Proses Peradilan Pidana”. Dalam jurnal tersebut Andi Rahman lebih fokus membahas perlindungan terhadap saksi dalam proses peradilan
pidana terkhusus lagi yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan dan juga dalam jurnalnya tidak fokus membahas LPSK, sedangkan penulis
fokus membahas perlindungan saksi dan korban yang dilakukan oleh LPSK dalam kaitannya sebagai penguat sistem peradilan pidana di
Indonesia. 4.
Buku Supriyadi Widodo Eddyono dengan judul “Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban di Indonesia: Sebuah Pemetaan Awal”
yang diterbitkan oleh Indonesia Corruption Watch tahun 2007. Dalam buku tersebut Supriyadi Widodo membahas mengenai LPSK secara
umum terkait kedudukan, tugas, kewenangan, kelembagaan dan sebagainya. Sedangkan penulis lebih fokus membahas peran LPSK
menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang perlindungan saksi dan korban serta tantangan dan kendala LPSK dalam penguatan
sistem peradilan pidana di Indonesia.
E. Kerangka Konseptual
Dalam pembahasan kerangka konseptual, akan diuraikan beberapa konsep terkait beberapa istilah yang akan sering digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Saksi
adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan tentang suatu tindak pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, danatau ia alami sendiri.
2. Korban
adalah orang yang mengalami penderitaan fisik, mental, danatau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana.
3. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK
adalah lembaga yang bertugas dan berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada Saksi danatau Korban
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 31 Tahun 2014 Tentang perubahan atas Undang-Undang No 13 Tahun 2006 tentang
perlindungan saksi dan korban. 4.
Sistem Peradilan Pidana Sistem pengendalian kejahatan yang terdiri dari lembaga lembaga
kepolisian,kejaksaan, pengadilan dan pemasyarakatan terpidana.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1.
Tipe Penelitian Studi ini menggunakan studi penelitian yuridis normatif dengan
judul Kedudukan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK dalam sistem peradilan pidana di Indonesia.Dalam kaitan nya, penulis
mengacu pada peraturan perundang-undangan, gejala hukum serta norma-norma yang ada dalam masyarakat.
2. Pendekatan Masalah
Dalam hal ini penulis melakukan pendekatan normatif empiris, pendekatan ini pada dasarnya merupakan penggabungan antara
pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai unsur empiris. Metode penelitian normatif-empiris mengenai
implementasi ketentuan hukum normatif undang-undang dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu
masyarakat.
20
3. Bahan Hukum
Bahan hukum yang digunakan antara lain: a.
Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang
bersifat autoritatif yang artinya memiliki otoritas. Bahan-bahan hukum primer meliputi perundang-undangan, catataan-catatan
resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan atau putusan-putusan hukum.
21
Bahan hukum yang terdapat di tulisan ini antara lain UU No. 31 Tahun 2014 dan UUD NRI Tahun 1945.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang penulis gunakan dalam penulisan ini terdiri dari buku-buku yang berkaitan dengan Hukum
Tata Negara, Lembaga Independen, Sistem Peradilan Pidana,
20
Soerjono Soekanto Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 14-15.
21
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Jakarta: Kencana 2010 h. 141
Skripsi tentang Hukum Tata Negara, Jurnal-Jurnal atau materi hukum lain nya yang mendukung penulisan ini.
c. Bahan Non Hukum
Merupakan bahan atau rujukan yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan
sekunder.Seperti kamus hukum, ensiklopedia, berita hukum dan lain-lain.
4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data
dengan teknik dokumenter
22
, yaitu dengan mencari data sekunder yang terdiri atas:
a. Bahan hukum primer yang mencakup norma atau kaidah dasar,
yaitu Undang-Undang Dasar 1945, beberapa undang-undang yang berkaiatan dengan lembaga negara dan wawancara langsung.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan-bahan
pustaka yang berisikan tentang bahan primer. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku, internet dan beberapa hasil penelitian
yang berhubungan dengan lembaga negara. c.
Bahan hukum tersier, yang memberikan informasi lebih lanjut terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder antara
22
Soerjono Soekanto, Pengantar penelitian Hukum Jakarta: UI Press, 1986, h. 16.
lain kamus umum bahasa Indonesia, dictionary, majalah, Koran dan lainnya.
23
5. Analisa Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini diawali dengan mengkompilasi berbagai dokumen peraturan perundang-undangan
serta bahan hukum lainnya yang berhubungan dengan judul yang penulis ambil. Kemudian dari hasil tersebut, dikaji isi content, baik
terkait kata-kata word, makna meaning, simbol, ide, tema-tema dan berbagai pesan lainnya yang dimaksudkan dalam isi undang-undang
tersebut. Secara detail langkah-langkah yang dilakukan dalam
melakukan analisis tersebut adalah: pertama, semua bahan-bahan hukum
yang diperoleh melalui normatif disistematisir dan diklasifikasikan
menurut objek
bahasannya. Kedua,
setelah disistematisir dan diklasifikasikan kemudian dilakukan eksplikasi,
yakni diuraikan dan dijelaskan tentang objek yang diteliti berdasarkan teori. Ketiga, bahan yang dilakukan evaluasi, yakni dinilai dengan
menggunakan ukuran ketentuan hukum yang berlaku. 6.
Teknik Penulisan Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis
berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan
23
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat Jakarta: Rajawali Pers, 1995, h. 33.
dalam buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan