Model dan Aplikasi Analisis Gender

xlvii harus benar-benar memahami situasi obyektif empiris hubungan gender sehingga memungkinkan mengidentifikasikan isu-isu gender yang fundamental. Nugroho dalam Ismi Dwi Astuti 2009:63 menganjurkan empat strategi pokok untuk menjalankan kebijakan agar tidak bias gender, yaitu: 1. Pastikan para pelaksana memahami bahwa kebijakan tersebut adalah kebijakan yang pro gender. 2. Pastikan bahwa ada reward dan punishment bagi pematuh dan pelanggarnya 3. Mempunyai ukuran kinerja yang pro gender 4. Mengevaluasi kinerjanya

d. Model dan Aplikasi Analisis Gender

Pengarusutamaan gender tidak serta merta bisa diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan. Kesiapan dari pihak-pihak yang terkait menjadi poin yang cukup penting, karena banyak pihak yang masih menganggap kesetaraan gender bukan menjadi hal yang penting. Untuk itulah diperlukan suatu alat atau metode dalam penyusunan program yang responsif gender. Ada beberapa macam alat analisis yang dapat dipergunakan untuk analisis gender, diantaranya adalah model Harvard, model Moser, dan Model Gender Analysis Pathway GAP. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan dalam uraian berikut: 1. Teknik Analisis Model Harvard Analisis Model Harvard bermanfaat diantaranya untuk; xlviii - Menunjukkan bahwa ada suatu intervensi secara ekonomi yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki secara rasional - Membantu para perencana merancang proyek yang lebih efisien dan memperbaiki produktifitas kerja secara menyeluruh - Mencari informasi lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuan efisiensi dengan tingkat keadilan gender yang optimal - Memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan melihat faktor penyebab perbedaan Kementrian Pemberdayaan Perempuan, 2003: 6-7. Kerangka Analisis Harvard terdiri empat komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Pertama, teknik analisis ini menggunakan pembagian profil kegiatan menjadi tiga yaitu produktif, reproduktif, dan sosial budaya dan kemasyarakatan, termasuk siapa yang berperan dominan dalam setiap kegiatan tersebut.. Kedua, dengan pengelompokan kegiatan tersebut maka dapat diketahui profil akses dan kontrol dengan memperinci sumber-sumber apa yang dikuasai laki- laki dan perempuan untuk melaksanakan kegiatannya dan manfaat apa yang diperoleh setiap orang baik laki-laki maupun perempuan dari kegiatan tersebut. Ketiga, tahap analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan akses dan kontrol berpusat pada faktor dasar yang menentukan pembagian kerja berdasar gender. Keempat, analisis siklus proyek terdiri dari penelaah proyek berdasarkan data yang diperoleh dari analisis terdahulu, dengan menayangkan kegiatan-kegiatan yang akan dipengaruhi xlix oleh proyek dan bagaimana permasalahan akses, kontrol terkait dengan kegiatan- kegiatan tersebut. 2. Teknik Analisis Model Moser Menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan 2003: 9-12, ada 6 alat yang dipergunakan kerangka Moser dalam perencanaan untuk semua tingkatan, dari proyek sampai perencanaan daerah. a. Identifikasi Peranan Gender peranan gender diklasifikasikan kedalam 3 kategori yaitu peranan produktif, peranan reproduktif dan kemasyarakatan atau kerja sosial b Penilaian Kebutuhan Gender Kebutuhan tersebut dibedakan kedalam kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis gender adalah pemenuhan kebutuhan individu jangka pendek yang bertujuan mengubah kehidupan melalui kebutuhan dasar, tetapi pemenuhan kebutuhan praktis tidak akan merubah posisi perempuan yang subordinat. Kebutuhan strategis gender adalah pemenuhan kebutuhan jangka panjang yang bertujuan merubah peran gender agar perempuan dan laki-laki dapat berbagi adil dalam pembangunan. c. Pemisahan kontrol atas sumber daya dan kekuasaan Dalam pengambilan keputusan di rumah tangga, alat ini digunakan untuk menemukan siapa yang mengontrol sumberdaya dalam rumah tangga, l siapa mengambil keputusan penggunaan sumber daya dan bagaimana keputusan itu dibuat. d. Menyeimbangkan peranan Sangat berhubungan dengan bagaimana perempuan mengelola keseimbangan antara tugas-tugas produktif, reproduktif, dan kemasyarakatan mereka. e. Matriks Kebijakan WID Women in Development, GAD Gender and Development Matriks ini memberikan suatu kerangka untuk mengidentifikasikan atau mengevaluasi pendekatan-pendekatan yang sedang atau dapat digunakan untuk dijadikan pada tri peranan, serta kebutuhan-kebutuhan praktis dan strategis gender pada perempuan dalam proyek pembangunan. Matrik ini dibedakan dalam 5 pendekatan yaitu: - Kesejahteraan - Keadilan - Anti Kemiskinan - Efisiensi - Pemberdayaan f. Melibatkan perempuan, organisasi penyadaran gender dan perencana Secara umum alat ini untuk memastikan bahwa kebutuhan praktis gender diidentifikasikan dan dijamin sebagai kebutuhan-kebutuhan nyata perempuan dalam kaitannya dengan kehidupan mereka baik di ruang publik maupun privat. li 3. Teknik Analisis Model Gender Analysis Pathway GAP GAP merupakan salah satu alat analisis gender yang dapat membantu perencana melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan kebijakan atau progran pembangunan. Metode GAP adalah metode analisis untuk mengetahui kesenjangan gender dengan melihat aspek akses, peran, kontrol, dan manfaat yang diperoleh laki-laki dan perempuan dalam program-program pembangunan. Dengan GAP dapat diidentifikasi kesenjangan gender dan permasalahan gender serta sekaligus menyusun rencanakebijakanprogramproyekkegiatanyang ditujukan untuk memperkecil atau menghapus kesenjangan gender tersebut. Terdapat empat tahapan utama dalam metode ini yaitu: 1. Melakukan analisis kebijakan responsif gender. Dalam tahapan ini dipergunakan data pembuka wawasan baik itu berupa data kuantitatif maupun data kualitatif, untuk melihat bagaimana kebijakan yang ada saat ini dapat memberikan dampak yang berbeda antara laki-laki bdan perempuan. Identifikasi faktor-faktor penyebab kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan gender gap, lalu identifikasi isu-isu gender apa yang ada di dalamnya. 2 Memformulasikan kebijakan responsif gender dengan menyusun sasaran kesetaraan dan keadilan gender sebagai upaya untuk mengurangi atau menghapuskan kesenjangan gender antara laki-laki dan perempuan. Untuk mengevaluasi keberhasilannya dipergunakan indikator gender, baik berupa lii indikator kuantitatif yang memperhatikan apakah kesenjangan gender telah berkurang. 3 Menyusun rencana aksi dan sasaran kebijakan KKG. Rencana aksi disertai dengan indikator keberhasilan untuk mengukur kinerja dan pengimplementasian rencana aksi. 4. Melakukan pemantauan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan yang responsif gender.

e. Partisipasi Perempuan