Patofisiologi Inisiasi Aterosklerosis Penyakit Jantung Koroner .1 Definisi

9 Angiogenesis plak Plak aterosklerosis dapat mengembangkan mikrosirkulasinya sendiri karena migrasi dan proliferasi endotel. Faktor yang berperan adalah vascular endothelial growth factor VEGF Mineralisasi plak Receptor activator of NF- κB ligand RANKL menstimulasi pembentukan mineral sel otot polos lewat jalur bone morphogenetic protein 4 BNP4 – dependent. Gambar 2.1 Skema evolusi plak aterosklerosis 4 10 2.1.1.3 Sindrom Koroner Akut 2.1.1.3.1 Definisi Istilah Sindrom Koroner Akut SKA mengarah kepada gejala-gejala klinis dari iskemi miokardium akut. Berdasarkan gambaran dari elektrokardiogram EKG dan biomarker jantung, SKA dibagi menjadi Unstable Angina Pectoris, Non ST Elevation Myocardial Infarction NSTEMI, dan ST Elevation Myocardial Infarction STEMI. Unstable Angina Pectoris digambarkan dengan satu dari gejala-gejala berikut seperti nyeri dada yang terjadi saat beristirahat biasanya berlangsung lebih dari 20 menit, onset baru 2 bulan sebelumnya angina yang parah, nyeri dada dengan pola crescendo intensitas, durasi, dan frekuensi meningkat. Diagnosis NSTEMI ditegakkan bila terjadi iskemi sampai kerusakan miokardium sehingga menyebabkan biomarker dari nekrosis miokardium terlepas ke sirkulasi. Salah satu biomarkernya adalah Troponin T atau I, dan creatinine kinase muscle and brain CK-MB. Jika kerusakan miokardium berlanjut, maka pada gambaran EKG akan terlihat elevasi dari segmen ST yang disebut STEMI. Pada STEMI juga dapat ditemukan gelombang Q yang menandakan hilangnya fungsi elektrik dari jaringan jantung. 5 11 Gambar 2.2 Gambaran EKG pada STEMI 3

2.1.1.3.2 Patofisiologi

Sindrom Koroner Akut merupakan manifestasi dari infark miokardium. Infark miokardium disebabkan oleh aterosklerosis koroner. Disrupsi Plak, Trombosis, dan Sindrom Koroner Akut Patogenesis dari SKA berhubungan dengan endotel, sel inflamasi, dan trombogenisitas pada darah. Ketiga hal tersebut mempengaruhi stabilitas dari plak. Karakteristik plak yang mempunyai risiko tinggi untuk ruptur adalah plak yang inti lemaknya besar, kapsul fibrosa yang tipis, densitas yang tinggi dari makrofag dan limfosit T, kurangnya sel otot polos, peningkatan MMP, dan neovaskularisasi plak yang tinggi. Plak yang ruptur menjadi penyebab infark miokard sebanyak 75. Sedangkan sisanya diakibatkan oleh erosi endotel superfisial. Setelah plak ruptur ataupun erosi endotel superfisial terjadi, matriks subendotel yang banyak mengandung prokoagulan akan terpapar oleh darah sirkulasi. Paparan ini akan menyebabkan adhesi platelet dan diikuti pembentukan trombus. 4 Terdapat dua tipe trombus. Trombus merah terdiri dari banyak fibrin. 1 Trombus merah terbentuk akibat aktivasi kaskade koagulasi dan penurunan 12 aliran darah di arteri. 2 Trombus putih terdiri dari banyak platelet. Trombus putih terbentuk pada area dengan aliran bertekanan tinggi. Trombus merah biasanya melapisi trombus putih dan menyebabkan oklusi total. Selama proses ini, pasien mengalami nyeri atau rasa tidak nyaman akibat menurunnya aliran darah koroner. Infark miokard merubah sekuensi dari depolarisasi jantung sehingga terjadi perubahan EKG di kompleks QRS yang digambarkan dengan elevasi segmen ST danatau gelombang Q infark. Infark miokard juga menyebabkan biomarker jantung terlepas ke sirkulasi. Salah satu biomarkernya adalah Troponin spesifik jantung T atau I, dan kreatin kinase otot dan otak CK-MB. 14 Gambaran EKG dan biomarker jantung tersebut menentukan diagnosis dari Sindrom Koroner Akut yang merupakan ―payung‖ dari infark miokard. Gambar 2.3 Konsekuensi trombosis koroner 3 13

2.1.1.4 Penyakit Jantung Iskemik Stabil

Penyakit jantung iskemik stabil bersifat kronis dengan manifestasi berupa nyeri dada transien yang dapat diprediksi. Nyeri dada muncul saat pasien mengalami stres emosional dan aktivitas fisik yang berlebih. 3

2.1.1.4.1 Patofisiologi

Penyakit jantung iskemik stabil umumnya disebabkan oleh plak aterom yang terfiksasi. Saat keadaan istirahat, kebutuhan oksigen jantung masih dapat terpenuhi walaupun lumen arteri koroner menyempit. Namun pada saat pasien mengalami stres emosional dan aktivitas fisik yang berlebih, sistem saraf simpatis akan teraktivasi. Hal tersebut akan menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Arteri koroner yang menyempit karena plak aterom tidak bisa memenuhi kebutuhan oksigen jantung sehingga terjadi iskemi. Nyeri dada akibat iskemi tersebut akan mereda jika pasien mengambil waktu untuk beristirahat.

2.1.1.5 Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner

Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia. Pada tahun 2012, sebanyak 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau sebanyak 31 dari kematian di dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7,4 juta orang meninggal akibat Penyakit Jantung Koroner PJK. 1 Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukan bahwa prevalensi PJK berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen dari 1.027.763 orang. 2