Karakteristik Dasar Subjek Penelitian Analisis Univariat

4.1.3 Analisis Bivariat

Hasil analisis bivariat antara nilai kreatinin dan tingkat keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hubungan Nilai Kreatinin dengan tingkat keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score Sullivan Vessel Score Total 1 2 3 Kreatinin 1,2 Frekuensi 27 16 10 53 Persentase 79,4 48,5 52,6 61,6 =1,2 Frekuensi 7 17 9 33 Persentase 20,6 51,5 47,4 38,4 Total Frekuensi 34 33 19 86 Persentase 100,0 100,0 100,0 100,0 Dengan uji Chi Square, didapatkan nilai p 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai kreatinin mempunyai hubungan dengan tingkat keparahan PJK menggunakan Sullivan Vessel Score pada pasien PJK di RS Hermina Bekasi. Untuk mendapatkan nilai Risiko Relatif RR, maka perlu dibuat tabel 2x2 menggunakan uji Chi Square Tabel 4.5 Hubungan Nilai Kreatinin dengan tingkat keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score 1 vs 3 Dari uji Chi Square didapatkan RR: 3.47, 95 CI: 1,01-11,82, p0.05 Tabel 4.6 Hubungan Nilai Kreatinin dengan tingkat keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score 1 vs 2 Sullivan Vessel Score Total 1 2 Kreatinin 1,2 Frekuensi 27 16 43 Persentase 79,4 48,5 64,2 =1,2 Frekuensi 7 17 24 Persentase 20,6 51,5 35,8 Total Frekuensi 34 33 67 Persentase 100,0 100,0 100,0 Dengan uji Chi Square didapatkan RR: 4,1, 95 CI: 1,34-12,02, p 0.05 Sullivan Vessel Score Total 1 3 Kreatinin 1,2 Frekuensi 27 10 37 Persentase 73,0 27,0 100,0 =1,2 Frekuensi 7 9 16 Persentase 43,8 56,3 100,0 Total Frekuensi 34 19 53 Persentase 64,2 35,8 100,0 Tabel 4.7 Hubungan Nilai Kreatinin dengan tingkat keparahan PJK berdasarkan Sullivan Vessel Score 2 vs 3 Sullivan Vessel Score Total 2 3 Kreatinin 1,2 Frekuensi 16 10 26 Persentase 48,5 52,6 50,0 =1,2 Frekuensi 17 9 26 Persentase 51,5 47,4 50,0 Total Frekuensi 33 19 52 Persentase 100,0 100,0 100,0 Dengan uji Chi Square didapatkan RR: 0,85, 95 CI: 0,27-2,62, p 0.05

4.1.4 Analisis Multivariat

Karena pada penelitian ini hanya didapatkan satu faktor risiko atau faktor independen yang berhubungan, yakni kreatinin, maka penelitian hanya dapat dilakukan sampai analisis bivariat.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif pada 88 pasien dengan diagnosis Penyakit Jantung Koroner dan menjalani pemeriksaan angiografi koroner di RS Hermina Bekasi dalam kurun waktu Januari-Oktober 2016. Rata-rata usia subjek penelitian adalah 57,32 ± 8,34 tahun. Sebagian besar subjek penelitian adalah laki-laki, yakni 64 orang dari 88 subjek penelitian 72,7. Pada populasi subjek penelitian, didapatkan hipertensi pada 77 orang sebesar 87,5, perokok sebanyak 17 orang 19,3, obesitas sebanyak 12 orang 13,6, 10 orang dengan dislipidemia 11,4, 21 orang dengan diabetes 23,9, 60 orang dengan gagal jantung 68,2, 5 orang gagal ginjal 5,7, 36 orang menderita penyakit iskemik jantung stabil 40,9, dan 52 orang menderita sindrom koroner akut 59,1. Karakteristik hasil pemeriksaan laboratorium subjek penelitian adalah sebagai berikut: rata-rata kadar hemoglobin adalah 14,08 ± 1,84 gdl, rata-rata hematokrit adalah 40,6 ± 1,84 , rata-rata jumlah leukosit adalah 9.212,05 ± 2.910,21 µl, rata-rata jumlah trombosit adalah 262.931,82 ± 80.512,69 µl, rata-rata kadar ureum adalah 32,9 ± 10,54 mgdl, dan rata-rata kadar gula darah sewaktu adalah 137,91 ± 63,25 gdl.

4.2.2 Hubungan Nilai Kreatinin dengan Tingkat Keparahan Penyakit Jantung

Koroner berdasarkan Sullivan Vessel Score Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara nilai kreatinin dengan tingkat keparahan penyakit jantung koroner berdasarkan Sullivan Vessel Score p 0,05. Dengan analisis bivariat menggunakan Chi Square, didapatkan bahwa pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 3,47 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR:3.47, 95 CI: 1,01-11,82, p0.05. Pasien yang mempunyai nilai kreatinin 1,2 mgdl mempunyai kemungkinan 4,1 kali untuk mengalami tingkat keparahan PJK dengan SVS lebih kecil yaitu 1 bila dibandingkan dengan SVS 3, dengan RR: 4,1, 95 CI: 1,34-12,02, p0.05. Sedangkan jika variabel dependen dibandingkan antara SVS 2 dengan SVS, maka didapatkan hasil yang tidak bermakna RR: 0,85, 95 CI: 0,27-2,62 p 0,05. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Akanda, et al, yang menemukan bahwa peningkatan kreatinin serum berhubungan dengan penyakit jantung koroner p 0,05 dan dapat dijadikan faktor prediktor dengan