Dividend Payout Ratio Tinjauan Literatur 1. Nilai Perusahaan

25

5. Dividend Payout Ratio

Rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio merupakan penentu jumlah laba yang akan dapat ditahan dalam sebuah perusahaan sebagai sumber pendanaannya dan juga sebagai penentu berapa laba dividen yang akan dibagi kepada para investor. Van Horned and Wachowicz 2010 mengatakan bahwa aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan. Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor, dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus yang diterima investor. Jika dividen merupakan satu-satunya arus kas, maka model diskonto dividen dapat digunakan sebagai pengukur arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham. Secara sistematis DPR dapat dirumuskan sebagai berikut : DPR = Dividend Per Share Earning Per Share Menurut Setyawan 1995 dalam Amalia Nur 2008 menyatakan bahwa dividend payout ratio merupakan perbandingan antara Dividend per share dengan earning per share, jadi secara perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan dividend per share terhadap pertumbuhan earning share. Dividen merupakan salah satu tujuan investor melakukan investasi saham, sehingga apabila 26 besarnya dividen tidak sesuai dengan yang diharapkan maka ia akan cenderung tidak membeli suatu saham atau menjual saham tersebut apabila telah memilikinya. Menurut Brigham 1999 dalam Amalia Nur 2008 menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu: 1. Devidend irrelevance theory Suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio DPR tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak EBIT dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan. 2. Bird in the hand Theory. Menurut Brigham tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal capital gain yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Pendapat ini diberi nama bird in the hand fallacy. Brigham beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Namun, teori lain berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memiliki resiko 27 yang sama, oleh sebab itu tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh DPR tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru. 3. Tax preference theory Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Menurut Setyawan 1995 dalam Sri Hermuningsih 2007 mengelompokkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividend yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya: likuiditas perusahaan, tingkat laba, kemampuan untuk meminjam, dan sebagainya. Dari pengaruh intern ini perusahaan dapat mempengaruhi dan mengendalikan secara aktif sehingga akibatnya dapat dirasakan secara langsung. Faktor ekstern yang merupakan pengaruh yang berasal dari luar perusahaan, misalnya: pajak atas dividend, pajak atas capital gain, akses ke pasar modal, perundangan dan sebagainya. Dari pengaruh faktor ekstern ini perusahaan harus berusaha untuk menyesuaikan karena sulit untuk mengendalikannya. Menurut Brigham 1999 dalam Yangs 2011 dua teori lain yang dapat membantu untuk memahami kebijakan dividen adalah : 28 1. Information content or signaling hypothesis Di dalam teori ini Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen yang dibawah penurunan normal diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mengalami masa sulit di masa mendatang. Namun demikian sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin preferensi terhadap dividen. 2. Clientele Effect Menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok investor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatu DPR yang tinggi, sebaliknya kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini ebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Teori lainnya mengatakan bahwa dividen adalah pembayaran bagian laba perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk dividen adalah sebagai berikut: 1 Cash dividend adalah dividen yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai 29 cash. 2 Script dividend adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sebagai dividen. 3 Property dividend adalah dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk barang- barang tak berupa uang tunai ataupun modal saham perusahaan. 4 Liquidating dividend adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba cash dividen 5 Stock dividend adalah dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham - saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Besarnya dividen tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Menurut Bodie 1999 dalam Yangs 2008 secara umum kebijakan dividen ditempuh perusahaan adalah salah satu dari kebijakan ini,yaitu : 1.Constant dividen payout ratio terdapat beberapa cara mengatur dividen payout ratio yang dibagikan secara tetap dalam persentase atau rasio tertentu, yaitu : a membayar dengan jumlah persentase yang tetap dari pendapatan tahunan, b mennentukan dividen yang akan diberikan dalam setahum sama dengan jumlah dalam persentase yang tetap dari keuntungan tahun sebelumnya, dan c menentukan proyeksi payout ratio untuk jangka waktu panjang. 2. Stable per Share dividend merupakan kebijakan yang 30 menetapkan besaran dividen dalam jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukan perusahan yang sselalu mempertahankan laba tinggi. Prosedur Pembayaran Dividen Didalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emiten selalu dividen tersebut baik baik dividen tunai maupun dividen saham. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan didalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut menurut Ang 1997 dalam Yangs 2011 : 1. Tanggal Pengumuman Declaration Date Merupakan tanggal resmi pengumuman oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. 2. Tanggal Cum Dividend Cum Dividend Date Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham. 3. Tanggal Ex Dividend Ex Dividend Date Merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen. 4. Tanggal Pencatatan dalam daftar pemegang saham Date of Record 31 Merupakan tanggal dimana investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham. 5. Tanggal Pembayaran Payment Date Merupakan tanggal dimana para pemegang saham sudah dapat mengambil dividen yang diumumkan oleh emiten.

B. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 44 107

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

1 36 108

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 41

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size Dan Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

1 16 143

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131