dalam memperoleh energi di lingkungannya. LAB yang ditemukan dalam saluran pencernaan organisme akuatik seperti ikan mampu meningkatkan status kesehatan organisme tersebut Verschuere et al. 2000. Sasanti 2005 melaporkan bahwa dari 110 isolat hasil isolasi dari terumbu karang, hanya 10 isolat saja yang potensial sebagai kandidat probiotik. Lima diantaranya terbukti mampu menghambat pertumbuhan Vibrio harveyi MR 5339 Rf R walaupun tidak menunjukkan adanya zona hambat pada uji in vitro. Untuk mengetahui tingkat kepadatan bakteri yang dikultur sebelum masuk ketahapan kultur bersama, dilakukan pengukuran kepadatan bakteri dengan menggunakan spektrofotometer. Kepadatan bakteri diketahui dengan mengukur nilai optical density OD dari populasi sel yang dikultur selama 24 jam. Pengukuran OD dilakukan pada panjang gelombang 600 nm lampiran 1.

3.5 Uji Patogenisitas Bakteri Kandidat Probiotik

Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat kelangsungan hidup pascalarva PL17 udang vaname setelah diberi kandidat probiotik. Uji patogenisitas dilakukan terhadap isolat-isolat yang menunjukkan daya hambat terhadap pertumbuhan Vibrio harveyi MR 5339 Rf R pada tahap kultur bersama. Uji patogenisitas dilakukan terhadap empat bakteri kandidat terbaik berdasarkan hasil kultur bersama Gambar 2 yaitu isolat F5, F17, F19, dan F43. Kontrol positif yang digunakan adalah patogen V. harveyi MR 5339 Rf R. Uji patogenisitas dilakukan dengan enam perlakuan dimana masing-masing perlakuan dan dua 35 ulangan. Pengamatan tingkat kelangsungan hidup pascalarva udang vaname dilakukan selama 5 hari. Tingkat kelangsungan hidup pascalarva udang vaname tertera pada gambar 3. Keterangan: A: Penambahan dengan konsentrasi 10 6 CFUml B: Penambahan dengan konsentrasi 10 7 CFUml C: Penambahan dengan konsentrasi 10 8 CFUml Gambar 3. Tingkat kelangsungan hidup pascalarva udang vaname pada uji patogenisitas kandidat probiotik Berdasarkan hasil uji patogenisitas dengan berbagai konsentrasi diketahui bahwa semua isolat kandidat probiotik yang diujicobakan tidak bersifat patogen terhadap pascalarva udang vaname Gambar 3. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kelangsungan hidup pascalarva udang vaname yang diberi kandidat probiotik yang tinggi yaitu berkisar antara 85-100, sedangkan kontrol positif penambahan V. harveyi sebesar 60-70.

3.6 Pembuatan Mutan Bakteri Kandidat Probiotik

Empat isolat terpilih hasil seleksi in vitro yang terbukti mampu menekan pertumbuhan bakteri V. harveyi MR 5339 Rf R dan tidak bersifat patogen pada pascalarva udang vaname dibuat mutan terhadap antibiotik sebelum digunakan 95 100 100 100 70 100 95 95 85 65 100 95 95 100 60 20 40 60 80 100 120 F 5 F 17 F 19 F 43 Kontrol positif K ela ng sun g a n hid up A B C 36 pada uji in vivo. Empat isolat yaitu F5, F17, F19, dan F43 dibuat mutan secara spontan dengan cara menyebar biakan cair isolat pada media SWC agar yang mengandung streptomisin 50 µgml. Isolat yang tumbuh resisten pada media SWC yang mengandung streptomisin diambil sebagai inokulan untuk uji in vivo. Bentuk dan ciri fisik isolat mutan tidak berbeda dengan isolat awalnya. Isolat F5 memiliki ciri berbentuk bulat, tepian rata, elevasi cembung, dan koloni berwarna putih susu Gambar 4a. Hasil identifikasi genus merujuk pada metode identifikasi Cowan 1974 menunjukkan isolat F5 tergolong anggota genus Kurthia. Isolat F17 memiliki ciri koloni berbentuk bulat, tepian rata, elevasi cembung, berwarna putih, dan teridentifikasi sebagai anggota genus Micrococcus Gambar 4b. Isolat F19 memiliki ciri koloni berbentuk bulat, berwarna putih susu, tepian rata, berelevasi cembung, dan teridentifikasi sebagai anggota genus Chromobacterium, Beneckea, Vibrio, Plesiomonas, dan Aeromonas. Isolat F43 memiliki ciri koloni berwarna putih, berbentuk bulat kecil, tepian rata, berelevasi cembung dan teridentifikasi sebagai anggota genus Kurthia. a. b. c. d. Gambar 4. Penampilan mutasi spontan isolat a F5; b F17; c F19; dan d F43 pada media SWC agar 37

3.7 Uji in vivo Kandidat Probiotik