Analisis Bivariat Hasil Penelitian

dengan diabetes 23,9, 60 orang dengan gagal jantung 68,2, 5 orang gagal ginjal 5,7, 36 orang menderita penyakit iskemik jantung stabil 40,9, dan 52 orang menderita sindrom koroner akut 59,1. Karakteristik hasil pemeriksaan laboratorium subjek penelitian adalah sebagai berikut: rata-rata kadar hemoglobin adalah 14,08 ± 1,84 gdl, rata-rata hematokrit adalah 40,6 ± 1,84 , rata-rata jumlah leukosit adalah 9.212,05 ± 2.910,21 µl, rata-rata jumlah trombosit adalah 262.931,82 ± 80.512,69 µl, rata-rata kadar ureum adalah 32,9 ± 10,54 mgdl, dan rata-rata kadar gula darah sewaktu adalah 137,91 ± 63,25 gdl.

4.2.2 Hubungan Nilai Kreatinin dengan Tingkat Keparahan Penyakit Jantung

Koroner berdasarkan Sullivan Vessel Score Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara nilai kreatinin dengan tingkat keparahan penyakit jantung koroner berdasarkan Sullivan Vessel Score p 0,05. Dengan analisis bivariat menggunakan Chi Square, didapatkan bahwa pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 3,47 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR:3.47, 95 CI: 1,01-11,82, p0.05. Pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 4,1 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR: 4,1, 95 CI: 1,34-12,02, p0.05. Sedangkan jika variabel dependen dibandingkan antara SVS 2 dengan SVS, maka didapatkan hasil yang tidak bermakna RR: 0,85, 95 CI: 0,27-2,62 p 0,05. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Akanda, et al, yang menemukan bahwa peningkatan kreatinin serum berhubungan dengan penyakit jantung koroner p 0,05 dan dapat dijadikan faktor prediktor dengan hazard ratio HR: 3.9, p0.001. 8 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sule Korkmaz, et al, yang menemukan bahwa kreatinin dapat dijadikan sebagai faktor prediktor tingkat keparahan PJK menggunakan Sullivan Extent Score RR: 3.814, 95 CI: 2.149-6.768, p0.0001 dan Sullivan Stenosis Score RR: 4.037, 95 CI: 2.530-6.443, p0.0001 10 Walaupun tidak berhubungan secara langsung, kreatinin dapat dihubungkan dengan fungsi ginjal dan masih digunakan untuk menghitung laju filtrasi glomerulus. Nilai kreatinin yang meningkat menunjukan penurunan fungsi ginjal. Penurunan fungsi ginjal akan meningkatkan faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti peningkatan kadar homosistein, stres oksidatif, partikel kolesterol, serta remodeling ventrikel. 12

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:  Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medis. Jika ada data inklusi penelitian yang tidak tercantum dalam rekam medis, maka pasien tidak bisa menjadi subjek dalam penelitian  Jumlah Sampel Pada penelitian ini hanya meneliti 86 subjek  Tidak dapat meneliti faktor prediktor lain Faktor tingkat keparahan PJK tidak hanya nilai kreatinin. Pada penelitian ini hanya diteliti hubungan nilai kreatinin dengan tingkat keparahan PJK sehingga terdapat kemungkinan untuk terjadinya bias penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Penyakit jantung koroner di RS Hermina Bekasi meliputi 36 41,9 kasus penyakit jantung iskemik stabil dan 50 58,1 kasus sindrom koroner akut  Prevalensi pasien PJK yang mempunyai SVS sebesar 1 adalah sebanyak 34 orang 39,5. Sedangkan 33 orang 38,4 mempunyai skor 2, dan 19 orang 22,1 mempunyai skor 3.  Rata- rata nilai kreatinin pasien PJK di RS Hermina Bekasi adalah 1,38 ± 0,48 mgdl. Pasien dengan nilai kreatinin 1,2 mgdl adalah sebanyak 5361,6 dan pasien dengan nilai kreatinin ≥1,2 mgdl adalah sebanyak 3338,4.  Nilai kreatinin pasien mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score pada pasien PJK di RS Hermina Bekasi p 0,05. Pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 3,47 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR: 3.47, 95 CI: 1,01-11,82, p0.05. Pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 4,1 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR: 4,1, 95 CI: 1,34-12,02, p0.05. Sedangkan jika variabel dependen dibandingkan antara SVS 2 dengan SVS 3, maka didapatkan hasil yang tidak bermakna RR: 0,85, 95CI: 0,27-2,62 p 0,05.  Pada penelitian ini belum dapat dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui apakah nilai kreatinin dapat digunakan sebagai faktor prediktor keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score.