20
3.3. Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh
Penentuan lokasi pengambilan contoh stasiun ditentukan secara dipilih dengan pertimbangan adalah pengaruh arus dari sungai ke arah laut, dengan
asumsi bahwa air dari sungai akan membawa zat-zat nutrien yang kemudian akan terakumulasi di perairan pesisir sebelum jauh menyebar ke arah laut.
3.4. Pengambilan Contoh
3.4.1. Pengambilan Contoh Air Laut
Sampel air laut diambil dengan botol Nansen lalu dimasukkan dalam botol sampel untuk selanjutnya disimpan dalam kotak pendingin untuk dianalisa
kandungan klorofil fitoplankton, fosfat, nitrat, silikat, amoniak, derajat keasaman dan oksigen terlarut.
Pada saat pengambilan sampel juga dilakukan pengukuran parameter oseanografi secara in situ seperti suhu, salinitas, turbiditas, yang dilakukan
dengan menggunakan CTD, serta pengukuran arah dan kecepatan arus dengan current meter.
3.4.2. Pengambilan Contoh Fitoplankton
Contoh fitoplankton diambil dengan menggunakan jaring Kitahara yang berbentuk kerucut dengan diameter 31 cm dan mata jaring 80 µm. Pada bagian
tengah mulut jaring dipasang sebuah flowmeter untuk mengetahui volume air yang tersaring. Jaring ini diturunkan kemudian ditarik secara horisontal di
permukaan air. Contoh plankton yang diperoleh disimpan dalam botol sampel dan diberi larutan pengawet formalin hingga konsentrasi formalin dalam botol contoh
mencapai 4. 3.5. Analisis Contoh
3.5.1. Analisis Kimia
Parameter yang diamati dari sampel air laut yaitu fosfat, nitrat, silikat, amoniak, derajat keasaman dan oksigen terlarut. Contoh air laut untuk parameter
fosfat, nitrat, silikat, amoniak, derajat keasaman dan oksigen terlarut diambil dengan menggunakan Nansen. Derajat keasaman pH air laut diukur dengan
menggunakan pH meter merek TOA model HM-IK dengan cara mencelupkan
21 elektroda kedalamnya. Untuk penentuan kadar oksigen terlarut digunakan botol
sampel dari gelas yang sudah ditentukan volumenya dan dianalisis menurut metode Winkler, yaitu berdasarkan titrasi yodometri dan kadarnya dinyatakan
dalam mll. Analisa nitrat dilakukan dengan menggunakan metode Moris dan Riley
1963 yang dimodifikasi oleh Grasshoff Parson et al, 1984, sedangkan analisa fosfat dilakukan menurut metode Murphy dan Riley 1962 dalam Parson et al
1984.
3.5.2. Analisis Klorofil-a
Metode untuk pengukuran kandungan klorofil fitoplankton mengikuti cara yang dilakukan oleh Strickland Parsons 1968, yakni dengan menyaring
contoh air laut lalu diekstrak dengan menggunakan larutan aseton 90 untuk selanjutnya disentrifuge pada putaran 4000 rpm selama kurang lebih 30 menit
untuk memisahkan antara filtrat dengan cairan yang bening. Kemudian cairan yang bening tersebut dibaca fluororecencenya dengan menggunakan fluorometer
Turner Model 450 pada besaran 10 kali. Setelah diberi HCl 8 sampel tersebut kemudian dibaca kembali pada panjang gelombang yang sama, 750 dan 665 nm.
Tujuan penambahan asam tersebut adalah untuk memisahkan atau merubah klorofil-a menjadi phaeopitin. Konsentrasi klorofil-a diperoleh dengan
menggunakan rumus berikut:
τ
Ve ml
Klorofil-a = F
1
x
________
x R
B
– R
A
x
__________
µg l = mgm
3
τ
- 1 Vs l
F
1
= Faktor = 33,8045
τ
= R
B
R
A
= 1,2222 R
B
= Reading before bacaan pada flurometer sebelum ditambah asam
R
A
= Reading after bacaan pada flurometer setelah ditambah asam
Ve = Volume ektraksi penambahan aseton 90 = ml
Vs = Volume saring =liter
22
3.5.3. Analisis Fitoplankton