1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah
perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik
perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga
sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya menurut Harjito dan Martono 2005 dalam Eno Fuji 2013.
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham
sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
membayar dividend. Ada saatnya dividend tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan
kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividend tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka
2 harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan
jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan
sebuah perusahaan membayar dividend erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh
laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi. Dengan dividend yang besar akan meningkatkan nilai
perusahaan menurut Harjito dan Martono 2005 dalam Patriska 2013. Kebijakan dan pembayaran dividend pada perusahaan yang go
public mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada
umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk
dividend maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus-menerus untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang
sahamnya. Tentunya hal ini menjadi unik, karena di satu sisi kebijakan
dividend adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividend dan di sisi lain bagaimana kebijakan dividend ini
bisa dilakukan tanpa harus menghambat pertumbuhan perusahaan. Pada umumnya para investor yang tidak bersedia mengambil risiko risk
3 aversion mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi tingkat risiko
suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap risiko tersebut. Selanjutnya
dividend yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang.
Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividend dari pada capital gain. Dalam pelaksanaannya
kebijakan dividend suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang
saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. Di samping itu juga kepentingan bondholder yang dapat
mempengaruhi besarnya dividend kas yang dibayarkan. Dividend yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan
masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividend atau
keputusan dividend pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan
sebagai bagian dari laba ditahan. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang
perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi,
struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan
4 yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan
datang di ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat menutur Darwin 2004 dalam Kusumadilaga 2010.
Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai
perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan yang disajikan dalam laporan
keuangan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, perusahaan akan dianggap menguntungkan oleh calon investor sehingga para calon investor
bersedia membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan tersebut. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah
ROA Return on Asset. Return on asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan
atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan perbandingan antara net income terhadap total asset. Alasan penggunaan
ROA dalam penelitian ini adalah karena ROA memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah ROA dapat mengukur efisiensi
penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan menurut Hanafi dan
Abdul Halim 2004 dalam Mardiasari 2012. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham yang terefleksi dari keputusan keuangan dan
5 termanifestasi melalui keputusan pembiayaanpendanaan dan investasi
yang dilakukan oleh perusahaan dianggap penting, karena berhubungan dengan keberlangsungan hidup maupun kesempatan berkembang bagi
perusahaan. Keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan utang leverage dalam membiayai investasi diharapkan
dapat meningkatkan nilai perusahaan, sehingga dapat memberikan kemakmuran pemegang sahamnya, karena penggunaan utang memiliki
dua keunggulan penting. Pertama, bunga dibayarkan dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif utang
tersebut. Kedua, kreditor akan mendapatkan pengembalian dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungannya jika
bisnis berjalan sangat baik. Oleh sebab itu, pilihan perusahaan untuk menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Myers 1977 dalam Eno fuji 2014 memperkenalkan
set peluang investasi Investment Opportunity Set dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurutnya Investment Opportunity
Set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa
yang akan datang. Investment Opportunity Set IOS merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki asset in place dan pilihan
investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.
6 Kebijakan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana
yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Manajemen keuangan memutuskan penggunaan dana yang diperoleh
perusahaan baik dari bank maupun dari pasar modal atau dari pihak lain untuk ditanamkan pada aktiva tetap maupun aktiva lancar. Investasi
merupakan suatu tindakan mengeluarkan dana saat sekarang yang diharapkan untuk memperoleh arus kas masuk pada waktu-waktu yang
akan datang, selama proyek itu berjalan. Maksimisasi nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan
memperhatikan stake holder. Keseimbangan pencapaian tujuan stake holder
perusahaan, dapat
menjadikan perusahaan
berpeluang mendapatkan keuntungan optimal sehingga kinerja perusahaan akan dinilai
baik oleh investor. Investment Opportunity Set Set Kesempatan Investasi
menunjukkan investasi perusahaan atau opsi pertumbuhan. Nilai opsi pertumbuhan tersebut tergantung pada discretionary expenditure
manajer. Manajemen investment opportunities membutuhkan pembuatan keputusan dalam lingkungan yang tidak pasti dan konsekuensinya
tindakan manajerial menjadi lebih unobservable. Tindakan manajer yang unobservable dapat menyebabkan prinsipal tidak dapat mengetahui
apakah manajer telah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan prinsipal atau tidak.
7 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang tercermin melalui Leverage, Return On Asset ROA, investment
opportunity set IOS, dan Dividend Payout Ratio terhadap nilai perusahaan pada publik di Bursa Efek Indonesia. maka peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Leverage, ROA,
Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan
” dengan menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode
pelaporan keuangan 2009 hingga 2013. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya,
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Eka Zahra dan Kusuma 2012 serta Nilla Mardiasari 2013. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu Eka Zahra dan Kusuma
2013 adalah hanya memakai leverage sebagai variabel independen yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan, dan Nilla Mardiasari
2012 menggunakan variabel Dividend Payout Ratio sebagai variabel dependennya Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti
mengganti dengan variabel independen yaitu return on asset dan investment opportunity set sebagai variabel independenya dan Nilai
Perusahaan sebagai variabel dependennya.
8 2. Studi Kasus yang digunakan pada penilitian ini adalah perusahaan
manufatur yang terdaftar di BEI sedangkan penilitian sebelumnya Eka Zahra dan Kusuma 2012 menggunakan perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di BEI dan Nilla Mardiasari 2012 menggunakan perusahaan yang masuk dalam daftar efek syariah.
3. Periode penelitian ini meliputi periode pelaporan keuangan pada periode tahun 2009 hingga 2013 sedangkan pada penelitian
sebelumnya, Nilla Mardiasari 2012 menggunakan data pada periode tahun 2007 sampai dengan 2010.
B. Rumusan Masalah