Tujuan Penelitian Sebaran Fitoplankton

3 tekanan sebagai akibat dari berbagai aktivitas yang dilakukan manusia, baik di darat kegiatan industri maupun di laut kegiatan penangkapan ikan, lalu lintas kapal, dan wisata bahari. Oleh karena itu perubahan fungsi perairan ini memerlukan upaya pemantauan perairan dari berbagai aspek. Salah satu aspeknya adalah pengamatan plankton, khususnya fitoplankton, karena fitoplankton merupakan organisme yang memiliki peranan sangat besar dalam rantai makanan di laut. Selain itu keberadaan fitoplankton dapat dijadikan indikator kesuburan perairan, apabila kelimpahan fitoplankton di suatu perairan tinggi maka perairan tersebut cenderung mempunyai produktivitas yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu untuk mengetahui hal ini maka perlu dilakukan penelitian tentang kondisi fitoplankton di perairan pesisir Berau, Kalimantan Timur serta pengaruh beberapa faktor fisika kimia perairan. Kerangka pendekatan masalah pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran mendatar fitoplankton dan parameter-parameter oseanografi seperti suhu, salinitas, turbiditas, kadar nitrat, phosphat, silikat dan arus serta pengaruh parameter tersebut terhadap kelimpahan dan sebaran fitoplankton di perairan permukaan pesisir Berau, Kalimantan Timur. 4 Keterangan: ruang lingkup penelitian Gambar 1. Kerangka Pendekatan Masalah Muara Sungai debit Sungai Kondisi Oseanografi Pesisir Berau Fisika, Kimia, Biologi Sebaran dan Kelimpahan Fitoplankton Aktivitas manusia perikanan, wisata, industri Laut Terbuka arus, pasang surut Faktor Fisika: Suhu, Salinitas, Arus, K h Faktor Kimia: Nutrien, pH, Oksigen Terlarut Faktor Biologi: Klorofil-a, Fitoplankton 5 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fitoplankton

