Musrenbangkel Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan

xxxviii musyawarah ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah Kota Surakarta mengenai pembangunan yang akan dilaksaaanakan.

3. Musrenbangkel Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan

Musrenbangkel berkedudukan sebagai forum tahunan tertinggi dalam penyusunan dan penetapan daftar skala prioritas pembangunan tingkat kelurahan dan rumusan kegiatan pembangunan tahun anggaran berikutnya yang merupakan cerminan aspirasi masyarakat tingkat kelurahan dan mengikat semua pihak dalam pembangunan. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan merupakan forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kelurahan yang dilaksanakan secara demokratis antara para pemangku kepentingan pembangunan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya, yang dilaksanakan secara demokratis dengan berbasis masyarakat kelurahan. Musrenbang Kelurahan dilaksanakan pada bulan Januari, dimana aspirasi masyarakat dapat digali melalui dialog atau musyawarah antar kelompok-kelompok masyarakan untuk memasukkan agenda kebutuhannya dalam forum Musrenbangkel tersebut. Keluaran dari Musrenbangkel adalah penetapan prioritas kegiatan pembangunan tahun mendatang sesuai dengan potensi serta permasalahan di kelurahan tersebut. Pada tahap ini juga ditetapkan daftar nama 3–5 orang delegasi dari peserta Musrenbangkel untuk menghadiri Musrenbang Kecamatan. Peserta xxxix Musrenbangkel meliputi unsur Kelurahan, LPMK, Rt, Rw, wakil organisasi sosial forum warga, pedagang hik, tukang becak, wakil organisasi seni, organisasi pemuda, Karang Taruna, privat, wakil perempuan dan tokoh masyarakat. Pelaksanaan Musrenbangkel melibatkan seluruh elemen-elemen yang ada di kelurahan tersebut antara lain aparat kelurahan, anggota LPMK Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, dan juga perwakilan-perwakilan dari masyarakat. Partisipasi masyarakat luas sangat diharapkan dalam proses ini agar nanti pembangunan daerah tersebut benar-benar tepat guna dan tepat sasaran karena berasal dari usulan dan rancangan masyarakat setempat. Masyarakat dapat mengeluarkan segala usulan dan aspirasi mereka mengenai perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan di daerah mereka Peran aktif warga terutama perempuan menjadi salah satu permasalahan dari proses ini. Musrenbangkel yang seharusnya bisa menampung semua aspirasi masyarakat menjadi agak timpang karena minimnya partisipasi aktif dari kaum wanita.

4. Kesetaraan Gender dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif