Metode Analisis Data Analisis Pengaruh Harga, Promosi, Lokasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Memilih Jasa Pengiriman: (Studi Kasus PT. Citra Van Titipan Kilat, Cabang Pondok Indah Jakarta)

49

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah diperoleh yang diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian ini. a. Studi Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan menggali berbagai teori yang didapat dari buku pegangan, jurnal, media massa, internet yang berkaitan langsung dengan topik penelitian. Untuk kemudian dipilih beberapa yang ada relevansinya dengan analisa yang dilakukan. b. Teknik Dokumentasi Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data-data perusahaan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode eksplanatori. Penelitian eksplanatori ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara harga, promosi, lokasi dan kualitas pelayanan terhadap keputusan memilih, dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert Merupakan skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap butir yang menggunakan produk atau jasa. Dalam kuesioner ini digunakan skala likert yang terdiri dari sangat setuju, 50 setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala Likert adalah skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap objek yang akan diukur. Jawaban dari kuesioner tersebut diberi bobot skor atau nilai sebagai berikut : SS = Sangat Setuju = 5 S = Setuju = 4 R = Ragu-ragu = 3 TS = Tidak Setuju = 2 STS= Sangat Tidak Setuju = 1

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini responden tidak diharuskan memberikan alasan untuk mengetahui apakah pengumpulan data dari kuesioner tersebut baik, harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas dengan menggunakan data yang diperoleh dari perhitungan dengan tehnik pemberian skala seperti pada Skala likert. Apabila hasil perhitungan SPSS sama dengan hasil yang tertera pada kuesioner maka hasil tersebut cocok. a. Uji Validitas Analisis ini ditujukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi bila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran. Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang diukur Husein Umar 2003 : 176. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. suatu kuesioner dikatakan valid jika 51 pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu menggungkapkan sesuatu yang terukur. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS dengan judul Item-Total Statistic. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item- Total Correlation. Tingkat validitas dapat diukur dengan melakukan korelasi antara skor butir pernyataan dengan total skor variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom df = n-k-1 dengan alpha 5 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atas pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Azwar, 2001:78 analisis reliabilitas adalah indeks yang menunjukan tingkat kekuatan suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Reliabilitas sering diartikan juga sebagai keajegan atau konsisten. Hal ini berati bahwa suatu alat ukur memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil pengukuran diujikan berkali – kali terhadap subyek yang sama selalu menunjukan hasil atau skor yang sama. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut mempunyai kendala dalam pengukuran rumus yang digunakan adalah rumus koefisien alpha.                2 2 1 1 x j s s k k  52 Dimana : k = Banyaknya belahan tes Sj 2 = Varian belahan ; j = 1, 2, ..... k S x 2 = Varian skor tes Dalam suatu kelompok item – item pertanyaan dinyatakan reliabel bilamana angka koefisisen   0,60. Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach alpha, dengan jumlah sampel uji coba kuesioner sebanyak 20 responden. Suatu instrumen penelitian dinyatakan reliable apabila nilai r alpha 0,60. Perhitungan reliabilitas alat ukur penelitian ini dilakukan dengan bantuan program program SPSS for Windows Release 16.00. Dari hasil perhitungan semua item diperoleh nilai r alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut reliabel.

2. Uji asumsi klasik

Model regresi berganda dapat disebut sebagai model yang baik, jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data yang terbatas dari asumsi klasik statistik, baik itu normaltas, multikolinearitas, dan heterokedasitas. Sebelum pengujian hipotesis, juga diuji apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik, diantaranya : a. Uji Multikoliniearitas Istilah kolinearitas ganda multicolinearity diciptakan oleh Ranger Fish di dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis Be Means Of Complete Regression System ” artinya istilah itu berarti adanya 53 hubungan linear yang sempurna atau eksak perfect exact diantara variabel – variabel bebas dalam model regresi. Menurut Bhuono 2005:59 untuk mendeteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa variabel dependen. 1 Jika nilai Varians Inflation Faktor VIF tidak lebih dari 10 dan tolerande tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF = 1Tolerance, jika VIF = 10 maka tolerance = 110 = 0,1 semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. 2 Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independent kurang dari 0.70. Maka model dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. 3 Jika nilai koefisien determinan R-Square di atas 0.6 namun tak ada variabel independent yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka model terkena multikolinearitas. b. Uji Heterokedastisitas Asumsi heteroskedastisitas ialah apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data pengamatan yang lain. Jika ciri ini terpengaruhi, berarti variasi faktor pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak dapat dipenuhi, maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan terhadap faktor pengganggu sedemikian 54 itu disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastis dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut bhuono 2005,63-63 untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas ada beberapa cara yaitu : 1 Melihara grafik polt antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. 2 Dasar analisis jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas secara titik-titik menyebar di atas dan dibawah titik origin pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Bhuono 2005 : 62, cara untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedasitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scartterplot model tersebut. analisis pada gambar scartterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokesdastisitas jika : 1 Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2 Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3 Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4 Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 55 c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Singgih Santoso 2004 : 24 ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah : 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Regresi Linier Berganda

a. Koefisien Korelasi

Salah satu syarat penggunaan teknik korelasi adalah terdapatnya hubungan antara variabel X dan Y yang bersifat linier. Hubungan yang linier dapat dianalisis secara diagramatis dengan cara menggambarkan apakah dari titik pada diagram pencar bisa ditarik garis lurus yang mewakili semua titik yang berpencar tersebut atau tidak. Apabila dari diagram pencar tersebut dapat ditarik garis yang sesuai dengan pola diagram pencar tersebut, berati variabel - variabel itu memiliki hubungan 56 yang linier. Sebaliknya, jika pada diagram pencar tersebut tidak dapat digaris yang mengandung pola tertentu, hubungan yang terjadi adalah non linier. Ukuran yang menentukan terpencarnya titik – titik itu, jika antara variabel – variabel itu mempunyai hubungan linier, dinamakan koefisien korelasi. Dengan kata lain, koefisien korelasi merupakan ukuran besar kecilnya atau kuat tidaknya hubungan antara variabel - variabel apabila bentuk hubungan tersebut linier. Analisa statistik ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara 2 dua varibel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal ini yang akan dicari adalah hubungan harga, promosi, lokasi dan kualitas pelayanan sebagai variabel bebas dan tindakan keputusan memilih sebagai varibel terikat. Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kedua variabel independent dan dependent. 2 2 2 2           y y n x x n y x xy n r Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variable sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Bila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan positif dan hubungannya sangat kuat. 57 Bila r = -1, atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan negatif dan hubungannya sangat kuat. Tanda plus + dan - pada koefisien korelasi memiliki arti yang khas. Bila r = posistif, maka korelasi antara ke 2 variabel bersifat searah, dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai-nilai x terjadi bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan nilai y. Bila r = negatif, maka kenaikan nilai-nilai x terjadi bersama- sama dengan penurunan nilai-nilai y atau sebaliknya. Dajan, 1990 Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Koefisien Korelasi Internal Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199 Sangat rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat 0.80 – 1.000 Sangat kuat Sumber : Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis, 2003:183

b. Analisa Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah data pengaruh yang positif dari variabel independen X 1 , X 2 , X 3 terhadap variabel dependen Y dengan model regresi sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e i Dimana : Y = Variabel dependen keputusan memilih X 1 = Harga X 2 = Promosi X 3 = Lokasi 58 X 4 = Kualitas Pelayanan ei = standard error a = Konstanta b = Koefisisen regresi yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen

c. Analisis Koefisien Determinasi Berganda

Digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh dari seluruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Nilai R 2 koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1. Jika nilai R 2 = 1 berarti 100 persen total variasi variabel dependen diterangkan oleh variabel independen. Jika R 2 = 0 berarti tidak ada variasi Y yang di terangkan oleh X 1 , X 2 , X 3 maupun X 4 .

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial Atau Uji t

Metode pengujian ini untuk menguji koefisien korelasi secara parsial dari variabel terikat. 1 Membuat formulasi hipotesis Ho : b 1 = 0 hipotesis nihil Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen X terhadap variabel dependen Y. 59 Ha : b 1 ≠ 0 hipotesis alternatif Artinya ada pengaruh yang signifikan dari varibel independen X terhadap variabel dependen y . 2 Menentukan level signifikasi dengan menggunakan t – tabel. 3 Menghitung nilai t – statistik dengan rumus : th = 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2        y y r k n ry 4 Mengambil keputusan a Jika Sig t 0,05 maka H a ditolak, H o diterima, berarti secara parsial tidak ada pengaruh anatara variabel bebas dengan variabel terikat. b Jika Sig t 0,05 maka H a diterima, H o ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh anatara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila Z hitung lebih besar atau lebih kecil dari Z tabel atau nilai significan t, maka H o ditolak dan H a diterima berarti terdapat pengaruh secara parsial.

b. Uji Secara Serentak Atau Uji F

1 Membuat formulasi hipotesis Ho : β 1 , β 2 , β 3 , β 4 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen x secara bersama-sama terhadap variabel dependen y. 2 Menentukan level signifikasi dengan tabel F – tabel 60 3 Mencari F – hitung dengan rumus : F – hitung = R 2 k – 1 1 – R 2 n – k Dimana: R2 = koefisien regresi yang ditentukan k = jumlah variabel bebas n = jumlah sample F = F hitung yang selanjutnya diuji dengan F tabel 4 Mengambil keputusan a Jika F hitung F tabel maka H a diterima, H o ditolak, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. b Jika Sig F hitung F tabel maka H a ditolak, H o diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

E. Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Isi Extra Produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi Medan

0 69 101

Pengaruh Produk, Pelayanan, Promosi dan Lokasi Terhadap Keputusan Masyarakat Memilih Bank Syariah di Surakarta

10 64 22

ANALISIS PENGARUH PELAYANAN, PROMOSI, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Analisis Pengaruh Pelayanan, Promosi, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Matahari Departement Store (studi Kasus Matahari Departemen Stor

0 2 17

PENGARUH KUALITAS, HARGA, LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK Pengaruh Kualitas, Harga, Lokasi Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Distro (Distributor Outlet)Rown Division Di Solo.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KEDAI Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Di Kedai CS Warung Kopi Mendungan Kartasura.

0 4 17

ANALISIS PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN Analisis Pengaruh Harga, Promosi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Buku Di Togamas Jl. Dr. Moewardi No. 21 Solo.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN Analisis Pengaruh Harga, Promosi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Buku Di Togamas Jl. Dr. Moewardi No. 21 Solo.

0 1 17

PENGARUH KUALITAS, HARGA, LOKASI DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Pengaruh Kualitas, Harga, Lokasi Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Di Mahkota Accesories Solo.

2 7 13

ANALISIS PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA RENTAL MOBIL DI SURAKARTA

0 0 15

ANALISIS PENGARUH HARGA, PROMOSI, LOKASI, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG KONSUMEN

0 3 162