19
komposisinya, sedangkan CAG hanya dapat menilai derajat penyempitan lumen arteri atau stenosis.
7
2.1.3.1 Sullivan Vessel Score
Sullivan Vessel Score adalah skor angiografik untuk mengkuantifikasi tingkat keparahan PJK. Sullivan Vessel Score dihitung dengan
menjumlahkan jumlah pembuluh darah dengan stenosis 70 reduksi diameter lumen arteri Left Artery Descending LAD, Left Circumflex LCx,
Right Coronary Artery RCA dan stenosis 50 pada arteri Left Main LM. Hasil skor tergantung jumlah pembuluh darah yang terdapat stenosis,
yaitu 0, 1, 2, dan 3.
18
Skor 0 menunjukkan tidak adanya pembuluh darah dengan stenosis bermakna. Skor 1 menunjukkan adanya satu pembuluh
darah dengan stenosis bermakna. Skor 2 menunjukkan adanya dua pembuluh darah dengan stenosis bermakna. Skor 3 menunjukkan adanya tiga pembuluh
darah dengan stenosis bermakna. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ian Neeland dkk, didapatkan skor Sullivan mempunyai korelasi terhadap
keparahan dan luas plak aterosklerosis yang dinilai menggunakan IVUS Spearmans multiple rho rank correlation: 0.76, p0.0001.
7
2.1.4 Kreatinin
Kreatinin adalah produk akhir metabolisme otot yang dilepaskan ke sirkulasi secara konstan.
19
Otot merupakan jaringan yang membutuhkan energi fosfat tinggi, yaitu adenosine triphosphate ATP. Pada saat
beristirahat, kreatin kinase akan mengkatalis ATP bersama kreatin dan membentuk sumber energi tinggi yaitu kreatin fosfat. Saat otot berkontraksi,
kreatin fosfat akan dimetabolisme menjadi kreatinin fosfat, dan bersama kreatin akan membentuk kreatinin.
20
20
Gambar 2.7 Metabolisme kreatin dan kreatinin
20
Kreatinin akan diekskresi oleh ginjal. Di ginjal, kreatinin akan difiltrasi secara bebas dan tidak direabsorpsi kembali.
21
Oleh karena itu, nilai kreatinin berhubungan dengan fungsi ginjal terutama fungsi filtrasi. Kadar kreatinin
21
dapat digunakan untuk menentukan laju filtrasi glomerulus LFG dengan rumus dari Modification of Diet in Renal Disease MDRD
22
, yaitu: LFG mLmenit1.73 m
2
= 186 x PCr [mgdL]
-1.154
x umur
-0.203
x 0.742 jika perempuan
Nilai kreatinin dalam serum ataupun plasma yang meningkat dapat menunjukan adanya penurunan fungsi ginjal. Nilai normal kreatinin adalah
1,2 mgdl. Pasien dikatakan mempunyai nilai kreatinin yang tinggi jika nilai kreatinin 1,2 mgdl.
8
2.1.5 Hubungan Kreatinin dengan Tingkat Keparahan Penyakit Jantung
Koroner
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa nilai kreatinin dapat dijadikan faktor prediktor independen terhadap penyakit kardiovaskuler. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Akanda, et al, ditemukan bahwa peningkatan kreatinin serum adalah faktor risiko independen untuk penyakit jantung
koroner dengan hazard ratio HR: 3.9, p0.001.
8
Penelitian yang dilakukan oleh Sule Korkmaz, et al, ditemukan bahwa kreatinin dapat dijadikan sebagai
faktor prediktor tingkat keparahan PJK menggunakan Sullivan Extent Score RR: 3.814, 95 CI: 2.149-6.768, p0.0001 dan Sullivan Stenosis Score RR:
4.037, 95 CI: 2.530-6.443, p0.0001
10
Walaupun banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kreatinin dapat dijadikan faktor prediktor penyakit jantung koroner, penelitian-penelitian
tersebut masih belum bisa menjelaskan hubungan secara langsung antara kreatinin dengan penyakit jantung koroner.
Beberapa penjelasan teoritik menyatakan bahwa peningkatan nilai kreatinin yang menunjukkan menurunnya fungsi ginjal atau insufisiensi ginjal