maupun kualitatif. Cara lain yang sering digunakan untuk mengetahui status gizi yaitu dengan cara biokimia, antropometri, ataupun secara klinis”.
Menurut Djiteng Roedjito D 1989: 60, ”Penilaian antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi untuk
negara-negara berkembang”. Hal ini sangat penting karena cara penilaian status gizi yang lain sukar dilakukan dan membutuhkan biaya yang mahal, terutama kalau
dilakukan di daerah pedesaan. Penilaian antropometri ini berdasarkan ukuran fisik seseorang, misal berat badan, tinggi badan, dan lain-lain.
B. Kerangka Pemikiran
Pola konsumsi makan yang diberikan oleh seorang ibu kepada balitanya akan berpengaruh terhadap status gizinya. Keluarga yang mempunyai pola konsumsi
yang baik, memungkinkan keluarga tersebut untuk menyediakan makanan-makanan yang dibutuhkan balitanya. Makanan yang baik adalah makanan yang memenuhi
standar empat sehat lima sempurna dan juga dengan jumlah yang cukup. Sehingga dengan pola konsumsi makan yang baik yang dilakukan oleh seorang ibu akan
semakin berpengaruh terhadap peningkatan status gizi balitanya. Pendidikan merupakan suatu proses atau usaha untuk memperoleh
pengetahuan dan mengembangkan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Dengan pendidikan yang semakin tinggi maka
pengetahuan dan wawasannya pun akan semakin luas juga, termasuk juga pengetahuan yang berkaitan dengan masalah gizi. Pengetahuan yang luas
memungkinkan seorang ibu lebih menguasai dalam merawat dan memperhatikan gizi balitanya dengan lebih baik. Sehingga semakin tinggi pendidikan seorang ibu akan
semakin berpengaruh terhadap peningkatan status gizi balitanya. Peran media massa dalam mempengaruhi status gizi balita dapat diwujudkan
melalui tanggapan ibu pada media massa tersebut. Informasi yang terkandung dalam media massa tersebut sering kali merupakan informasi-informasi yang masih baru
dan perlu dipahami lebih lanjut. Tanggapan tersebut dapat berupa tanggapan secara positif atau pun secara negatif. Semakin baik tanggapan ibu pada media massa maka
pengetahuan dan wawasan yang dimuat media tersebut akan diterima ibu, terutama
masalah gizi. Sehingga tanggapan yang semakin baik pada media massa kemungkinan akan berpengaruh terhadap peningkatan status gizi balitanya.
Seorang ibu yang melaksanakan pola konsumsi makan yang baik terhadap balitanya, memiliki pendidikan yang tinggi dan mempunyai tanggapan yang baik
pada media massa kemungkinan akan mempunyai status gizi balita yang baik. Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat paradigma pemikirannya seperti
Gambar 1:
Keterangan: X
1
= Pola konsumsi makan X
2
= Pendidikan ibu X
3
= Tanggapan ibu pada media massa Y
= Status gizi balita = Garis kontribusi
Gambar 1. Paradigma Penelitian
C. Perumusan Hipotesis