2.3.1 Program Bantuan Langsung Tunai BLT
Program Bantuan Langsung Tunai BLT dilatarbelakangi oleh upaya untuk mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran sebagai akibat
adanya kebijakan kenaikan harga BBM. Bantuan Langsung Tunai BLT merupakan salah satu program di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
untuk meringankan beban hidup masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebijakan ini merupakan program subsidi pemerintah setelah
menaikkan harga Bahan Bakar Minyak pada tahun 2005 dan bulan Juni tahun 2008. Kenaikan BBM diambil sebagai bentuk penyelamatan anggaran negara
akibat naiknya harga minyak dunia saat itu. Demi menanggulangi efek kenaikan harga bagi kelompok masyarakat
miskin, pemerintah memperkenalkan program BLT kepada masyarakat untuk pertama kalinya pada tahun 2005. Program ini dicetuskan oleh Jusuf Kalla tepat
setelah dirinya dan Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan pemilu umum presiden dan wakil presiden Indonesia pada tahun 2004. Akhirnya, berdasarkan
instruksi presiden nomor 12 Tahun 2005, digalakkanlah program Bantuan Langsung Tunai tidak bersyarat pada Oktober tahun 2005 hingga Desember 2006
dengan target 19,1 juta keluarga miskin. Setelah itu, karena harga minyak dunia kembali naik, BLT pun kembali diselenggarakan pada tahun 2008 yang
berdasarkan Instruksi Presiden Indonesia nomor 3 tahun 2008. Dan terakhir, di tahun 2013 yaitu pada bulan Juni dimana pemerintah kembali menyelenggarakan
BLT tetapi dengan nama baru Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM
dan secara mekanisme, BLSM
tersebut sama seperti BLT.
http:id.wikipedia.orgwikiBantuan_langsung_tunai Keputusan pemerintah menaikkan harga dasar BBM, diikuti dengan
kenaikan harga yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok meningkat dan bagi masyarakat miskin dapat mengakibatkan daya beli mereka semakin menurun
karena mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan perkembangan harga dipasar. Warga atau masyarakat miskin akan terkena dampak sosial karena
semakin menurunnya taraf kesejahteraannya atau semakin menjadi miskin. Petunjuk Teknis Penyaluran BLT, 2008:1
Pemerintah memandang perlu mereviu kebijakan tentang subsidi BBM, sehingga subsidi yang selama ini dinikmati oleh golongan masyarakat yang
mampu dialihkan untuk golongan masyarakat miskin. Untuk mendukung hal itu diperlukan suatu perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dalam bentuk
program kompensasi compensatory program yang sifatnya khusus crash program
atau program jaring pengaman sosial social safety net, dan program kompensasi inilah yang disebut dengan Kompensasi Bantuan Langsung Tunai.
Program ini merupakan bentuk bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin. Program tersebut berupa bantuan subsidi langsung tunai tanpa
adanya syarat kepada rumah tangga miskin. Pada tahun 2005 dan 2006 Pemerintah melaksanakan skema Program Kompensasi Penghapusan Subsidi
Bahan Bakar Minyak PKPS – BBM meliputi : a. PKPS BBM Tahap I :
- Bidang pendidikan, yang diarahkan untuk menyukseskan program wajib belajar 9 tahun melalui pemberian Bantuan Operasional Sekolah BOS
dan Bantuan Khusus Murid BKM - Bidang Kesehatan, diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
melalui sistem jaminan kesehatan bagi penduduk miskin, yang meliputi layanan kesehatan dasar, layanan kesehatan rujukan dan pelayanan
penunjang lainnya - Bidang infrastruktur pedesaan, diarahkan pada penyediaan infrastruktur di
desa – desa tertinggal jalan, jembatan, air bersih, sanitasi, tambatan perahu, irigasi desa sederhana dan penyediaan listrik bagi daerah yang
betul – betul memerlukan b. PKPS BBM Tahap II :
- Bantuan Langsung Tunai tanpa syarat kepada Rumah Tangga Sasaran unconditional cash transfer
sebesar Rp100.000,- per bulan selama satu tahun, dan setiap tahap diberikan Rp300.000.-3 bulan. Sasarannya Rumah
Tangga Sasaran sejumlah 19,1 juta sesuai hasil pendataan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik dan DIPA Departemen Sosial
yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan. Petunjuk Teknis Penyaluran BLT, 2008:3
Pada Tahun 2008 Pemerintah melanjutkan skema program PKPS BBM dari bulan Juni s.d Desember 2008 dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai tanpa
syarat kepada Rumah Tangga Sasaran unconditional cash transfer sebesar Rp100.000,- per bulan selama 7 bulan, dengan rincian diberikan Rp300.000.-3
bulan Juni – Agustus dan Rp400.000.-4 bulan September – Desember.
