Kepolisian Komponen Sistem Peradilan Pidana

dalamnya wajib untuk bekerja sama, terutama instansi-instansi badan- badan dikenal dengan: 30 1. Kepolisian; 2. Kejaksaan; 3. Pengadilan; dan 4. Lembaga Permasyarakatan. Demikian pula diungkapkan oleh Rusli Muhammad, bahwa dalam pandangan Sistem Peradilan Pidana, terdapat beberapa institusi penegak hukum yang ikut mengambil peran dalam melakukan proses peradilan pidana diantaranya adalah institusi Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan. 31

1. Kepolisian

Ditinjau dari segi etimologis istilah polisi di beberapa negara memiliki ketidaksamaan, seperti di Yunani istilah polisi dengan sebutan “politeia”, di Inggris “police” juga dikenal adanya istilah “constable”, di Jerman “polizei, di Amerika dikenal dengan “sheriff”, di Belanda “politie”, di Jepang dengan istilah “koban” dan “chuzaisho” walaupun sebenarnya istilah koban adalah merupakan suatu nama pos polisi di wilayah kota, dan chuzaisho adalah pos polisi di wilayah pedesaan. 30 Mardjono Reksodiputro, Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana. Kumpulan Karangan Buku Kedua, Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan Dan Pengabdian Hukum Universitas Indonesia, 2007, h. 141. 31 Rusli Muhammad, Sistem Peradilan Pidana Indoensia, Yogyakarta: UII Press, 2011, h. 61. Jauh sebelum istilah polisi lahir sebagai organ, kata “polisi” telah dikenal dalam bahasa Yunani, yakni “politeia”. Kata “politeia” digunakan sebagai title buku pertama Plato, yakni “Politeia” yang mengandung makna suatu negara yang ideal sekali sesuai dengan cita- citanya, suatu negara yang bebas dari pemimpin negara yang rakus dan jahat, tempat keadilan dijunjung tinggi. 32 Secara filosofis, bahwa eksistensi fungsi kepolisian telah ada sebelum dibentuknya organ kepolisian, karena fungsi kepolisian melekat pada kehidupan manusia, yakni menciptakan rasa aman, tenteram dan tertib dalam kehidupan sehari-harinya. 33 Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Kepolisian sebagai lembaga penegakan hukum melakukan fungsinya pada tahap Penyelidikan dan penyidikan seperti yang tercantum dalam ketentuan pasal 4 KUHAP yang berbunyi : “Penyelidik adalah setiap pejabat Polisi Negara Republik Indonesia”. Selain itu yang dimaksud penyidik diatur dalam pasal 6 ayat 1 KUHAP sebagai berikut: “Penyidik adalah: a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia. 32 Azhari, Negara Hukum Indonesia Analisis Yuridis Normatif Terhadap Unsur- unsurnya, Jakarta: UIPress, 1995, h. 19. 33 Sadjijono, Fungsi Kepolisian Dalam Pelaksanaan Good Governance, edisi-ke satu, Yogyakarta: Laksbang, 2005, h. 323-324. b. Pejabat Pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undan g.” Tujuan mencantumkan kedua pasal tersebut diatas adalah adalah agar dapat mengukur dan memahami hal ikhwal proses penegakan hukum dari awal dengan benar, yaitu dimulai dengan penyelidikan dan penyidikan oleh lembaga yang berwenang untuk itu. 34 Dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, menyebutkan bahwa kepolisian mempunyai tugas untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut dipertegas dalam Pasal 14 ayat 1 huruf g Undang-Undang Kepolisian bahwa polisi berwenang melakukan penyidikan terhadap semua tindak pidana. Dengan demikian, polisi adalah penyidik dan berwenang melakukan penyidikan tindak pidana yang sebelumnya didahului oleh tindakan penyelidikan oleh penyelidik. 35 Berdasarkan kewernangan tersebut, apabila ada laporan dan pengaduan dari masyarakat telah terjadi tindak pidana, maka proses pertama untuk pemeriksaan agar terpenuhi unsur-unsur pidana 34 Hartono, penyidikan dan penegakan hukum pidana melalui pendekatan hukum progresif, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, h. 17. 35 H. Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian:Profesionalisme dan Reformasi Polri, Ctk. I, Bandung: Laksabang Mediatama, 2007, h. 27. dilakukan oleh polisi dengan melakukan proses penyelidikan dan penyidikan tindak pidana. Tindakan penyelidikan dan penyidikan terdapat beberapa rangkaian kegiatan, akan tetapi setiap tindakan yang dilakukan itu masing-masing harus dibuatkan berita acara. Berita acara yang dimaksud, berita acara mengenai pemeriksaan tersangka, berita acara penangkapan, berita acara penahanan, berita acara penggeledahanpenyitaan dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu akan dihimpun ke dalam Berita Acara Pemeriksaan BAP, dan kemudian setelah itu dilimpahkan kepada kejaksaan. 36

2. Kejaksaan