Peran Pekerjaan Sosial Koreksional Fungsi Pekerja Sosial Koreksional

E. Pekerja Sosial Koreksional

1. Peran Pekerjaan Sosial Koreksional

Pekerja sosial mendayagunakan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan koreksional rehabilitasi individu. Membantu klien agar dapat kembali dan menjadi bagian masyarakat serta membimbing mereka agar percaya dengan diri mereka sendiri dan rekan-rekannya. Peran Pekerja Sosial yang utama adalah membantu narapidana, tidak membalas dendam atau menghukum. Pekerja Sosial koreksional bekerja sebagai bagian dari team, termasuk diantaranya petugas petugas probasi dan parol, psikologi, psikiater, konselor vokasional pendidik dan pihak lain dalam memberi pelayanan dan membantu narapidana merubah perilakunya. 38

2. Fungsi Pekerja Sosial Koreksional

Dalam Melaksanakan peranan sebagai pekerja sosial di bidang koreksional, maka pekerja sosial memiliki fungsinya sebagai pekerja sosial dalam pelayanan koreksional. Berikut fungsi pekerjaan sosial koreksional yaitu : a. Membantu narapidana memperkuat motivasinya. b. Memberikan kesempatan kepada narapidana untuk menyalurkan perasaannya dan memberikan informasi kepada narapidana. c. Membantu pelanggar hukum untuk membuat keputusan – keputusan. 38 Data diakses pada tanggal 7 April 2016 dari www.scribd.comTUGAS-INDIVIDU- KOREKSIONAL pada pukul 18:45 WIB d. Membantu narapidana merumuskan situasi yang dialaminya. e. Memberikan bantuan dalam hal merubah atau mengidentifikasi lingkungan keluarga dan lingkungan dekat. f. Membantu pelanggar hukum mengorganisasi kembali pola-pola perilakunya dan memfasilitasi kegiatan rujukan. Fungsi pekerja sosial diatas adalah bahwa setiap orang dapat mengalami ketidakmampuan untuk melaksanakan fungsi sosialnya. Karena itu mereka membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk menentukan tujuan dan aspirasi bagi dirinya serta dapat mengambil keputusan yang akan dilaksanakan serta mencapai suatu tujuan. Fungsi pekerja sosial adalah membantu mereka yang membutuhkan pertolongan, seperti narapidana yang berbagai alasan tidak mampu menghilangkan tekanan-tekanan psikis dalam kehidupan di masyarakat. 37

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMASYARAKATAN TERBUKA

JAKARTA A. SEJARAH BERDIRINYA LAPAS TERBUKA JAKARTA. 38 Awal mula pembangunan Lapas Terbuka, menggunakan lahan kosong milik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM yang pada tahun 2003 yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I No : M.03.PR.07.03. Tahun 2003, tanggal 16 April 2003. Pada awalnya, dibangun 6 enam kamar Warga Binaan Pemasyarakatan dengan kapasitas 30 orang, 1 satu ruangan Kalapas yang sekarang menjadi kamar 01 lantai 1, 1 satu ruangan Kepala Sub Bagian Tata usaha TU bersama dengan Kelapa Urusan Keuangan Kepegawaian dan Kepala Urusan Umum, 1 satu ruangan Kepala Seksi Pembinaan Kegiatan Kerja. Kemudian, pada akhir 2004 sekitar bulan Oktober dilakukan pembangunan gedung perkantoran, gedung kegiatan kerja yang berlokasi di depan dan penambahan kamar blok hunian menjadi 10 kamar dengan kapasitas 50 orang. Pada tahun anggaran 20082009 telah dilakukan peningkatan gedung perkantoran menjadi 2 dua lantai dan penambahan kamar hunian menjadi 20 kamar yang kapasitasnya menjadi 100 orang hingga sekarang. Kamar hunian yang ada di Lapas Terbuka berbeda dengan kamar hunian yang terdapat di Lapas tertutup, perbedaan terdapat pada bentuk bangunannya, di Lapas Terbuka kamar 38 Diambil dari profil lembaga pemasyarakatan terbuka