Sasarannya Rumah Tangga Sasaran sejumlah 19,1 juta sesuai hasil pendataan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik dan DIPA Departemen Sosial yang
diterbitkan oleh Departemen Keuangan. Petunjuk Teknis Penyaluran BLT, 2008:4
Kompensasi bantuan ini dikeluarkan oleh pemerintah dengan anggapan bahwa menghadapi masyarakat miskin selayaknya tidak dengan program yang
sifatnya hanya mendapat dan langsung pergi, tetapi harus dengan program yang mampu memenuhi kebutuhan dasar secara berkelanjutan dan mendorong mereka
untuk mendayagunakan potensi dan sumber yang dimilikinya empowering. Namun pada sisi lain pemerintah juga berkewajiban memberikan perlindungan
sosial social protection bagi masyarakat miskin untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan penyesuaian harga BBM atau dalam keadaan adanya
kebijakanprogram penyesuaian secara struktural akan mempengaruhi masyarakat luas Structural Adjusment ProgramSAPs. Karena itu program BLT – RTS
dalam rangka PKPS BBM diselenggarakan dalam kerangka kebijakan perlindungan sosial social protection melalui asistensi sosial social assistance.
Petunjuk Teknis Penyaluran BLT, 2008:5 Dalam perkembangannya, komitmen nasional pemerintah adalah
mewujudkan pelaksanaan Program Bantuan langsung Tunai dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM, harus langsung menyentuh dan memberi
manfaat langsung kepada masyarakat miskin atau Rumah Tangga Sasaran, mendorong tanggung jawab sosial bersama serta dapat menumbuhkan kesadaran
kepada masyarakat terhadap perhatian pemerintah kepada masyarakat miskin. Petunjuk Teknis Penyaluran BLT, 2008:7
Adapun Tujuan dari BLT adalah:
1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi
3. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. Matias Siagian, 2012:172 Pelaksanaan Program BLT – Rumah Tangga Sasaran dalam rangka
mengantisipasi krisis sebagai akibat kenaikan harga BBM diselenggarakan dalam kerangka kebijakan perlindungan sosial social protection melalui asistensi
sosial social assistance. Rumah Tangga Sasaran adalah rumah tangga yang masuk dalam kategori Sangat Miskin, Miskin, dan Hampir Miskin sesuai dengan
hasil pendataan BPS dengan jumlah 19,1 Juta Rumah Tangga Sasaran. Adapun indikator kemiskinan yang digunakan oleh BPS untuk mengukur kemiskinan
masyarakat dilapangan yaitu: 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m
2
per orang. 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar sendirikepemilikan fasilitas buang air besar bersama – sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak terlindungisungaiair
hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari – hari adalah kayu bakararangminyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu satu kali dalam seminggu. 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satudua kali dalam sehari. 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan dipuskesmaspoliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya
dengan pendapatan dibawah Rp600.000 per bulan. 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolahtidak tamat
SDhanya SD 14. Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai Rp500.000,-
seperti: sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya. Jika minimal 9 variabel dapat terpenuhi maka suatu
rumah tangga dapat dikategorikan sebagai Rumah Tangga Sasaran. Matias Siagian, 2012:173
Para gubernur beserta jajarannya wajib memberikan dukungan terhadap pelaksanaan dan pengawasan program pemberian bantuan langsung tunai kepada
rumah tangga sasaran dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM di wilayah masing – masing. Para BupatiWalikota beserta jajarannya juga
memberikan dukungan terhadap pelaksaan dan pengawasan program pemberian bantuan langsung tunai kepadarumah tangga sasaran dalam rangka kompensasi
pengurangan subsidi BBM diwilayah masing – masing.
Adapun kewajiban Dinasinstansi Sosial pada tingkat Provinsi adalah: 1. Mengelola unit pelaksana program BLT pada tingkat provinsi.
2. Melakukan pembinaan, supervise dan pengawasan terhadap pelaksanaan BLT – Rumah Tangga Sasaran.
3. Mengkoordinasikan DinasInstansi sosial Kabupatenkota dalam pelaksanaan pendampingan.
4. Memberikan perlindungan khusus bagi kelompok rentan penyandang cacat, ibu hamil, dan lanjut usia serta Rumah Tangga Sasaran yang sakit.
