xxix Dari hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa PERT dan CPM menempati
urutan ke lima, yang berarti pada tahun 1972 PERT digunakan oleh 13 proyek di Amerika Serikat dengan frekuensi penggunaan 6.
Metode perencanaan jaringan dikembangkan secara terpisah oleh kelompok yang berlainan. PERT Program Evaluation and Review Technique merupakan
metode perencanaan dan pengendalian yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat untuk melaksanakan proyek peluru kendali Polaris yang merupakan
proyek yang paling kompleks. Sedangkan CPM Critical Path Method dikembangkan oleh Perusahaan Du Pont Company untuk pelaksanaan proyek
pengendalian pemeliharaan pabrik-pabrik kimia. Metode ini akhirnya di terapkan juga secara luas oleh Du Pont untuk melaksanakan banyak fungsi teknik.
2. Pengertian PERT dan CPM
PERT Program Evaluation and Review Technique dan CPM Critical Path Method merupakan suatu metode analitik yang dirancang
untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam
urutan tertentu, dan kegiatan–kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan lain Handoko, 1993:401.
PERT dan CPM merupakan metode untuk mempercepat waktu penyelesaian suatu proyek atau paling tidak selesai tepat pada waktunya Completion of projects
on time. Jadi merupakan metode untuk penjadwalan scheduling dan penganggaran
xxx budgeting berbagai sumber resources antara lain waktu, tenaga, dan biaya, serta
sekaligus tercapainya tujuan seperti yang diharapkan. PERT dan CPM pada dasarnya merupakan metode yang berorientasi waktu,
dalam arti bahwa keduanya akan berakhir dengan penentuan penjadwalan waktu a time schedule. Kedua teknik tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Perencanaan 1. Memecahkanmenguraikan
proyek menjadi
kegiatan-kegiatan activities.
2. Perkiraan waktu kegiatan-kegiatan dalam suatu proyek. 3. Diagram jaringan kerja network dinyatakan dalam simpul node
dan anak panah arrow.
b. Penjadwalan 1. Menunjukan waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan serta
hubungannya satu sama lain dalam proyek. 2. Menunjukan kegiatan-kegiatan yang kritis dilihat dari segi waktu.
3. Menunjukan banyaknya waktu mengambang slack yang dapat dipergunakan ketika kegiatan tertunda atau kalau sumber daya yang
terbatas dipergunakan secara efektif mencapai sasarantujuan yang dikehendaki.
c. Pengontrolanpengawasan
xxxi 1. Penggunaan diagram simpul atau anak panah dan waktu mulai serta
selesainya kegiatan untuk membuat laporan kemajuan secara periodik 2. Jaringan kerja network perlu diperbaharui dan dianalisis, dan jika
perlu suatu jadwal baru ditentukan. PERT menggunakan tiga perkiraan untuk masing-masing aktivitas,
yaitu waktu optimis, waktu realistis, dan waktu pesimis. Sedangkan CPM membuat asumsi bahwa waktu aktivitas diketahui dengan kepastian dan
oleh sebab itu hanya satu faktor waktu diberikan untuk masing-masing aktivitas Render dan Heizer, 2001:507.
PERT dilandasi oleh perkiraan waktu-waktu kegiatan yang mungkin dapat dicapai probabilistic estimates of activity times, dan ini menghasilkan suatu jalur
yang diperkirakan mungkin ada a probabilistic path dalam suatu jaringan kegiatan dan waktu penyelesaian proyek yang mungkin dapat dicapai a probability project
completion time. Tetapi CPM mengasumsikan waktu-waktu kegiatan yang konstan atau yang sudah ditentukan.
Bila CPM mempergunakan perkiraan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya kepastian,
maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian uncertainty yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan
PERT memakai pendekatan yang menganggap bahwa waktu kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variasi, sehingga lebih baik perkiraan diberi
rentang range, yaitu dengan memakai tiga angka estimasi. PERT juga
xxxii memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian tersebut
secara kuantutatif, seperti “deviasi standar” dan varian. Dengan demikian, metode ini memiliki cara yang spesifik untuk menghadapi hal tersebut yang memang hampir
selalu terjadi pada kenyataannya dan mengakomodasinya dalam berbagai bentuk perhitungan.
Metode PERT mempunyai kelemahan pada ketepatan dalam menentukan tiga estimasi waktu yang digunakan, sering dijumpai estimator menggunakan angka-
angka yang jauh dari realistis karena kurang pengalaman dalam bidangnya. Hasil perhitungan akhir akan jauh berbeda hanya karena estimator yang satu bersikap
optimis dan yang lain konservatif. “Selain adanya perbedaan seperti yang diuraikan di atas, PERT maupun CPM
pada dasarnya memiliki persamaan dalam cara mengidentifikasi jalur kritis, slack atau float Imam Soeharto, 1995: 194”.
Perbandingan antara PERT dan CPM dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel II.2 Perbandingan PERT dan CPM
Penomena PERT
CPM
1. Estimasi kurun
waktu kegiatan
2. Arah orientasi
3. Identifikasi jalur kritis dan float
4. Kurun waktu
penyelesaian proyek
5. Kemungkinan probability
probabilistik, tiga angka
ke peristiwakejadian
deterministik, satu angka
ke kegiatan
cara sama
dengan PERT
xxxiii mencapai terget
jadwal 6. Menganalisis
jadwal yang
ekonomis dengan
hitungan maju
dan mundur
angka tertentu
ditambah varians
dilengkapi cara khusus untuk itu
mungkin perlu dikomunikasikan
ke CPM dahulu ditandai dengan
suatu angka tertentu
hitungananalisis untuk
maksud tersebut
tidak ada
prosedurnya jelas
Sumber : Soeharto, 1995:238
Prosedur yang terdapat dalam PERT dan CPM adalah sebagai berikut : a. Mendefinisikan proyek dan semua aktivitas atau tugas yang signifikan.
b. Membuat keterkaitan antara aktivitas-aktivitasnya. Putuskan mana aktivitas yang harus mendahului dan mana yang harus mengikuti yang
lain. c. Menggambar jaringan yang menghubungkan semua aktivitas.
xxxiv d. Membebankan estimasi waktu dan atau biaya kemasing-masing aktivitas.
e. Hitunglah jalur waktu paling panjang melalui jaringan itu; ini disebut jalur kritis.
Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.
3. Pertimbangan Biaya Dalam PERT dan CPM