Faktor Risiko Hipertensi a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah

kota Jakarta sebesar 14,2, sedangkan prevalensi hipertensi di Sukabumi sebesar 28,6. 12 Penduduk yang tinggal di daerah pesisir lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengonsumsi garam lebih tinggi dibandingkan daerah pegunungan yang lebih banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. 16

c. Waktu

SKRT tahun 1995 mencatat prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8,3. SKRT tahun 2001 mencatat jumlah kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3. 8 Survei Kesehatan Nasional Surkesnas 2001 mencatat proporsi hipertensi pada pria sebesar 27 dan wanita sebesar 29. Sedangkan hasil SKRT 2004 menunjukkan proporsi hipertensi pada pria sebesar 12,2 dan wanita 15,5. 8

2.6.2. Faktor Risiko Hipertensi a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah

1. Umur Penderita hipertensi esensial sebagian besar timbul pada usia 24-45 tahun hanya 20 yang menimbulkan kenaikan tekanan darah di bawah usia 20 tahun dan di atas 50 tahun. Menurut Kaplan 1991 prevalensi penderita hipertensi umumnya paling tinggi dijumpai pada usia 40 tahun. Penderita kemungkinan mendapat komplikasi kelainan pembuluh darah otak 6-10 kali lebih besar pada usia 30-40 tahun. 16 Universitas Sumatera Utara 2. Jenis Kelamin Prevalensi penderita hipertensi lebih sering ditemukan pada kaum pria daripada kaum wanita, hal ini disebabkan secara hormonal laki-laki lebih berisiko terjadi hipertensi. Pada saat mengatasi masalah pria cenderung emosi dan mencari jalan pintas seperti merokok, mabuk minum-minuman alkohol, dan pola makan yang tidak baik sehingga tekanan darahnya dapat meningkat. Sedangkan pada wanita dalam mengatasi masalah atau stres, masih dapat mengatasinya dengan tenang dan lebih stabil. Sugiri 1990 dalam penelitiannya menemukan di Sumatera Barat lebih banyak penderita hipertensi pada pria 18,6 daripada wanita 17,4 11 Dari umur 55 sd 74 tahun, perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibanding laki-laki. Tekanan darah cenderung meningkat pada wanita setelah menopause daripada sebelum menopause, hal ini disebabkan oleh faktor psikologis dan adanya perubahan dalam diri wanita tersebut. 16 3. Genetika Faktor-faktor genetika telah lama dikatakan penting dalam genesis dari hipertensi. Salah satu tindakan penyelidikan yang dilakukan adalah menilai korelasi tekanan darah dalam keluarga familial aggregation individu dengan orang tua yang menderita hipertensi. Beevers dan O’Brien 1994 menyatakan bahwa faktor keturunan akan menyumbang sebesar 60 untuk terjadinya hipertensi. Lebih jauh diutarakan bahwa apabila salah satu saudaranya hipertensi maka resiko hipertensi sebesar 30. 16 Universitas Sumatera Utara 4. Ras atau suku bangsa Orang berkulit hitam dari semua umur lebih besar peluang terjadi hipertensi daripada orang berkulit putih. Perbedaan ini paling besar terjadi pada umur 55-64 tahun. Pada kelompok umur ini prevalensi dari hipertensi pada orang berkulit hitam dua kali lebih besar daripada orang berkulit putih. Pada umur ≥ 75 tahun 54 orang berkulit hitam terjadi hipertensi, berbeda halnya hanya 38 kejadian hipertensi pada orang berkulit putih. 18

b. Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat Dihindarkan atau Diubah