5. Membuat laporan pelaksanaan program BLT – Rumah Tangga Sasaran sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.
Sedangkan kewajiban DinasInstansi Sosial pada tingkat KabupatenKota adalah:
1. Mengelola unit pelaksana program BLT pada tingkat KabupatenKota. 2. Melakukan pembinaan, supervise dan pengawasan terhadap pelaksanaan BLT
– Rumah Tangga Sasaran, termasuk pengelolaan Unit Pelaksana Program BLT – Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan.
3. Melakukan pendampingan dan membantu PT. Pos Indonesia pada saat pembagian dan pembayaran BLT – Rumah Tangga Sasaran.
4. Memberikan perlindungan khusus bagi kelompok rentan penyandang cacat, ibu hamil, dan lanjut usia serta Rumah Tangga Sasaran yang sakit.
5. Membuat laporan pelaksanaan program BLT – Rumah Tangga Sasaran sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.
PT. Pos Indonesia dan BRI Persero Tbk., ditunjuk sebagai penyalur Dana Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran sesuai dengan keputusan
Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 28Huk2008. PT. Pos Indonesia siap menyalurkan Dana Bantuan Langsung TunaiBLT kepada seluruh Rumah Tangga
Sasaran diseluruh wilayah Indonesia, termasuk pada komunitas terpencil dan penduduk yang tinggal pulau terluar. Matias Siagian, 2012:176
Kelembagaan Tim Koordinasi Program BLT – Rumah Tangga Sasaran pada tingkat provinsi dan Kabupatenkota merupakan optimalisasi fungsi Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi Program BLT – Rumah Tangga Sasaran bagi RTS itu sendiri adalah:
1. Merencanakan langkah – langkah strategis dan operasional pendistribusian dan penyaluran dana BLT – Rumah Tangga Sasaran kepada Rumah Tangga
Sasaran tersebut. 2. Mengidentifikasi dan melakukan kerjasama dengan mitra kerja untuk
sosialisasi program BLT – Rumah Tangga Sasaran. 3. Mengkoordinasikan jajaranperangkat atau jaringanmitra kerja pada tingkat
Provinsi, Kabupatenkota sampai dengan kecamatan desakelurahan pada tahap persiapan, pelaksanaan dan pengendalian Program BLT – Rumah
Tangga Sasaran. 4. Melakukan pembahasan dan membantu penyelesaian masalah antara lain
pada saat penetapan Rumah Tangga Sasaran, penyaluran dana BLT – Rumah Tangga Sasaran, dan lain – lain sesuai dengan jenis pengaduan dan tingkat
kewenangannya melalui instansi terkait.
5. Menggalang tanggung jawab sosial dan partisipasi masyarakat perguruan tinggi, dunia usaha, dan tokoh masyarakat dalam menyukseskan pelaksanaan
Program BLT – Rumah Tangga Sasaran. 6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Program BLT –
RumahTangga Sasaran secara berjenjang sesuai dengan tugas dan kewenangan masing – masing anggota tim koordinasi.
Guna memberikan pemahaman yang tepat dan mendorong keterlibatan masyarakat, dilakukan beberapa komunikasi publik dengan sasaran:
1. Tergambarnya informasi tentang pengurangan subsidi BBM. 2. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
3. Terjadinya perubahan sikap agar masyarakat peduli dan mendukung kebijakan pemerintah.
4. Berkembangnya keterlibatan masyarakat terhadap usaha penghematan, konversi energi dan kebijakan kompensasi kepada publik.
5. Memfasilitasi usaha – usaha publik atau komunitas untuk mendukung kebijakan pemerintahprogram yang memihak kepada rakyat miskin.
Sedangkan pada tingkat Provinsi dan Kabupatenkota yaitu melaksanakan: 1. Koordinasi penyusunan rencana teknis pelaksanaan program pemberian
Bantuan Langsung Tunai kepada Rumah Tangga Sasaran dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM.
2. Koordinasi teknis pelaksanaan Program pemberian Bantuan Langsung Tunai kepada Rumah Tangga Sasaran dalam rangka kompensasi pengurangan
subsidi BBM.
3. Melakukan evaluasi teknis pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai terhadap pendapatan Rumah Tangga Sasaran. Matias Siagian, 2012:178
2.3.2 Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM