Pengertian Sistem Peradilan Pidana

20

BAB II LANDASAN TEORI SISTEM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

A. Pengertian Sistem Peradilan Pidana

Dalam hukum pidana terdapat sebuah sistem peradilan, atau istilah yang mulai populer di Indonesia, yaitu criminal justice system yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi sistem peradilan pidana. 24 Istilah Sistem Peradilan Pidana atau criminal justice system kini telah menjadi suatu istilah yang menunjukan mekanisme kerja dalam penanggulangan kejahatan dengan menggunakan pendekatan sistem. 25 Sistem Peradilan Pidana ialah sistem yang dibuat untuk menanggulangi masalah-masalah kejahatan yang dapat mengganggu ketertiban dan mengancam rasa aman masyarakat, merupakan salah satu usaha masyarakat untuk mengendalikan terjadinya kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi yang dapat diterima. Pelaksanaan peradilan pidana adalah upaya untuk menanggulangi kejahatan yang terjadi di masyarakat dengan mengajukan para pelaku kejahatan dan membuat para calon pelaku kejahatan berpikir dua kali sebelum melakukan kejahatan. 26 Menurut Muladi, sistem peradilan pidana sesuai dengan makna dan ruang lingkup sistem dapat bersifat phisik dalam arti sinkronisasi 24 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: CV Sapta Artha Jaya, 1996, h.2. 25 Romli Atmasasmita 1, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Jakarta: Kencana, 2011, h. 2. 26 Abdussalam dan DPM Sitompul, Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Restu Agung, 2007, h. 4. struktural structural syncronization dalam arti keselarasan mekanisme administrasi peradilan pidana, dapat pula bersifat substansial substancial syncronization dalam kaitannya dengan hukum positif yang berlaku, dan dapat pula bersifat kultural cultural syncronization dalam arti menghayati pandangan, sikap, dan falsafah yang secara menyeluruh mendasari jalannya sistem peradilan pidana. 27 Suatu definisi yang sedikit berbeda diberikan oleh Barda Nawawi Arief, dimana beliau menjelaskan bahwa Sistem Peradilan Pidana SPP pada hakikatnya identik dengan Sistem Penegakan Hukum Pidana SPHP. Sistem penegakan hukum pada dasarnya merupakan sistem kekuasaankewenangan menegakan hukum. Kekuasaankewenangan menegakan hukum ini dapat diidentikan pula dengan istilah “kekuasaan kehakiman”. Oleh karena itu, Sistem Peradilan Pidana atau Sistem Penegakan Hukum Pidana SPHP hakikatnya juga identik dengan Sistem Kekuasaan Kehakiman di bidang Hukum Pidana SKK-HP. 28 Perbedaan pandangan oleh para ahli hukum tersebut terhadap istilah criminal justice system yang telah disebutkan di atas bukanlah menunjukan adanya ketidakseragaman. Namun perbedaan tersebut muncul dikarenakan adanya perbedaan sudut pandang dalam menterjemahkan suatu istilah. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh LJ. Van 27 Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Undip, 1995, h. 13. 28 Barda Nawawi Arief , Kapita Selekta Hukum Pidana tentang Sistem Peradilan Pidana Terpadu Integrated Criminal Justice System, Semarang: UNDIP, 2011, h. 34-35. Apeldorn, yang menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan dalam melakukan pendefinisian, yaitu: 29 “Hampir semua ahli hukum yang memberikan definisi tentang hukum, memberikannya berlainan. Ini setidak-tidaknya untuk sebagian, dapat diterangkan oleh banyaknya segi dan bentuk, serta kebesaran hukum. Hukum banyak seginya dan demikian luasnya, sehingga tidak mungkin orang menyatukannya dalam satu rumus secara memuaskan.” Dari beberapa pengertian sistem peradilan pidana yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sistem peradilan pidana adalah sebuah sistem yang dibuat untuk menanggulangi masalah kejahatan dengan memberikan sanksi bagi pelaku kejahatan sesuai dengan hukum yang berlaku.

B. Komponen Sistem Peradilan Pidana