29 Tabel 2. Diameter aktivitas amilolitik dan proteolitik kandidat probiotik lanjutan
Kode Isolat Diameter Aktivitas Amilolitik
mm Diameter Aktivitas Proteolitik
mm F25
6 -
F26 11
- F27
10 -
F31 12
- F34
- 15
F39 5
19 F41
- -
F43 -
- F45
- -
Berdasarkan hasil uji amilolitik isolat diketahui bahwa isolat yang memiliki aktivitas amilolitik terbesar berturut-turut terdapat pada isolat F13 dengan
diameter zona amilolitik sebesar 15 mm, serta F5 dan F31 dengan diameter zona amilolitik sebesar 12 mm. Aktivitas proteolitik hanya terdapat pada isolat F34 dan
F39. Aktivitas proteolitik terbesar terdapat pada isolat F39 dengan diameter zona sebesar 19 mm diikuti dengan isolat F34 dengan diameter zona sebesar 15 mm.
Adanya kemampuan menghidrolisis karbohidrat dan protein menunjukkan isolat- isolat tersebut mampu memanfaatkan sumber energi berupa pati dan protein yang
ditambahkan pada media menjadi sumber karbon. Menurut Price dan Stevens 1996 dalam Yandri et al. 2008, protease
merupakan enzim yang berfungsi memecah ikatan peptida untuk menghasilkan asam amino dan peptida sederhana lainnya. Enzim ini dapat diisolasi dari berbagai
sumber seperti tanaman, hewan, dan mikroba fungi dan bakteri. Protease atau disebut juga endopeptidase merupakan salah satu enzim pencernaan yang penting,
termasuk di dalamnya tripsin dan kemotripsin yang bertanggung jawab terhadap hampir 60 dari proses pencernaan udang Lemos et al. 2000.
3.3 Uji Sensitivitas Antibiotik
Uji sensitivitas antibiotik dilakukan pada empat jenis antibiotik yaitu streptomisin, kanamisin, rifampisin, dan penisilin G. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat sensitivitas bakteri hasil isolasi Ardiani 2011 terhadap
30 antibiotik. Konsentrasi antibiotik yang digunakan sebesar 50 µgml dan 100 µgml
media. Hasil uji sensitivitas disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Hasil uji sensitivitas antibiotik pada konsentrasi 50 µgml
Isolat Rifampisin
Penisilin G Kanamisin
Streptomisin F5
- +
+ +
F13 -
+ -
- F15
- -
- -
F16 -
+ -
- F17
- -
- -
F18 -
+ -
- F19
- +
- -
F25 -
+ -
- F26
- +
- -
F27 -
+ -
- F31
- +
- -
F34 +
- +
- F39
- -
- -
F41 -
- -
- F43
- +
- -
F45 -
- +
- V. harveyi MR 5339 Rf R
+ +
+ -
Keterangan: -:sensitif; +:resisten
Berdasarkan tabel 3, isolat F34 dan V. harveyi MR 5339 Rf R bersifat resisten terhadap antibiotik rifampisin. Isolat F15, F17, F34, F39, F41, F45
bersifat resisten terhadap penisilin G. Isolat F5, F34, F45 dan V. harveyi MR 5339 Rf R bersifat resisten terhadap kanamisin sedangkan semua isolat kecuali isolat
F5 bersifat sensitif terhadap streptomisin. Sifat resisten terhadap antibiotik pada bakteri dapat disebabkan oleh dua jenis mekanisme yaitu mutasi kromosom dan
akuisisi plasmid. Mutasi pada kromosom tidak dapat ditransfer pada bakteri lain tetapi plasmid mampu mentransfer dengan cepat sifat resisten tersebut Lewin
1992 dalam Schnick 2001. Sifat resistensi pada mikroorganisme juga diakibatkan oleh: 1 kemampuan menghasilkan enzim yang mampu menginaktivasi
antibiotik; 2 adanya penambahan substansi kimia pada struktur kimia lain oleh sel bakteri sehingga antibiotik tidak dapat masuk ke dalam ribosom;
31 3 perubahan struktur protein pada dinding sel; 4 berkurangnya permeabilitas
dinding sel sehingga antibiotik tidak dapat masuk ke dalam sel Guilfoile 2007. Sifat resistensi ini dapat dipindahkan baik secara horizontal maupun vertikal
Madigan et al. 2003 dalam Reboucas et al. 2011. Baticados et al. 1990 dalam Tendencia and de la Pena 2001 melaporkan bahwa patogen penyebab luminous
disease seperti Vibrio harveyi dan Vibrio splendidus yang diisolasi dari larva udang resisten terhadap erythromycin, kanamycin, pencillin G, dan streptomycin.
Tabel 4. Hasil uji sensitivitas antibiotik pada konsentrasi 100 µgml
Isolat Rifampisin
Penisilin G Kanamisin
Streptomisin F5
- -
- -
F13 -
- -
- F15
- -
- -
F16 -
- -
- F17
- -
- -
F18 -
- -
- F19
- -
- -
F25 -
- -
- F26
- -
- -
F27 -
- -
- F31
- -
- -
F34 -
- -
- F39
- -
- -
F41 -
- -
- F43
- -
- -
F45 -
- -
- V. harveyi MR 5339 Rf R
- -
- -
Keterangan: -:sensitif; +:resisten
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa pada konsentrasi 100 µgml semua jenis isolat sensitif terhadap jenis antibiotik rifampisin, penisilin G, kanamisin,
dan streptomisin. Hal tersebut sesuai dengan mekanisme kerja antibiotik menurut Guilfoile 2007 sehingga mampu membunuh bakteri yaitu: 1 merusak kerja
ribosom dalam mensintesis protein; 2 menghambat sintesis DNA sebagai sumber informasi genetik; 3 menghambat proses biokimia dalam sel; 4
menghambat sintensis komponen penyusun dinding sel; serta 5 mengganggu fungsi kerja membran sel.
32
3.4 Metode Kultur Bersama