Pengertian Perjanjian Tinjauan Tentang Perjanjian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Berkaitan dengan istilah perjanjian, dalam menerjemahkannya sering dikacaukan antara istilah verbintenis dengan istilah overeencomst. Keduanya sering diterjemahkan dalam istilah yang berbeda oleh para ahli. Seperti Subekti dan Tjiptosudibio dalam KUH Perdata menggunakan istilah perikatan untuk verbintenis dan persetujuan untuk overeencomst. Utrecht dalam bukunya Pengantar Dalam Hukum Indonesia memakai istilah perutangan untuk verbintenis dan perjanjian untuk overeencomst. Achmat Ichsan dalam bukunya Hukum Perdata IB menerjemahkan verbintenis dengan perjanjian dan overeencomst dengan persetujuan R. Setiawan, 1979:1. Berdasarkan uraian tersebut maka diambil kesimpulan bahwa istilah hukum perikatan merupakan terjemahan dari kata verbintenissenrecht Belanda. Untuk istilah perjanjian merupakan terjemahan dari kata overeencomst Belanda atau contract Inggris Salim HS, 2002:151160. Perikatan dan perjanjian merupakan dua hal yang berbeda. Perikatan yaitu suatu pernyataan yang bersifat abstrak, yang menunjuk pada hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih, di mana hubungan hukum tersebut melahirkan kewajiban pada salah satu pihak yang terlibat dalam hubungan hukum tersebut Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2004:1. Definisi lain dari Abdulkadir Muhammad bahwa perikatan merupakan suatu hubungan hukum yang terjadi antara orang satu dengan yang lain karena perbuatan, peristiwa maupun keadaan Abdulkadir Muhammad, 1992:6. Mengenai perjanjian KUH Perdata memberikan perumusannya dalam Pasal 1313 sebagai berikut : “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Menurut Subekti, definisi dari perjanjian yaitu suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal Subekti, 2002:1. Dari beberapa hal di atas, R. Subekti memberikan kesimpulan bahwa hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah, perikatan itu diterbitkan dari suatu perjanjian. Dalam kata lain, perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan Mashudi dan Moch Chidir Ali, 2001:19.

b. Syarat Sahnya Perjanjian