Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Isi Extra Produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi Medan

(1)

1  

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA 1 MEDAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN ISI EXTRA PRODUK SHAMPOO SUNSILK SACHET ISI EXTRA TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN PADA SWALAYAN MAJU BERSAMA JL. MANGKUBUMI MEDAN

Skripsi OLEH :

CHIQUITA DS PASARIBU 0605020004

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara 2010

   


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil kerja sendiri melalui penelitian yang saya lakukan.

Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan sebagaimana semestinya.

Medan, Juni 2010

(Chiquita DS Pasaribu)


(3)

3  

ABSTRAK

Chiquita DS Pasaribu (2010). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Isi Extra Produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi Medan, dibimbing oleh Prof. Dr. Amrin Fauzi, Prof. Dr. Paham Ginting, MSi selaku dosen penguji I, Dra. Yulinda, MSi selaku dosen penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kualitas produk, harga, dan isi extra terhadap minat beli. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas produk, harga, dan isi extra berpengaruh terhadap minat beli. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu: “kualitas produk, harga, dan isi extra berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen”.

Populasi sasaran adalah konsumen produk shampoo sunsilk sachet isi

extra yang ada pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi. Teknik

pengambilan sampel menggunakan metode aksidental sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dan menggunakan kuesioner. Variabel yang diukur menggunakan skala Likert. Penggolongan data menggunakan perangkat lunak SPSS veri 16 dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda.

Hasil menunjukkan bahwa minat beli dapat dijelaskan oleh kualitas produk, harga, dan isi extra dapat dijelaskan sebesar 53,7% serta sisanya 46,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional Variabel ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 10

5. Jenis dan Sumber Data ... 10

6. Teknik Pengumpulan Data ... 10

7. Populasi dan Sampel ... 11

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12

9. Teknik Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu ... 18

B. Pemasaran ... 18

C. Bauran Pemasaran ... 19

1. Produk (Product) ... 20

2. Harga (Price) ... 24

3. Promosi (Promotion) ... 27

4. Distribusi (Distribution) ... 34

D. Pengertian Minat Beli Konsumen ... 35

E. Model Perilaku Konsumen ... 36

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Unilever ... 45


(5)

5  

E. Deretan Produk Sunsilk Sachet Isi Extra ... 48

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

1. Uji Validitas ... 50

2.Uji Reliabilitas ... 52

B. Analisis Deskriptif ... 52

1. Deskriptif Sampel ... 53

2.Deskriptif Variabel ... 55

C. Uji Asumsi Klasik ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Heteroskedastisitas ... 64

3. Uji Multikolinearitas ... 67

D. Uji Hipotesis ... 68

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 68

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 70

E. Uji Koefisien Determinasi ... 71

F. Analisis Regresi Berganda ....... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Merek Shampoo dan Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 4

Tabel 1.2  Operasional Variabel ... 9

Tabel 1.3  Instrumen Skala Likert ... 10

Tabel 4.1  Item Total Statistics ... 51

Tabel 4.2  Reliability Statistics ... 52

Tabel 4.3  Karakter Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.4  Karakter Sampel Berdasarkan Umur ... 54

Tabel 4.5  Karakter Sampel Berdasarkan Pekerjaan ... 55

Tabel 4.6  Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Produk ... 56

Tabel 4.7  Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga ... 57

Tabel 4.8  Distribusi Jawaban Responden Tentang Isi Extra ... 59

Tabel 4.9  Distribusi Jawaban Responden Tentang Minat Beli ... 60

Tabel 4.10 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 64

Tabel 4.11  Uji Glesjer ... 66

Tabel 4.12  Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 4.13  Hasil Uji Signifikansi Parsial ... 68

Tabel 4.14  Uji F ... 71

Tabel 4.15  Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 72


(7)

7  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model Kerangka Konseptual ... 6

Gambar 2.1  Marketing Mix ... 19

Gambar 2.2  Model Perilaku Konsumen ... 37

Gambar 2.3  Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 41

Gambar 3.1  Sunsilk Anti-dandruff ... 48

Gambar 3.2  Sunsilk Damaged Hair Treatment ...  49

Gambar 3.3  Sunsilk Hair Fall Solution ...  49

Gambar 3.4  Sunsilk Black Shine ...  49

Gambar 3.5  Sunsilk Soft & Smooth ...  49

Gambar 4.1  Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Produk ... 61


(8)

ABSTRAK

Chiquita DS Pasaribu (2010). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Isi Extra Produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi Medan, dibimbing oleh Prof. Dr. Amrin Fauzi, Prof. Dr. Paham Ginting, MSi selaku dosen penguji I, Dra. Yulinda, MSi selaku dosen penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kualitas produk, harga, dan isi extra terhadap minat beli. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas produk, harga, dan isi extra berpengaruh terhadap minat beli. Hipotesis dari permasalahan yang ada yaitu: “kualitas produk, harga, dan isi extra berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen”.

Populasi sasaran adalah konsumen produk shampoo sunsilk sachet isi

extra yang ada pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi. Teknik

pengambilan sampel menggunakan metode aksidental sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dan menggunakan kuesioner. Variabel yang diukur menggunakan skala Likert. Penggolongan data menggunakan perangkat lunak SPSS veri 16 dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda.

Hasil menunjukkan bahwa minat beli dapat dijelaskan oleh kualitas produk, harga, dan isi extra dapat dijelaskan sebesar 53,7% serta sisanya 46,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.


(9)

8  

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui peningkatan sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan pengembangan sumber daya manusia. Persaingan untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen telah menempatkan konsumen sebagai pengambil keputusan. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam pemasarannya untuk menarik dan mempertahankan konsumennya. Semakin banyaknya perusahaan sejenis yang beroperasi dengan berbagai produk/ jasa yang ditawarkan, membuat masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhannya. Berbagai cara ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati oleh konsumen.

Perusahaan dapat menciptakan permintaan konsumen dengan memotivasi konsumen untuk membeli produknya, dalam hal ini perusahaan perlu menarik minat konsumen melalui penciptaan kualitas prima, promosi yang menarik dan harga yang bersaing. Kualitas produk, harga dan promosi seringkali menjadi pertimbangan utama konsumen dalam membeli dan menggunakan suatu produk. Kualitas yang baik, harga yang wajar serta promosi yang gencar merupakan syarat utama yang harus dipenuhi perusahaan jika ingin produknya laku di pasaran. Dengan meningkatnya persaingan, konsumen dihadapkan pada banyaknya produk


(10)

yang sejenis namun berbeda dalam kualitas, harga dan promosi. Apabila kompetisi berlangsung gencar, perbedaan yang sedikit sekalipun jauh lebih berarti daripada memberikan produk tanpa nilai tambah apapun (Maulana 2001: 23).

Durianto (2003:109) berpendapat bahwa minat membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.

Harga memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Kesuksesan dalam penetapan harga merupakan elemen kunci dalam bauran pemasaran. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, oleh sebab itu harga dapat dikatakan mendatangkan laba bagi perusahaan. Harga dapat menjadi alat yang menjadi kompetitif dalam bersaing. Harga dapat sementara dikurangi untuk menciptakan minat beli atas suatu produk atau untuk menarik lebih banyak pelanggan ke toko-toko eceran (Sunarto 2004: 209).

Salah satu strategi untuk memperkenalkan dan memancing minat beli konsumen terhadap suatu produk adalah promosi penjualan. Secara luas, promosi penjualan dapat didefinisikan sebagai bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah


(11)

10  

promosi produk ini, dikemukakan bahwa terdapat penambahan isi secara gratis

(extra) di dalam kemasan shampoo. Sebuah variasi dari tawaran ini adalah ketika pemasar mengembangkan paket khusus dari produk yang mengandung lebih banyak kuantitas tetapi harga rendah secara proporsional. Ini adalah sebuah metode untuk "load" konsumen dengan produk. Teknik ini sering digunakan untuk memperkenalkan ukuran besar baru dari produk atau untuk terus mendorong penggunaan dan juga untuk meningkatkan konsumsi.

Perusahaan harus mampu menciptakan suatu kualitas produk yang sesuai dengan harapan konsumen sebab dengan demikian akan dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan juga. Shampoo Sunsilk adalah salah satu produk unggulan PT.Unilever yang sudah lama dikenal masyarakat sebagai shampoo yang mengandung bahan alami untuk merawat kesehatan dan keindahan rambut. Ungkapan “Back to Nature” sering kita dengar, dan hal ini juga mewarnai persepsi kualitas shampoo Sunsilk yang mengandung keaslian dan kealamian bahan-bahan yang berasal dari alam.

Berdasarkan survei kepuasan pelanggan (customer satisfaction/CS) yang dilakukan oleh majalah SWA September 2009 tentang merek-merek paling bernilai atau berkinerja terbaik di Indonesia shampoo “Sunsilk” menduduki peringkat pertama dalam kategori produk shampoo, disusul pesaing-pesaing seperti shampoo merek Pantane, Clear, Head & Shoulders, Lifebuoy dan produk shampoo lainnya masih berada dibawah shampoo merek Sunsilk. Hal ini menunjukkan bahwa shampoo “Sunsilk” mempunyai daya tarik tersendiri bagi


(12)

konsumen sebagai shampoo yang telah terbukti mempunyai keandalan merek (lihat Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Merek Shampoo dan Tingkat Kepuasan Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Merek

1 Sunsilk 2 Pantene 3 Clear

4 Head & Shoulders

5 Lifebuoy 6 Dove 7 Rejoice

Sumber : Sumariyati (SWA September 2009: 37)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Isi Extra Produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra Terhadap

Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi

Medan

”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kualitas produk, harga, dan isi extra

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk Shampoo Sunsilk isi extra kemasan sachet pada konsumen Swalayan Maju Bersama Jalan Mangkubumi Medan?


(13)

12  

C. Kerangka Konseptual

Perusahaan dapat menciptakan permintaan konsumen dengan memotivasi konsumen untuk membeli produknya, dalam hal ini perusahaan perlu menarik minat konsumen melalui penciptaan kualitas prima, promosi yang menarik dan harga yang bersaing. Kualitas, harga dan promosi seringkali menjadi pertimbangan utama konsumen dalam membeli dan menggunakan suatu produk. (Maulana 2001: 23).

Durianto (2003:109) berpendapat bahwa minat membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya minat beli konsumen.

Menurut Sunarto (2004: 209) harga memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Kesuksesan dalam penetapan harga merupakan elemen kunci dalam bauran pemasaran. Harga dapat menjadi alat yang menjadi kompetitif dalam bersaing. Harga dapat sementara dikurangi untuk menciptakan minat beli atas suatu produk atau untuk menarik lebih banyak pelanggan ke toko-toko eceran.

Chandra (2008: 101) berpendapat bahwa gratis (isi extra) dalam marketing dipergunakan untuk menarik minat pembeli untuk menggunakan produk atau layanan sebuah perusahaan. Umumnya produk atau layanan gratis diberikan sebagai nilai tambah dari produk atau layanan standar. Produk gratis diberikan sebagai daya tarik orang untuk membelinya. Promosi ini diharapkan akan


(14)

mempengaruhi minat beli konsumen sehingga mampu meningkatkan penjualan dan dapat terus bersaing. Sulaksana (2003: 109) berpendapat bahwa promosi penjualan (seperti paket bonus, kupon, deals, premium, undian, dll) merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran yang dapat merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen atau pedagang.

Gambar 1.1 : Model Kerangka Konseptual

Sumber: (Durianto 2003:109) (Sunarto 2004: 209) (Sulaksana 2003: 109) (Chandra 2008: 101) (Maulana 2001: 23) (Diolah Penulis)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah: kualitas produk, harga, dan isi extra berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, dan isi extra terhadap minat beli konsumen pada

Kualitas Produk(X1)

Isi Extra (X3)

Minat Beli (Y) Harga (X2)


(15)

14  

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi perusahaan, bagi penulis dan juga bagi peneliti selanjutnya. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan di dalam usaha pemasaran produknya, sehinggga dapat memperhatikan faktor-faktor yang dimiliki oleh produk yang mereka tawarkan.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta memperluas wawasan penulis mengenai minat pembelian dan juga tentang manajemen pemasaran.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini kiranya dapat memberikan masukan atau sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas (X)

X1 : Kualitas produk


(16)

X3 : Isi extra

b. Variabel terikat (Y) : Minat beli konsumen Swalayan Maju Bersama Jalan Mangkubumi Medan.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah kualitas produk, harga, dan isi extra.

1) Kualitas produk (X1) adalah kemampuan produk untuk

melaksanakan fungsinya, termasuk keawetan, ketepatan, kemudahan dipergunakan dan diperbaiki, serta atribut bernilai yang lain.

2) Harga (X2) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk

atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jas tersebut.

3) Isi extra (X3) atau bonus packs merupakan pemberian produk lebih

dari produk yang sama dengan harga yang tetap.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah minat beli konsumen Swalayan Maju Bersama Jalan Mangkubumi Medan. Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.


(17)

16  

Tabel 1.2 Operasional Variabel

Variabel Indikator Variabel Skala

Pengukuran 1. Kualitas produk (X1) 1. Kandungan (bahan yang

digunakan) 2. Varians

3. Kualitas memuaskan

Skala Likert

2. Harga (X2) 1. Kesesuaian harga

2. Harga terjangkau

Skala Likert 3. Isi extra (X3) 1.Isi tambahan/ extra.

2. Kemasan yang lebih besar. 3. Ukuran kemasan

Skala Likert

4. Minat beli konsumen Swalayan Maju Bersama Jalan

Mangkubumi Medan (Y)

1. Kualitas produk 2. Harga

3. Isi extra

Skala Likert

Sumber: (Durianto 2003:109) (Sunarto 2004: 209) (Sulaksana 2003: 109) (Chandra 2008: 101) (Maulana 2001: 23) (Diolah Penulis)

3. Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2006: 105)

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.


(18)

Tabel 1.3

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-Ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2006: 105)

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 – Juni 2010. Lokasi penelitian yakni Swalayan Maju Bersama, Jl. Mangkubumi No.3-5 Medan.

5. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan melakukan wawancara.

b. Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk mendukung penelitian.


(19)

18  

Pengumpulan data dengan mangadakan tanya jawab dengan responden maupun dengan manajer Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi Medan.

b. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan yang telah ditetapkan sebagai sampel atau responden penelitian.

c. Studi Pustaka

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari Swalayan Maju Bersama Jalan Mangkubumi Medan, maupun dari buku-buku literatur, jurnal, majalah, dan internet.

7. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian adalah pembeli shampoo Sunsilk sachet isi extra di Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi yang rata-rata per bulannya mencapai 273 orang. b. Sampel

Menurut Kuncoro (2003: 103), sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi, ukuran sampel yang layak digunakan adalah 30-500 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah aksidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai


(20)

sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2006: 77). Kriteria sampel yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Konsumen yang pernah membeli shampoo Sunsilk sachet isi extra di Swalayan Maju Bersama minimal satu kali pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi Medan.

2. Konsumen berumur 16-35 tahun karena dianggap berada pada usia yang sudah mampu mengambil keputusan.

Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Ginting 2008: 132) sebagai berikut:

Dimana : n = jumlah sampel N = ukuran populasi e = batas kesalahan

Dengan demikian, jumlah sampel yang diperoleh adalah :

Pada penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 75 orang.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Suatu skala ukur dikatakan valid


(21)

20  

(Sugiyono 2006: 109). Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono 2006: 110). Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliable alat pengukur dan sebaliknya. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS for Windows Versi 16.0.

9. Teknik Analisis Data

a. Metode Penelitian Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Analisis deskriptif digunakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menginterprestasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dalam perhitungan.


(22)

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (kualitas produk, harga, isi extra) terhadap variabel terikat (minat beli).

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = minat beli a = konstanta

b1...b3 = koefisien regresi

X1 = variabel kualitas produk

X2 = variabel harga

X3 = variabel isi extra

e = standar error

c. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. 2. Uji Heteroskedastisitas

Digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut


(23)

22  

homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terdapat terdapat korelasi antara variabel bebas maka dapat dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan:

1. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius. 2. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang serius.

d. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 ; b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1≠ 0

Artinya secara pasrial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:


(24)

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H0 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% e. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekat nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.


(25)

24  

Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

   


(26)

BAB II

URAIAN TEORETIS

A. Penelitian Terdahulu

Budiyanto dan Stella (2003) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, dan Kepercayaan Konsumen di Siwalankerto Mengenai Kualitas, Promosi, dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Samphoo Sunsilk”. Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas, promosi, dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, serta kualitas merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pembelian.

B. Pemasaran

Pemasaran umumnya dipandang sebagai serangkaian tugas dari menciptakan, mempromosikan, dan mengantarkan barang dan jasa kepada konsumen dan bisnis. Oleh karena itu, pemasar layaknya memiliki kemampuan dalam merangsang keinginan terhadap suatu produk. Akan tetapi, hal ini merupakan pandangan yang terbatas dari tugas-tugas yang dilakukan oleh pemasar.

Menurut Kotler (2003: 5), pemasaran merupakan suatu proses kemasyarakatan yang mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran nilai produk dan servis terhadap yang lain. Pemasaran merupakan


(27)

26  

salah satu alat paling kuat yang digunakan oleh organisasi dalam usaha yang tidak pernah berakhir untuk bertahan dan bertumbuh.

C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Sandhusen dalam Kotler (2003) memberikan definisi atas marketing mix

melalui dua perspektif, yaitu dari sudut pandang produsen dan dari sudut pandang konsumen. Dari sudut pandang produsen, marketing mix dinilai sebagai kombinasi alat-alat marketing yang dikendalikan dan diorkestrai oleh manajer pemasaran dengan tujuan untuk menciptakan pertukaran dengan target pasar. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, marketing mix disebut sebagai penawaran dengan segala atributnya.

Singkatnya, marketing mix merupakan satu paket alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam target pasar. Komponen dari marketing mix adalah produk, harga, promosi, dan tempat.

Marketing Mix Product Product variety Quality Design Features Brand name Packaging Sizes Services Warranties Returns Price List price Discounts Allowances Payment period Credit terms Promotion Sales promotion Advertising Sales force Public relations Direct marketing Place Channels Coverage Assortments Locations Inventory Transport

Gambar 2.1 Marketing Mix Sumber : Kotler, 2003


(28)

1. Produk (Product)

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 346), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

a. Klasifikasi Produk (Product Classifications)

Pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristiknya yang meliputi ketahannya (durability), keberwujudannya (tangibility) dan penggunaannya (barang konsumen atau barang industri). Tiap-tiap tipe produk memiliki strategi marketing mix yang berbeda-beda. 1. Ketahanan dan keberwujudan (Durability and Tangibility),

meliputi:

a) Barang tidak tahan lama (Nondurable goods)

Barang berwujud yang biasanya habis dipakai sekali atau lebih seperti bir, sabun, samphoo. Barang tidak tahan lama ini biasanya dikonsumsi secara cepat dan sering dibeli, karena itu strategi yang tepat adalah membuatnya tersedia di banyak tempat, dikenakan biaya mark-up yang rendah serta iklan yang gencar untuk menimbulkan rasa ingin mencoba dan membangun preferensi.


(29)

28  

Barang berwujud yang dapat bertahan untuk berkali-kali pemakaian seperti kulkas (refrigerator), alat-alat mesin dan pakaian.

c) Jasa (service)

Tidak berwujud, tidak dapat dibagi-bagi, berubah-ubah dan tidak dapat disimpan. Karena itu, biasanya membutuhkan lebih banyak pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok dan kemudahan adaptasi. Contohnya potong rambut dan perbaikan.

2. Kalisifikasi Barang-barang Konsumen (Consumer Goods Classification), meliputi:

a) Produk sehari-hari (Convenience goods)

Dibelli secara rutin, cepat dan dengan usaha minimum. Contohnya termasuk sabun, koran, dan samphoo.

b) Produk shopping (Shopping goods)

Barang-barang konsumen dimana proses pemilihan dan pembelian biasanya dibandingkan atas dasar kecocokannya, kualitas, harga, dan gaya (style). Contohnya funiture, pakaian, mobil yang dipakai dan alat-alat utama.

c) Produk spesial (Speciality goods)

Memiliki karakteristik unik atau identifikasi merek dimana jumlah pembeli bersedia membeli dengan usaha-usaha tertentu.

Speciality goods tidak membuat perbandingan, pembeli


(30)

menyediakan produk yang diinginkan. Dealer tidak butuh lokasi yang nyaman namun mereka harus membiarkan pembeli potensial mengetahui lokasi mereka.

d) Produk yang tidak dicari (unsought goods)

Konsumen tidak tahu atau tidak pernah terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, dan peti mati. Unsought good membutuhkan iklan dan dukungan

personal selling.

3. Klasifikasi Barang-barang Industri (Industrial Goods Classification)

Industrial goods dapat diklasifikasikan berdasarkan pada bagaimana mereka memasuki proses produksi dan biaya-biaya yang berhubungan. Tiga kelompok industrial goods dapat dibedakan menjadi material and parts, capital items dan supplier and business service.

b. Kualitas Produk (Product Quality)

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 354), kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahaan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

Ukuran kualitas produk menurut A. Dale Timpe (1990: 40), yaitu: 1. Penampilan (karakteristik produk utama)


(31)

30  

Penampilan menunjukkan sifat operasi dasar meliputi suara dan jelasnya gambar, warna, dan kemampuan menerima dari pemancar-pemancar yang jauh. Sehubungan ukuran utama penampilan suatu produk khusus biasanya telah jelas, seperti peringkat daya saing jenis-jenis dalam beberapa hal dapat mengukur penampilan, menentukan jenis yang terbaik (kualitas tertinggi) dianggap lebih sukar.

2. Keistimewaan (secara terang-terangan dan diam-diam)

Keistimewaan produk sering merupakan bumbu dari suatu barang untuk meningkatkan posisi produk. Sebagai contoh, minuman gratis dalam penerbangan yang makan waktu lama, penyetel gelombang otomatis pada sebuah televisi berwarna semuanya merupakan pelengkap terhadap besar pembuatan produk ataupun jasa-jasa yang ditawarkan. Bagi beberapa pemakai, keistimewaan ini membawa manfaat di dalam usaha meningkatkan penampilan dan kualitas yang lebih tinggi.

3. Kepercayaan (frekuensi kegagalan) 4. Kesesuaian (sesuai dengan spesifikasi)

Kepercayaan dan kesesuaian adalah ukuran-ukuran daripada kualitasnya. Suatu produk yang dapat diandalkan adalah sesuatu yang dapat kita perhitungkan nilainya, dan kerugian dari suatu kegagalan dalam periode tertentu adalah kecil.


(32)

Nilai ekonomis atau umur produk secara fisik, umumnya diukur dengan menjumlahkan jam. Daya tahan adalah karakteristik dari produk itu sendiri, yang mencerminkan tahun atau mil dimana suatu produk dapat digunakan sebelum perlu dilakukan penggantian.

6. Kemudahan perbaikkan (kecepatan dalam perbaikan)

Frekuensi perbaikan dan umur produk keduanya berhubungan dengan adanya perhatian pemakai utama. Kemampuan perbaikan suatu produk atau kecepatan suatu perbaikan dengan demikian merupakan unsur penting yang berdiri sendiri.

7. Keindahan (kecocokan dan kesempurnaan) 8. Kualitas yang bermanfaat

Nilai keindahan dan kualitas yang bermanfaat adalah lebih bersifat subjektif. Bagaimana suatu produk dilihat, disentuh, didengar, dirasaan, atau dicium baunya adalah jelas suatu hal yang merupakan pertimbangan pribadi. Tanggapan terhadap kualitas, yang didasarkan pada iklan atau keunggulan dibandingkan produk-produk lain yang dihasilkan oleh perusahaan, mempunyai pengaruh yang sama. Membentuk kesan pertama, yang dianggap kritis dalam menilai suatu produk yang tidak dikenal.

2. Harga (Price)


(33)

32  

keberhasilan pemasaran suatu produk. Pengertian harga menurut Kotler dan Armstrong (2001: 439) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

a. Penetapan Harga

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru.

Prosedur enam langkah untuk menetapkan harga 1) Memilih tujuan penetapan harga

2) Menentukan permintaan 3) Memperkirakan biaya

4) Menganalisis biaya, harga dan penawaran pesaing 5) Memilih metode penetapan harga

6) Memilih harga akhir

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepekaan Harga (Costumer

Price Sensitivity)

Langkah pertama dalam memperkirakan permintaan adalah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan harga


(34)

pembeli. Nagle yang dikutip oleh Kotler (2003:111) mengidentifikasikan sembilan faktor:

1) Pengaruh nilai- unik: pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih langka.

2) Pengaruh kesadaran atas produk pengganti: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti.

3) Pengaruh perbandingan yang sulit: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan kualitas barang pengganti.

4) Pengaruh pengeluaran total: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan total pendapatannya.

5) Pengaruh manfaat akhir: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhirnya.

6) Pengaruh biaya yang dibagi: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya ditanggung pihak lain.

7) Pengaruh investasi tertanam: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut semakin digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.


(35)

34  

8) Pengaruh kualitas harga: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut dianggap memiliki kualitas, gengsi, atau eksklusivitas lebih.

9) Pengaruh persediaan: pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat menympan produk tersebut.

3. Promosi (Promotion)

Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.

a. Ragam Promosi

Pengenalan produk ke pasar diupayakan melalui promosi. Kekuatan radio, televisi, hingga internet sebagai media audio dan visual, merangsang kemunculan pesan-pesan komersial sebagai sarana pengenalan produk-produk baru dan merek-merek dagang. Ragam promosi terdiri dari (Darmawan & Ferrinadewi, 2004: 28):


(36)

Segala bentuk komunikasi nonpersonal mengenai gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai oleh sponsor tertentu, yang dapat berupa iklan cetak, brosur, billboard, atau poster.

2) Hubungan masyarakat (Public relations)

Promosi yang ditujukan kepada masyarakat untuk mengkomunikasikan citra positif atas perusahaan dan untuk mempromosikan niat baik. Bentuknya dapat dilakukan dengan menjadi sponsor pada peristiwa atau kegiatan-kegiatan tertentu. 3) Promosi penjualan (Sales promotion)

Beragam insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Ditambahkan oleh Sandhusen dalam Darmawan & Ferrinadewi (2004: 28) , bahwa promosi penjualan merupakan penawaran insentif bagi perantara penjualan dan atau konsumen untuk merangsang peningkatan penjualan yang memiliki peran dan tujuan sebagai berikut:

a) Bagi konsumen pengguna: mendorong penggunaan lebih dari suatu produk dan menarik pengguna merek pesaing.

b) Bagi konsumen non-pengguna: mendorong agar mau mencoba.

c) Bagi para perantara penjualan: mendorong peningkatan inventori dan stock, membangun loyalitas terhadap merek, dan mengungguli promosi pesaing.


(37)

36  

d) Bagi penjualan: membantu memperkenalkan produk-produk baru, model-model, dan meningkatkan prospek.

Pameran, pembagian voucher, pembagian sampel produk, adalah bentuk-bentuk dari promosi penjualan.

4) Penjualan tatap muka (Personal selling)

Komunikasi langsung tatap muka antara satu calon pembeli atau lebih di mana calon pembeli segera memberikan umpan balik terhadap sumber pesan dalam bentuk presentasi.

5) Pemasaran langsung (Direct marketing)

Rancangan pemasaran yang menggunakan satu atau beberapa media iklan untuk memperoleh tanggapan yang terukur. Bentuknya dapat berupa pengiriman katalog, surat, telepon, faksimili, atau email.

b. Promosi Penjualan

Menurut Chandra (2005: 194) secara garis besar terdapat tiga klasifiasi utama dari promosi penjualan yaitu:

1) Promosi konsumen (consumer promotions), meliputi: kupon, produk sampel gratis, premium, hadiah, undian, dan seterusnya. 2) Promosi dagang (trade promotion), meliputi diskon kas, barang

dagangan (merchandise), bantuan peralatan, speciality advertising, atau insentif lain untuk pengecer atau pedagang grosir.


(38)

3) Promosi wiraniaga (salesforce promotions), seperti konteks penjualan.

Promosi penjualan bermanfaat penting dalam merangsang respon konsumen berupa perilaku (behavioral response). Dalam beberapa tahun terakhir, promosi penjualan berkembang pesat dan bahkan porsinya terhadap total pengeluaran pemasaran mulai sejajar dengan pengeluaran iklan. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti tingkat kompetisi yang semakin ketat dalam memperebutkan pangsa pasar, fragmentasi media, bermunculannya sejumlah media baru (seperti internet, interactive TV, TV kabel, dan sejenisnya), meningkatnya biaya iklan di media massa; semakin tipisnya diferensiasi antar produk yang berakibat pada meningkatnya persaingan harga, semakin menurunya loyalitas merek, media massa yang semakin clutter, membanjirnya produk barusehingga terjadi brand proliferation, semakin kuatnya posisi pengecer (seperti pasar swalayan) dan pedagang grosir dalam bernegosiasi dengan produsen; berkembangnya kebijakan “Everyday Low Price” (EDLP); dan kemampuan promosi harga yang lebih andal dibandingkan iklan dalam mendongkrak penjualan jangka pendek.

c. Teknik Promosi Penjualan

Menurut Robinson & Schultz (1998), teknik promosi penjualan dikelompokkan menjadi 12 teknik, yaitu:


(39)

38  

Sertifikat yang menyatakan bahwa si pemegang berhak atas potongan harga, mendapatkan harga khusus, atau hadiah setelah melakukan suatu pembelian tertentu.

2) Kontes (contests atau sweepstakes)

Contests adalah suatu event yang mengundang konsumen untuk memamerkan kemampuan dalam memecahkan atau menyelesaikan masalah tertentu.

Sweepstakes merupakan suatu event dimana konsumen hanya mengumpulkan data pribadi. Data tersebut akan diundi dan dipilih satu pemenang dari sekian peserta.

3) Paket gratis (bonuspacks)

Suatu paket khusus dimana konsumen diberi produk “lebih” dari produk yang sama atau bahkan harga yang lebih murah dari harga semula.

4) Stempel dan program lanjutan (stamps dan continuity programs) Stamps merupakan salah satu bentuk promosi dimana konsumen

dilibatkan dalam pengumpulan stempel khusus yang dapat ditukarkan dengan hadiah atau bentuk penghargaan lainnya.

Continuity programs adalah program yang menawarkan

potongan harga, hadiah, atau bonus-bonus khusus kepada konsumen dengan jumlah kunjungan tertentu dalam suatu periode tertentu.


(40)

Pengurangan harga suatu produk.

6) Hadiah pada produk (in-packs, on-packs, near-packs, dan

reusable containers)

Bentuk promosi yang memberikan hadiah tertentu untuk pembelian suatu produk.

7) Free-in-the-mail premiums

Suatu produk promosi yang menuntut kesediaan konsumen untuk mengirimkan bon pembelian suatu produk ke alamat tertentu. Sebagai balasannya, konsumen tersebut akan mendapatkan hadiah melalui kiriman pos.

8) Self-liquidating premiums

Bentuk penawaran dimana konsumen yang melakukan pembelian produk tertentu, berhak mendapatkan produk lainnya dengan harga khusus.

9) Pengembalian (Refund offers)

Suatu penawaran dari pemasar untuk mengembalikan sejumlah uang ketika suatu produk dibeli baik jenis produk itu sendiri maupun digabungkan dengan produk lain.

10) Kupon penjualan (trade coupons)

Suatu sertifikat yang berisi suatu penawaran tertentu yang hanya dapat ditebus pada toko-toko tertentu yang tertera pada sertifikat tersebut.


(41)

40  

Potongan harga yang diberikan produsen kepada pengecer dalam jumlah tertentu.

12) Contoh barang (sampling)

Sampling adalah salah satu metode promosi dimana suatu produk ditujukan langsung kepada konsumen.

d. Paket Bonus (Bonus Packs)

Menurut Robinson & Schultz (1998), paket bonus merupakan suatu paket khusus dimana konsumen diberi produk “lebih” dari produk yang sama atau bahkan harga yang lebih murah dari harga semula. Terdapat dua tipe standar dari paket bonus dengan variasi yang bermacam-macam.

1) Bungkusan yang lebih besar dengan lebih banyak produk yang ditawarkan dari biasanya atau harga yang lebih murah.

2) Sebuah paket yang terdiri dari beberapa unit produk yang digabungkan sehingga extra unit yang ditawarkan memiliki harga yang lebih murah atau bahkan no cost.

Paket bonus memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihannya antara lain:

1) Merupakan cara yang efektif dalam merubah triers menjadi

users. Hemat merupakan suatu alasan untuk membeli, dan produk extra dapat mendorong pemakaian tambahan.

2) Paket bonus merupakan cara yang efektif diterapkan di toko pengecer. Paket bonus yang terletak di rak toko lebih menarik


(42)

dibandingkan dengan produk-produk sejenis yang terdapat disekitarnya.

3) Paket bonus dapat mendorong pembelian kembali. Jika konsumen merasa puas dengan sebuah produk, maka paket bonus merupakan cara yang efektif untuk mendorong pembelian lain.

Selain kelebihan yang ada, paket bonus juga memiliki kekurangan, yaitu: 1) Paket bonus tergolong mahal. Biaya dari produk tambahan

mungkin kecil, tetapi biaya akan paket baru, atau penggabungan beberapa paket bisa jadi membutuhkan biaya yang besar.

2) Paket bonus tidak dapat membantu pembentukan brand image.

Teknik promosi penjualan ini merupakan bentuk dari penurunan harga dan biasanya merupakan bantuan kecil dalam membangun

quality image dari suatu produk.

4. Distribusi (Placement)

Distribusi adalah kegiatan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikan dari produsen ke konsumen melalui para perantara.

D. Pengertian Minat Beli Konsumen

Menurut Durianto, dkk (2003:109) niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli


(43)

42  

diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan perilaku konsumen pada masa yang akan datang. Minat membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya minat beli konsumen. Minat (interest) digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian (Kotler 2002: 15). Beberapa pengertian dari minat beli adalah sebagai berikut:

1. Minat dianggap sebagai sebuah ‘perangkap’ atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

2. Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemampuan untuk mencoba.

3. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang. 4. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus.

Terdapat perbedaan antara pembelian aktual yang benar-benar dilakukan oleh konsumen dengan minat beli. Minat beli adalah kecenderungan pembelian untuk melakukan pembelian pada masa yang akan datang, namun pengukuran terhadap kecenserungan terhadap pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri.


(44)

Uraian mengenai pengertian minat beli diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada suatu produk barang atau jasa yang dilakukan pada jangka waktu tertentu dan secara aktif menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk barang/jasa, didasarkan pada pengalaman pembelian yang telah dilakukan pada masa lampau.

E. Model Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2000:223) titik tolak memahami pembeli adalah model rangsangan-rangsangan seperti diperlihatkan pada Gambar 2.2. Rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk ke dalam kesadaran pembelian. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembelian tertentu. Tugas manajer adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembelian antara datangnya stimuli luar dan keputusan pembelian.

Rangsangan pemasaran (marketing stimuli) terdiri dari:

1. Produk (product) yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh konsumen, baik kualitas maupun kuantitasnya.

2. Harga (price) yaitu seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat produk yang diinginkan.

3. Distribusi (place) yaitu bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan mudah.


(45)

44   Perangsang Penjualan Perangsang Lainnya Karakter Pembelian Proses Keputusan Pembeli Keputusan Pembelian Produk Harga Tempat Promosi Perekonomian Teknologi Politik Budaya Budaya Sosial Perorangan Kejiwaan Pengenalan Masalah Pencarian informasi Evaluasi Keputusan Perilaku sesudah pembelian

Memilih produk Memilih jenis Memilih pemasok Pemenuhan saat pembelian Jumlah pembelanjaan

Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Sumber : Kotler (2000: 223)

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2008: 11), faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:

a. Faktor-faktor Kebudayaan 1) Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila mahkluk-mahkluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya.

2) Sub-Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis:


(46)

kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

3) Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

b. Faktor-faktor Sosial 1) Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok-kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara. Pertama, kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati-diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.

2) Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama adalah keluarga orientasi, yang merupakan orangtua seseorang.


(47)

46  

merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

c. Faktor Pribadi

1) Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

2) Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

3) Keadaan Ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

4) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.


(48)

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. d. Faktor-faktor Psikologis

1) Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat pfikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

2) Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi yaitu perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, dan mengingat kembali yang selektif. Faktor-faktor persepsi ini –yaitu perhatian, gangguan, dan mengingat kembali yang selektif- berarti bahwa para pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan diterima.


(49)

48  

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4) Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2008: 16), proses pembelian yang spesifik, terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Lihat Gambar 2.3 berikut:

Mengenali kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan membeli

Perilaku pasca pembelian

Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber : Setiadi (2008: 16)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat dan berubah menjadi dorongan. Atau sebuah kebutuhan dapat timbul karena rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa laparnya.


(50)

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok:

1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran.

3) Sumber umum: media massa, organisasi konsumen.

4) Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk.


(51)

50  

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek.

d. Keputusan Membeli

Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain. Sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.

e. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar


(52)

tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.

f. Kepuasan Sesudah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, mungkin konsumen mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Konsumen akan merasa puas, cukup puas atau tidak puas atas suatu pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut. g. Tindakan-tindakan Sesudah Pembelian

Kepuasan atau tidak kepuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk.


(53)

52  

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Unilever

Pada tahun 1885, dua bersaudara dari Inggris bernama William dan James Lever mulai mengelola perusahaan dengan nama Lever Brother. Perusahaan ini memproduksi sabun cuci dengan merek Sunligkt. Karena teknik pemasaran yang baik, perusahaan ini terus berkembang dan mulai memproduksi sabun dengan merek Lux dan Lifebuoy.

Terdapat dua perusahaan besar milik keluarga anton Jurgens dan keluarga Van der Berg di Belanda. Kedua perusahaan sama-sama memproduksi margarin, dan tak lama kemudian mereka bergabung dengan nama Margarine Unie.

Lever Brothers dan Margarine Unie memperluas usahanya di daratan Eropa. Keduanya membuat produk untuk konsumen dalam jumlah besar, memiliki jalur distribusi yang luas dan menggunakan bahan baku yang sama. Pada tahun 1930, kedua perusahaan tersebut bergabung dengan nama Unilever. Berawal dari penggabungan tersebut, Unilever berkembang menjadi perusahaan raksasa di dunia dengan 2 kantor pusat, yaitu Unilever Limited di London dan Unilever NV di Rotterdam.

B. Sejarah Perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk

Gambaran Umum Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeefabrieken N.V. Lever dengan akta No.33 yang dibuat oleh Tn.A.H.van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Nederlandsch-Indie dengan surat No.14


(54)

pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justice di Batavia dengan No.302 pada tanggal 22 Desember 2933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No.3.

Dengan akta No.171 yang dibuat oleh notaris Ny.Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta No.92 yang dibuat oleh notaris Tn.Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No.C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No.2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No.39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bappepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

C. Bidang Usaha PT Unilever Indoensia, Tbk

Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk (Perseroan) telah rumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk kategori Foods dan Ice Cream, Home dan Personal Care. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan produk-produk kosmetik. Rangkaian produknya mencakup


(55)

brand-54  

Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Surf, Molto, Sunlight, Wall’s, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No.82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.C-18482HT.01.04-TH.2000.

D. Sunsilk Sebagai Salah Satu Produk Unilever

Sunsilk ingin dilihat sebagai merek yang mengetahui apa yang dirasakan wanita, apa yang mereka perlukan dan bagaimana berbicara dengan mereka. Sunsilk melihat apa yang mereka lihat. Di Indonesia, Sunsilk diluncurkan pada tahun 1952, sebagai salah satu merek tertua Unilever Indonesia.

Sejarah singkat dan tahun-tahun penting merek ini adalah:

1952 : Diluncurkan untuk pertama kalinya di pasar Indonesia (dalam botol kaca).

1970 : Sunsilk diluncurkan kembali dengan menggunakan botol rancangan Internasional dan pada saat yang sama varian kedua “lemon” diluncurkan.

1975 : Sunsilk hitam-shampoo hitam pertama yang diperkenalkan di pasar dan kemudian menjadi varian tulang punggung merek ini.


(56)

1995 : Pendekatan bahan ganda (yaitu varian minyak kelapa dan mawar) diperkenalkan di pasar.

1997 : Peluncuran kembali jajaran produk (5 varian) dengan menggunakan pendekatan varian ganda dan juga bentuk botol baru.

1999 : Peluncuran kembali deretan dengan menggunakan Fruitamin sebagai pendekatan baru teknologi ilmu alam (Proyek Apolo).

2001 : Peluncuran kembali jajaran produk dengan menggunakan bahan bergizi sebagai pendekatan teknologi baru (Proyek Voyager).

2003 : Peluncuran kembali deretan dengan menggunakan bentuk botol baru (Proyek Merkuri).

2006 : Peluncuran kembali jajaran produk dengan rancangan permukaan baru (Proyek Aurous).

E. Deretan Produk Sunsilk Sachet Isi Extra

Kemasan satuan atau sachet mudah dijumpai pada produk-produk konsumen yang pemakaiannya rutin (FMCG-Fast Moving Consumer Goods). Shampoo termasuk kategori FMCG dan biasanya memiliki varian produk dalam kemasan sachet. Salah satunya adalah Sunsilk. Sunsilk mencoba menarik minat konsumen dengan memberikan isi lebih banyak.


(57)

56  

Gambar 3.2 Sunsilk Damaged Hair Treatment

Gambar 3.3 Sunsilk Hair Fall Solution

Gambar 3.4 Sunsilk Black Shine


(58)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk melihat apakah kuesioner yang disebarkan layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Jika instrumen tersebut valid dan reliabel maka instrumen penelitian tersebut layak untuk diukur. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan terhadap 30 orang sampel.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Kuesioner terdiri dari 3 (tiga) variabel, yaitu variabel kualitas produk, harga, dan isi extra yang masing-masing berisi 5 pernyataan dan 3 variabel yang menyangkut variabel minat beli. Pada penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan metode one shoot method (metode sekali ukur),


(59)

58  

diambil. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang. Hasil validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Item-Total Statistics

Corrected Item-Total Correlation

rtabel Validitas

P1 .376 0.361 Valid

P2 .833 0.361 Valid

P3 .866 0.361 Valid

P4 .663 0.361 Valid

P5 .635 0.361 Valid

P6 .386 0.361 Valid

P7 .624 0.361 Valid

P8 .893 0.361 Valid

P9 .556 0.361 Valid

P10 .820 0.361 Valid

P11 .778 0.361 Valid

P12 .713 0.361 Valid

P13 .665 0.361 Valid

P14 .706 0.361 Valid

P15 .466 0.361 Valid

P16 .696 0.361 Valid

P17 .819 0.361 Valid

P18 .404 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Kolom rhitung (Corrected Item-Total Correlation) menunjukkan korelasi

antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas, butir pernyataan tersebut harus dibandingkan dengan rtabel pada α = 0,05 dan rtabel untuk sampel 30 orang

sebesar 0,361. Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa 18 butir pernyataan baik dari variabel kualitas produuk, harga, isi extra, maupun minat


(60)

beli yang dibuat pada kuesioner, ternyata keseluruhan butir valid, karena setiap pernyataan menghasilkan rhitung > rtabel. Dapat disimpulkan bahwa semua

pernyatan valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16

for windows dimana pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam pengujian sebelumnya akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika ralpha positif > rtabel, maka pernyataan dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak tidak reliabel. Tabel 4.2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.938 18

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Menurut Ghozali dan Kuncoro (Situmorang, 2008:46) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach’s Alpha > 0,60 atau

Cronbach’s Alpha > 0,80. Tabel 4.2 mengindikasikan ralpha > rtabel, sehingga

dapat dinyatakan bahwa kuesioner yang disebarkan reliabel dan layak disebarkan kepada sampel dan berhak diperlakukan sebagai instrumen penelitian ini.

B. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi


(61)

60  

oleh responden. Berikut ini adalah analisis dan evaluasi data penelitian pengaruh kualitas produk, harga, dan isi extra terhadap minat beli.

1. Deskriptif Sampel

Hasil penelitian dari 75 orang responden dapat dikelompokkan berdasarkan karakter sebagai berikut:

a. Karakter Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Karakter Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulativ e Percent

laki-laki 22 29.3 29.3 29.3

perempuan 53 70.7 70.7 100.0

Valid

Total 75 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Tabel 4.3 memberikan gambaran mengenai jenis kelamin sampel berdasarkan penelitian melalui kuesioner. Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang atau 29,3% sedangkan perempuan sebanyak 53 orang atau 70,7%.

Hasil menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi penggunaan produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra.


(62)

b. Karakter Sampel Berdasarkan Umur

Tabel 4.4

Karakter Sampel Berdasarkan Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

<16 thn 9 12.0 12.0 12.0

16-25 thn 37 49.3 49.3 61.3

26-35 thn 16 21.3 21.3 82.7

>35 thn 13 17.3 17.3 100.0

Valid

Total 75 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Tabel 4.4 memberikan gambaran mengenai umur sampel berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner. Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa umur sampel < 16 tahun sebanyak 9 orang atau 12%, umur sampel 16-25 tahun sebanyak 37 orang atau 49,3%, umur sampel 26-35 tahun sebanyak 21,3%, dan umur sampel > 35 tahun sebanyak 13 orang atau 17,3%.

Hasil klasifikasi data menunjukkan bahwa responden berumur 16-25 tahun mendominasi penggunaan produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra

dengan perolehan persentase sebesar 49,3% (37 orang). Persentase terendah diperoleh responden yang berumur < 16 tahun dengan persentase sebesar 12% (9 orang).


(63)

62  

c. Karakter Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.5

Karakter Sampel Berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

pelajar/mahasiswa 29 38.7 38.7 38.7

wiraswasta 15 20.0 20.0 58.7

pegawai negeri 8 10.7 10.7 69.3

pegawai swasta 11 14.7 14.7 84.0

lain-lain 12 16.0 16.0 100.0

Valid

Total 75 100.0 100.0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)

Tabel 4.5 memberikan gambaran mengenai umur sampel berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner. Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pelajar/mahasiswa sebanyak 29 orang atau 38,7%, wiraswasta sebanyak 15 orang atau 20%, pegawai negeri sebanyak 10,7%, pegawai swasta sebanyak 14,7%, dan yang lainnya sebanyak 12 orang atau 16%.

Hasil klasifikasi data menunjukkan bahwa responden pelajar/mahasiswa mendominasi penggunaan produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra dengan perolehan persentase sebesar 38,7% (29 orang). Persentase terendah diperoleh responden pegawai negeri dengan persentase sebesar 10,7% (8 orang).

2. Deskriptif Variabel

Kuesioner penelitian Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Isi Extra

Produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Maju Bersama Jl. Mangkubumi Medan yang telah disebarkan


(64)

kepada 75 orang sampel, maka telah diperoleh hasil dan tiap-tiap jawaban yang diberikan skor sesuai dengan penelitian sebagai berikut:

1. Sangat setuju (SS) diberi skor 5 2. Setuju (S) diberi skor 4

3. Ragu-Ragu (R) diberi skor 3 4. Tidak Setuju (ST) diberi skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

a. Variabel Kualitas Produk

Pendapat responden tentang variabel kualitas produk (X1) adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Produk

STS TS R S SS Total

Item

Pertanyaan F % F % F % F % F % F %

1 1 1,3 4 5,3 14 18,7 30 40 26 34,7 75 100 2 3 4 6 8 14 18,7 32 42,6 20 26,7 75 100 3 2 2,7 6 8 20 26,7 25 33,3 22 29,3 75 100 4 2 2,7 6 8 20 26,7 23 30,6 24 32 75 100

5 0 0 10 13,3 18 24 26 34,7 21 28 75 100

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1) Pada item pertama, 1,3% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa kualitas produk Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra yang ditawarkan mengandung bahan-bahan alami sehingga tidak merusak rambut. 5,3% responden menyatakan tidak setuju, 18,7% ragu-ragu, 40% setuju, dan sisanya 34,7% menyatakan sangat setuju.


(65)

64  

2) Pada item kedua, 4% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa kualitas Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra terjamin dan dapat dipercaya. 8% menyatakan tidak setuju, 18,7% ragu-ragu, 42,6% setuju, dan sisanya 26,7% menyatakan sangat setuju.

3) Pada item ketiga, 2,7% responden menyatakan sangat tidak puas dengan kualitas Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra. 8% menyatakan tidak setuju, 26,7% ragu-ragu, 33,3% setuju, dan sisanya 29,3% sangat setuju.

4) Pada item keempat, 2,7% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa kualitas Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra sesuai dengan harga yang ditawarkan. 8% menyatakan tidak setuju, 26,7% ragu-ragu, 30,6% setuju, dan sisanya 32% menyatakan sangat setuju.

5) Pada item kelima, 13,3% responden menyatakan tidak setuju dengan varians Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra yang ditawarkan bahwa kualitas. 24% menyatakan ragu-ragu, 34,7% setuju, dan sisanya 28% menyatakan sangat setuju.

b. Variabel Harga

Pendapat responden tentang variabel harga (X2) adalah sebagai berikut: Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga

STS TS R S SS Total

Item

Pertanyaan F % F % F % F % F % F %

1 0 0 6 8 13 17,3 31 41,4 25 33,3 75 100 2 0 0 9 12 14 18,7 38 50,6 14 18,7 75 100

3 0 0 4 5,3 6 8 46 61,4 19 25,3 75 100

4 0 0 8 10,7 25 33,3 26 34,6 16 21,4 75 100 5 2 2,7 8 10,7 14 18,7 29 38,6 22 29,3 75 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010)


(66)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1) Pada item pertama, 8% responden menyatakan tidak setuju bahwa harga Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra terjangkau. 17,3% responden ragu-ragu, 41,4% setuju, dan sisanya 33,3% menyatakan sangat setuju.

2) Pada item kedua, 12% responden tidak setuju bahwa harga Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra mendorong mereka untuk menggunakannya. 18,7% responden ragu-ragu, 50,6% setuju, dan sisanya 18,7% menyatakan sangat setuju.

3) Pada item ketiga, 5,3% responden menyatakan tidak cocok dengan harga yang dikenakan Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra. 8% responden ragu-ragu, 61,4 % setuju, dan sisanya 25,3% menyatakan sangat setuju. 4) Pada item keempat, 10,7% responden menyatakan tidak setuju bahwa

harga Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra sesuai dengan manfaat yang diterima. 33,3% responden ragu-ragu, 34,6% setuju, dan sisanya 21,4% menyatakan sangat setuju.

5) Pada item kelima, 2,7% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan harga Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra sesuai dengan kualitas yg ditawarkan. 10,7% responden tidak setuju, 18,7% responden ragu-ragu, 38,6% setuju, dan sisanya 29,3% menyatakan sangat setuju.

c. Variabel Isi Extra

Pendapat responden tentang variabel Isi Extra (X3) adalah sebagai


(67)

66  

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Isi Extra

STS TS R S SS Total

Item

Pertanyaan F % F % F % F % F % F %

1 7 9,3 10 13,3 10 13,3 25 33,3 23 30,8 75 100

2 9 12 14 18,7 6 8 24 32 22 29,3 75 100

3 0 0 2 2,7 22 29,3 34 45,4 17 22,6 75 100 4 5 6,7 5 6,7 20 26,7 29 38,6 16 21,3 75 100

5 5 6,7 9 12 19 25,3 27 36 15 20 75 100

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2010) Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

1) Pada item pertama, 9,3% responden menyatakan sangat tidak setuju atas bertambahnya isi pada Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra. 13,3% responden menyatakan tidak setuju, 13,3% ragu-ragu, 33,3% setuju, dan sisanya 30,8% menyatakan sangat setuju.

2) Pada item kedua, 12% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa penambahan shampoo isi extra pada Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra

sesuai dengan yang tertera pada kemasan. 18,7% tidak setuju, 8% responden ragu-ragu, 32% setuju, dan sisanya 29,3% menyatakan sangat setuju.

3) Pada item ketiga, 2,7% responden menyatakan tidak setuju bahwa penambahan shampoo isi extra pada Shampoo Sunsilk Sachet Isi Extra

sesuai dengan harga yang ditawarkan. 29,3% responden ragu-ragu, 45,4% setuju, dan sisanya 22,6% menyatakan sangat setuju.

4) Pada item keempat, 6,7% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa setelah terjadi penambahan isi extra pada Shampoo Sunsilk


(1)

Pendekatan Grafik

2. Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Mean .0000000

Normal Parametersa

Std. Deviation 1.72665705

Absolute .112

Positive .100

Most Extreme Differences

Negative -.112

Kolmogorov-Smirnov Z .972

Asymp. Sig. (2-tailed) .301


(2)

B. Uji Heteroskedastisitas

1.

Chart

2. Uji Glesjer

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2.188 .913 2.397 .019

Kualitas Produk .001 .045 .004 .025 .980

Harga .014 .074 .037 .185 .854

1

Isi Extra -.067 .065 -.231 -1.031 .306


(3)

C. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) .889 1.366 .651 .517

Kualitas Produk .014 .068 .022 .207 .836 .568 1.762

Harga .253 .111 .310 2.287 .025 .340 2.940

1

Isi Extra .293 .098 .457 3.003 .004 .270 3.708

a. Dependent Variable: Minat Beli

IV. ANALISIS REGRESI BERGANDA

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Isi Extra, Kualitas

Produk, Hargaa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Minat Beli

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .746a .556 .537 1.76276

a. Predictors: (Constant), Isi Extra, Kualitas Produk, Harga b. Dependent Variable: Minat Beli

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 276.367 3 92.122 29.647 .000a

Residual 220.619 71 3.107

1

Total 496.987 74

a. Predictors: (Constant), Isi Extra, Kualitas Produk, Harga b. Dependent Variable: Minat Beli

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .889 1.366 .651 .517

Kualitas Produk .014 .068 .022 .207 .836

Harga .253 .111 .310 2.287 .025

1

Isi Extra .293 .098 .457 3.003 .004


(4)

LAMPIRAN III

Tabulasi Data Responden (Uji Validitas dan Reliabilitas)

X1 X2 X3 Y

No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 4 4 5 3 5 4 5

2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 5

4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4

5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4

6 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4

7 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2

8 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3

9 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5

10 4 3 3 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 2 3 2 4

11 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3

12 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5

13 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3

14 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4

15 4 3 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 2 3 5 5

16 4 3 3 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 5 2 2 3 3

17 4 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 3 3 5 5 5 5 3

18 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 2 4

19 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4

20 2 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4

21 2 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5

22 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4

23 3 4 4 3 5 3 3 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 2

24 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2

25 3 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5

26 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5

27 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5

28 3 2 2 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 5 2 4 2 4

29 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 2 4


(5)

Tabulasi Data Responden Penelitian

X1 X2 X3 Y

No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 4 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 3 5 4 5

2 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 1 4 2 2 3 3 5 3 1

4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 5 4 5 4 3 5 5 4 5

6 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4

7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4

8 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

9 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4

10 3 4 3 3 3 5 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 5 4

11 3 3 3 3 3 5 5 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4

12 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5

13 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5

14 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5

15 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5

16 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4

17 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5

18 4 5 4 4 5 4 5 4 3 5 2 4 4 3 4 3 4 4

19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

21 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4

22 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4

23 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 5 4 3 1 1 3 4 4

24 5 3 5 4 3 5 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 4

25 3 4 4 3 5 5 2 2 4 4 4 4 3 1 1 4 1 1

26 4 1 3 4 2 4 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 4 2

27 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

28 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

29 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4

30 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5

31 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4

32 5 4 4 5 5 5 2 4 4 5 5 5 4 4 2 5 5 5

33 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

34 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5

35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

36 4 3 4 2 3 5 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4

37 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4

38 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

39 4 4 2 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 1 1 1 1 1

40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

41 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4

42 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4

43 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 2 2 4 4


(6)

45 4 5 3 3 3 2 3 4 2 2 1 2 3 3 3 4 3 1

46 4 4 4 3 3 2 3 4 2 4 1 1 3 3 3 3 3 1

47 4 3 2 5 3 3 2 4 3 5 3 1 3 3 2 4 4 3

48 3 4 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 3 2 3 5 4 4

49 5 5 5 5 3 4 4 5 3 5 3 5 3 3 4 5 5 3

50 4 3 4 5 4 4 4 3 5 2 4 2 4 4 5 2 3 4

51 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 3 5 3

52 3 4 3 3 3 5 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 5 4

53 2 2 3 4 5 3 5 4 3 3 5 1 3 3 4 4 3 5

54 2 2 4 4 4 4 4 4 2 1 2 1 3 3 4 3 3 2

55 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 5 2 4 4 5 3 3 5

56 5 5 3 2 5 3 4 5 2 2 1 1 3 4 4 3 3 3

57 4 3 4 3 3 2 2 2 5 5 2 2 4 4 2 4 4 2

58 2 2 3 3 2 3 3 2 4 5 5 2 3 2 1 3 5 5

59 5 5 3 4 2 3 3 5 2 2 1 1 5 4 4 3 3 1

60 4 3 3 4 2 3 4 4 3 2 2 1 3 3 4 4 3 2

61 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3

62 5 3 4 5 3 3 3 4 2 2 1 1 3 5 3 4 2 1

63 4 3 3 5 4 2 2 4 3 2 1 1 3 1 5 5 3 1

64 2 1 1 1 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2

65 5 3 3 4 3 2 2 4 3 3 2 1 5 3 1 4 2 2

66 1 1 1 1 3 2 2 2 4 5 3 3 3 1 3 2 3 3

67 5 4 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 5 3 3 3 5

68 4 3 2 2 2 3 4 5 3 3 1 2 4 3 4 2 4 1

69 5 5 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3

70 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 3 2 5 4 4 2

71 3 3 3 3 2 2 2 2 5 4 3 3 4 3 3 2 2 3

72 3 2 2 2 2 4 4 3 4 4 5 2 3 3 4 4 3 5

73 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 2 3 4

74 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 3 5 4 5