Karakteristik Subjek Penelitian Hubungan Nilai Kreatinin dengan Tingkat Keparahan Penyakit Jantung

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Penyakit jantung koroner di RS Hermina Bekasi meliputi 36 41,9 kasus penyakit jantung iskemik stabil dan 50 58,1 kasus sindrom koroner akut  Prevalensi pasien PJK yang mempunyai SVS sebesar 1 adalah sebanyak 34 orang 39,5. Sedangkan 33 orang 38,4 mempunyai skor 2, dan 19 orang 22,1 mempunyai skor 3.  Rata- rata nilai kreatinin pasien PJK di RS Hermina Bekasi adalah 1,38 ± 0,48 mgdl. Pasien dengan nilai kreatinin 1,2 mgdl adalah sebanyak 5361,6 dan pasien dengan nilai kreatinin ≥1,2 mgdl adalah sebanyak 3338,4.  Nilai kreatinin pasien mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score pada pasien PJK di RS Hermina Bekasi p 0,05. Pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 3,47 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR: 3.47, 95 CI: 1,01-11,82, p0.05. Pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 4,1 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR: 4,1, 95 CI: 1,34-12,02, p0.05. Sedangkan jika variabel dependen dibandingkan antara SVS 2 dengan SVS 3, maka didapatkan hasil yang tidak bermakna RR: 0,85, 95CI: 0,27-2,62 p 0,05.  Pada penelitian ini belum dapat dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui apakah nilai kreatinin dapat digunakan sebagai faktor prediktor keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score.

5.2 Saran

 Diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan sampel yang lebih besar untuk memperjelas hubungan kreatinin dengan tingkat keparahan PJK dengan skor angiografik yang lebih akurat pada pasien PJK. DAFTAR PUSTAKA 1 American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart disease and stroke statistics — 2015 update: a report from the American Heart Association. Diunduh dari: https:www.heart.orgidcgroupsahamahpublicwcmsopsmddocumentsdow nloadableucm_470704.pdf pada tanggal 2 Febuari 2016 2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Diunduh dari: http:terbitan.litbang.depkes.go.idpenerbitanindex.phpblpcatalogbook64 pada tanggal 2 Febuari 2016 3 Lilly, Leonard S. 2011. Pathophysiology of Heart Disease 5 th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams Wilkins 4 Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, Braunwald E. 2012. Braunwald’s Heart Disease: A Textbook Of Cardiovascular Medicine 9 th Ed. Philadelpia: Elsevier Saunders \5 Anderson, MD, Novak, PD, Van Pelt, L, et al. 2012. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary 32 nd Edition. Philadelpia: Elsevier Saunders 6 Annapoorna SK. Coronary angiography, lesion classificationand severity assessment. Cardiol Clin. 2006; 24:153 –162 7 Ian JN, Riyaz SP, Parham E, et al. Coronary angiographic scoring systems: an evaluation of their equivalence and validity. Am Heart J. 2012 Oktober; 1644: 547- 52