3. Fungsi Peran
Menurut Soekanto, dalam pembahasan tentang aneka macam peran yang melekat pada individu-individu dalam masyarakat ada beberapa
pertimbangan sehubungan dengan fungsi peran, yaitu sebagai berikut : a. Bahwa peran tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat
hendak dipertahankan kelangsungannya. b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus telah terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk
melaksanakannya. c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tak
mampu melaksanakan perannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan
pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya.
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan perannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang
seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.
23
4. Bentuk Peran
Bentuk peran atau role menurut Bruce J. Cohen dikutip oleh
Soekanto, yakni sebagai berikut :
23
Ibid, h.95
a. Peranan nyata Anacted Role adalah suatu cara yang betul-betul dijalankan seseorang dalam menjalankan suatu peranan.
b. Peranan yang dianjurkan Prescribed Role adalah cara yang diharapkan masyarakat dari kita dalam menjalankan peranan tertentu.
c. Konflik peranan Role Conflict adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang menduduki suatu status atau lebih yang menuntut
harapan dan tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama lain. d. Kesenjangan Peranan Role Distance adalah Pelaksanaan Peranan
secara emosional. e. Kegagalan Peran Role Failure adalah kagagalan seseorang dalam
menjalankan peranan tertentu. f. Model peranan Role Model adalah seseorang yang tingkah lakunya
kita contoh, tiru, diikuti. g. Rangkaian atau lingkup peranan Role Set adalah hubungan seseorang
dengan individu lainnya pada saat dia sedang menjalankan perannya. h. Ketegangan peranan Role Strain adalah kondisi yang timbul bila
seseorang mengalami kesulitan dalam memenuhi harapan atau tujuan peranan yang dijalankan dikarenakan adanya ketidakserasiaan yang
bertentangan satu sama lain.
24
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat
24
H. Khufron, “Kegagalan Peran”, h. 11, diakses pada 10 Juni 2015 dari http:digilib.unila.ac.id7403BAB20II.pdf , pada pukul 14.00 WIB.
seseorang dalam masyarakat social-position merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peran dalam
ilmu peranan sosial adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu
berdasarkan status dan fungsi sosialnya.
25
Maka dari itu dari yang dapat peneliti simpulkan dari teori yang diutarakan oleh Soerjono Soekanto bahwa seseorang dikatakan berperan jika
ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosial dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut maka peran dalam kehidupan
masyarakat adalah sebagai aspek dinamis dari status. Karena peran memiliki cakupan untuk membimbing seseorang dalam memenuhi peraturan yang ada
didalam masyarakat organisasi yang diikutinya. Sebab aturan yang berlaku dapat terpenuhi apabila adanya interaksi antar individu. Fungsi dari peran
ini untuk mempertahankan struktur masyarakat dan agar masyarakat memberikan peluang terhadap individu-individu. Tetapi apabila dari
bentuk, ciri, dan fungsi peran satu sama lainnya tidak dijalankan dengan baik maka yang terjadi adalah konflik peran bagi individu itu sendiri.
B. Lembaga Pemasyarakatan