Plankton adalah istilah umum untuk biota yang hanyut, melayang atau mengambang di dalam air secara bebas, kemampuan geraknya kalaupun ada sangat terbatas atau dengan kata lain penyebarannya lebih banyak diatur oleh pergerakan air seperti arus, gelombang dan sebagainya Sachlan, 1982; Nybakken, 1992; Nontji, 2005. Plankton dibagi menjadi dua golongan utama yaitu fitoplankton dan zooplankton Wickstead, 1965; Sachlan 1982; dan Nybakken 1992. Fitoplankton laut adalah tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis Nybakken, 1992. Menurut Sumich 1992 fitoplankton terdiri dari satu sel, tidak dapat berpindah tempat sendiri kecuali karena pergerakan air, sebagian besar dari kelas alga dan bakteri, bergerak dengan flagella dan cilia, dan berukuran kurang dari 1 mikrometer sampai dengan lebih dari 1 mm Fitoplankton merupakan tumbuhan yang amat banyak ditemukan di semua perairan, tetapi karena ukurannya mikroskopis sukar dilihat kehadirannya, konsentrasinya bisa ribuan hingga jutaan sel per liter air laut. Fitoplankton bisa ditemukan di seluruh massa air mulai dari permukaan laut sampai pada kedalaman dengan intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis. Zone ini dikenal sebagai zone eufotik, tebalnya bervariasi dari beberapa puluh sentimeter pada air yang keruh hingga lebih 150 m pada air yang jernih. Besarnya dimensi ruang zone eufotik yang menjadi habitat fitoplankton menyebabkan fitoplankton yang mikroskopis ini berfungsi sebagai tumbuhan yang paling penting artinya dalam ekosistem laut. Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil mampu melaksanakan reaksi fotosintesis di mana air dan karbondioksida dengan adanya sinar surya dan garam-garam hara dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat Sumich, 1992; Nontji, 1993. Adanya kemampuan membentuk zat organik dari zat anorganik maka fitoplankton disebut sebagai produsen primer. Menurut Sachlan 1982 fitoplankton yang ada di laut dapat digolongkan dalam phyla Chrysophyta, Pyrrophyta, Cyanophyta dan Chlorophyta. Parsons et al. 5 6 1984 menyatakan bahwa wakil klas ganggang di dalam fitoplankton bahari dapat dilihat pada Tabel 1. Lebih lanjut Zhong 1989 menerangkan secara lengkap bahwa fitoplankton di laut memiliki kelompok sebagai berikut: Prokaryotae Bacteria:Pseudomonas Cyanophyta Cyanophyceae Oscillaloriales: Trichodesmium Eukaryotae Pyrrophyta Dinophyceae Desmokontae Desmonadales: Pleromona Prorocentrales: Prorocentrum Dinokontae Peridinales Gymnodiniineae: Gymnodinium Dinophysidineae: Dinophysis Peridiniinaea: Peridinium Bacillariophyta Centriae Coscinodiscales: Coscinodiscus Biddulphiales: Biddulphia Rhizosoleniales: Rhizosolenia Pennatae Naviculales: Navicula Diatomales: Thalassiothrix Phaeodactylales: Phaeodactylum Surirellales: Nitzschia Chlorophyta Chlorophyceae Volvocales: Dunaliella Chlorococcales: Chlorella Prasinophyceae Pyramimonadales: Platymonas Chrysophyta Haptophyceae =Prymnesiophyceae Coccolithiales: Coccoliihus Isochrysidales: Isochrysis Chrysocapsales: Phaeocystis Chrysophyceac Silicoflagellales = Dictychales: Dictyocha Xanthophyta Xanthophyceae 7 Heterochloridales: Olisthodiscus Mischococcales=Heterococcales: Hahsphaera Heterocapsales: Pelagocystis Cryptophyta Cryptophyceae: Cryptomonas Euglenophyta Euglenophyceae: Eutreptia Tabel 1. Wakil klas ganggang di dalam fitoplankton bahari Klas Nama umum Lokasi Predominan Kcterangan L. Cyanophyceae Cyanobacteria Ganggang hijau-biru Tropis Trychodesmi um =Oscilatoria 2. Rhodophyceae Ganggang merah Sangat jarang, pantai Rhodosorus, bentik 3. Bacillariophyceae Diatom Semua perairan, terutama pantai Plankton renik utama sebagai produsen primer 4. Cryptophyceae Cryptomonads Kosmopolitan. pantai Sering diabaikan. tetapi nanoplankton penting 5. Dynophyceae Dinoflagellata Semua perairan, terutama tropis Autotrofheterotrof, penyebab red tide 6. Crysophyceae Prymnesiophyceae Crysomonads Silicoflagellata Jarang, pantai kadang- kadang melimpah - 7. Haptophyceae Coccolithophor prmnesiomonad Oseanik Pantai - 8. Raphidiophyceae Chloromonad Jarang tapi kadang - kadang melimpah, payau bebrapa jenis pembunuh ikan Chattonella 9 Xanthophyceae Ganggang hijau- kuning heterochlorid Sangat jarang - 10. Eustigmatophyceae - Sangat jarang - 11. Euglenophyceae Euglenoid Pantai - 12. Prasinophyceae Prasinomonad Semua perairan - 13. Chlorophyceae Ganggang hijau. Volvocalcan Sangat jarang Pantai - Sering dikelompokkan ke dalam Phytoflagellate Protozoa. Menurut Nybakken 1992 diatom Bacillariophyceae dan dinoflagellata Dinophyceae merupakan kelompok utama fitoplankton di laut. Diatom adalah golongan tumbuh-tumbuhan bersel tunggal yang mempunyai kulit yang mengandung silika siliceous. 8

2.1.1. Diatom

Diatom, sebagai plankton mempunyai peranan yang sangat penting untuk perikanan. Diatom adalah alga bersel tunggal yang dicirikan oleh adanya kerangka atau selubung, frustula, yang disusun oleh dua buah katup, epiteka dan hipoteka yang cocok sesamanya, seperti cawan petri McConnaughey dan Zottoli, 1983. Nybakken 1992 dan Sumich 1992 menerangkan bahwa secara umum diatom mempunyai ukuran tubuh berkisar 10 µm - 1 mm, bersel tunggal uniseluler atau berupa rangkaian panjang, tidak memiliki alat gerak. Bagian luar dari diatom terbuat dari silikon dioksida, yaitu bahan utama pembuat gelas, berhiaskan lubang-lubang besar- kecil dengan pola-pola yang khas menurut spesies diatom. Sebagian besar diatom hidup secara tunggal, tetapi tidak sedikit juga yang hidup membentuk rantai. Diatom terdiri dari berbagai spesies, yang jika membentuk rantai dihubungkan oleh penyambung seperti protoplasma, lendir atau tonjolan seperti duri atau rambut dari frustula yang saling mengunci. Sel plasma membentuk lapisan yang tipis sepanjang dinding dalam dari katup dengan melingkari sebuah rongga yang berisi getah sel. Inti pada umumnya terletak di tengah. Plasma sel mengandung kloroplas, yang didalamnya berlangsung fotosintesis. Warna kecoklatan yang tersifat dari kebanyakan diatom disebabkan oleh pigmen diatomin dalam kloroplas itu. Diatomin agak menyerupai pigmen dari alga coklat yang menyamarkan klorofil. Diatom memiliki bentuk yang beraneka ragam, sebagian besar berbentuk batang, ada yang bulat dan ada juga yang berbentuk lonjong. Sebagian besar diatom hidup di dalam air sebagai plankton, tetapi ada juga yang hidup pada dasar perairan yang masih dapat disinari sebagai bentos, atau ada juga yang hidup menempel pada benda-benda lain sebagai perifiton. Diatom tersebar luas di seluruh dunia. Pada umumnya diatom adalah makhluk samudera di perairan dingin di wilayah-wilayah kutub, di daerah-daerah tropika dan beriklim sedang.

2.1.2. Dinoflagellata

Dinoflagellata merupakan kelompok ke-dua dari alga bersel tunggal yang memiliki jumlah cukup banyak di laut. Diatom merupakan plankton nabati dengan jumlah terbesar di perairan dingin, sedangkan dinoflagellata biasanya dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih besar di perairan tropika dan subtropika. 9 Kelompok dinoflagelata dicirikan dengan adanya sepasang flagella untuk bergerak di dalam air, tidak memiliki rangka luar dari silikon tapi memiliki semacam pembungkus baju zirah yang terbuat dari lempeng-lempeng selulosa karbohidrat dan berukuran kecil 25 µm - 1 mm, biasanya bersel tunggal jarang bersel banyak membentuk rantai, bereproduksi dengan membelah diri Nybakken, 1992; Sumich, 1992.

2.2. Sebaran Fitoplankton

Arinardi, dkk 1997 menyatakan bahwa umumnya plankton di laut tidak tersebar merata melainkan hidup secara berkelompok. Pengelompokan plankton dapat terjadi pada jarak kurang dari 20 m berskala kecil atau dapat juga mencapai beberapa kilometer berskala besar. Penyebab terjadinya pengelompokan plankton secara garis besar dibedakan atas pengaruh fisik turbulensi atau adveksi dan pengaruh biologi. Angin dapat pula menyebabkan terkumpulnya plankton pada tempat tertentu. Pengaruh biologi terjadi apabila terdapat perbedaan pertumbuhan antara laju pertumbuhan fitoplankton dan kecepatan difusi untuk menjauhi kelompoknya. Sementara zooplankton yang memangsa fitoplankton juga sangat mempengaruhi pengelompokan fitoplankton. Pengelompokan plankton lebih sering dijumpai di perairan neritik terutama perairan yang dipengaruhi oleh estuari daripada perairan oseanik, hal ini sebagai akibat adanya proses fisik dan kimia di perairan pantai. Produktivitas perairan pantai ditentukan oleh beberapa faktor seperti arus pasang-surut, morfo-geografi setempat dan proses fisik dari lepas pantai. Sementara adanya pulau-pulau akan menyumbangkan produksi hayati yang lebih tinggi karena terjadinya pengayaan yang disebabkan oleh turbulensi pengadukan air, penaikan massa air di selat antar dua pulau atau lebih dan aliran air sungai ke perairan pantai. Secara vertikal, fitoplankton biasanya berkumpul di zona eufotik yaitu zona dengan intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis.

2.3. Klorofil Fitoplankton