1. Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya dampak
teknologi informasi YouTube terhadap peningkatan kemampuan bermusik mahasiswa Etnomusikologi USU
2. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa banyak MahasiswaI Etnomusikologi USU yang mengalami peningkatan kemampuan
bermusik setelah menyaksikan video teori dan praktek memainkan alat musik yang ada di YouTube.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah
penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti, serta MahasiswaI Etnomusikologi USU untuk melihat dampak Teknologi
YouTube terhadap peningkatan kemampuan bermusik mahasiswa Etnomusikologi USU
2. Secara Akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada Jurusan
Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara dalam menambah dan memperkaya bahan penelitian serta sumber bacaan
.5 Kerangka Teori
1.5.1 Teknologi Pendidikan
Yang mempengaruhi lahirnya teknologi pendidikan adalah adanya gerakan pengembangan audiovisual alat pandang dengar dalam pendidikan. Secara khusus
teknologi pendidikan memandang bahwa konsep audiovisual dilandasi oleh pemahaman tentang hardware dan equipment Finn, 1960. Kebanyakan penggunaan
peralatan pendidikan di kelas digunakan setelah Perang Dunia ke II Lange, 1969.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu pemahaman yang populer menunjukkan bahwa teknologi pendidikan merupakan hasil evolusi gerakan penggunaan audiovisual pada pendidikan. Hoban
telah menulis buku tentang Visualizing the Curriculum tahun 1937 bersama ayahnya dan Samual Zisman, secara sistematis mereka mengungkapkan hubungan antara
bahan ajar secara kongkrit dengan proses belajar. Mereka mulai menggambarkan tentang visual aid atau alat bantu mengajar yang berupa gambar, model, objek yang
berupa pengalaman belajar kongkrit kepada peserta didik dengan tujuan untuk memperkenalkan, membangun, memperkaya, atau mengklarifikasi konsep abstrak.
Kemudian Dale mencoba mendiversifikasi pengalaman belajar di dalam kelas. Buku yang pertama ditulisnya adalah Audio Visual Methods in Teaching 1946, yang
menjelaskan ”Cone of Experience” atau kerucut pengalaman sebagaimana popular sampai saat sekarang. Konsepnya sangat mempengaruhi dan mengilhami
pengembangan konsep audiovisual.
1.5.2 Individual Differences Theory
Individual Differences Theory Teori Perbedaan Individual, teori yang dikeluarkan oleh Melvin D. Defleur ini beranggapan bahwa manusia amat bervariasi
dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara
individual yang berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik-titik pandangan yang berbeda secara tajam pula.
Dari lingkungan yang dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai, dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi
yang membedakannya dari yang lain Effendy 2003:275.
Universitas Sumatera Utara
Teori Perbedaan individual ini mengandung rangsangan-rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota
khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap perbedaan anggota khalayak itu maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi
sesuai dengan perbedaan individual itu. Tetapi dengan berpegang tetap pada pengaruh variabel-variabel kepribadian yakni menganggap khalayak memiliki ciri-
ciri kepribadian yang sama teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman tanggapan terhadap pesan tertentu jika variabel antara bersifat seragam Effendy
2003:275-276. Individual Differences Theory menyebutkan bahwa khalayak yang secara
selektif memperhatikan suatu pesan komunikasi, khususnya jika berkaitan dengan kepentingannya, akan sesuai dengan sikapnya, kepercayaan dan nilai-nilainya.
Tanggapannya terhadap pesan komunikasi itu akan diubah oleh tatanan psikologisnya Effendy 2003 :31.
.6 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengantarkan penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi, 1995:40.
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995: 57.
Universitas Sumatera Utara
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel Bebas X Variabel bebas adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan
atau memengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini, maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang
berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul Nawawi, 1995:57. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Situs YouTube
2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang
ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain Nawawi, 1995:57. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Penigkatan Kemampuan Mahasiswa Etnomusikologi USU stambuk 2004-2008.
3. Variabel Antara Z Variabel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan
variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini
adalah karakteristik responden.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Model Teoritis