Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat Dihindarkan atau Diubah

4. Ras atau suku bangsa Orang berkulit hitam dari semua umur lebih besar peluang terjadi hipertensi daripada orang berkulit putih. Perbedaan ini paling besar terjadi pada umur 55-64 tahun. Pada kelompok umur ini prevalensi dari hipertensi pada orang berkulit hitam dua kali lebih besar daripada orang berkulit putih. Pada umur ≥ 75 tahun 54 orang berkulit hitam terjadi hipertensi, berbeda halnya hanya 38 kejadian hipertensi pada orang berkulit putih. 18

b. Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat Dihindarkan atau Diubah

1. Lemak dan kolesterol Pola makan penduduk yang tinggal di kota-kota besar berubah dimana fastfood dan makanan yang kaya kolesterol menjadi bagian yang dikonsumsi sehari- hari. Mengurangi diet lemak dapat menurunkan tekanan darah 63 mmHg dan bila dikombinasikan dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran dapat menurunkan tekanan darah sebesar 116 mmHg. Makan ikan secara teratur sebagai cara mengurangi berat badan akan meningkatkan penurunan tekanan darah pada penderita gemuk dan memperbaiki profil lemak. Diet tinggi garam dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah dan prevalensi hipertensi. Efek diperkuat dengan diet kalium yang rendah. Penurunan diet natrium dari 180 mmol 10,5 gr perhari menjadi 80-100 mmol 4,7-5,8 perhari menurunkan tekanan darah sistolik 4-6 mmHg. Tetapi pengaruh lebih kuat pada 13 2. Konsumsi Garam Universitas Sumatera Utara orang kulit hitam, obesitas dan umur tua. WHO-ISH 1999 membuat tujuan diet rendah natrium ialah sampai 100 mmol 5,8 gr perhari atau 6 gr NaCl perhari. 13 3. Minuman beralkohol Terdapat hubungan linier antara konsumsi alkohol, tingkat tekanan darah dan prevalensi hipertensi pada masyarakat. Alkohol menurunkan efek obat antihipertensi, tetapi efek presor ini menghilang dalam 1-2 minggu dengan mengurangi minum alkohol sampai 80. Pada penderita hipertensi konsumsi alkohol dibatasi 20-30 gr etanol perhari untuk pria dan 10-20 gr etanol perhari pada wanita. 13 4. Kelebihan Berat Badan Overweight Dari data observasional WHO tahun 1996, regresi multivariat dari tekanan darah menunjukkan sebuah peningkatan 2-3 mmHg tekanan darah sistolik dan 1-3 mmHg tekanan darah diastolik pada setiap 10 kg kenaikan berat badan. Mereka yang memiliki lemak yang bertumpuk di daerah sekitar pinggang dan perut bentuk buah apel lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang memiliki kelebihan lemak di paha dan panggul. m Badan Tinggi x m Badan Tinggi Kg Badan Berat = 12 Indeks Massa Tubuh IMT adalah kombinasi antara tinggi dan berat badan untuk mengukur kadar kegemukan yang melibatkan seluruh berat badan. Perhitungannya adalah sebagai berikut : Indeks Massa Tubuh IMT Dimana dikatakan kurus bila IMT ≤ 20, berat badan sehat bila IMT 20 -25, kawasan peringatan bila IMT 25-27 dan obesitas bila IMT ≥ 27. 20 Universitas Sumatera Utara 5. Rokok dan Kopi Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup yang paling kuat untuk mencegah penyakit kardiovaskuler dan nonkardiovaskuler pada penderita hipertensi. Merokok dapat menghapuskan efektifitas beberapa obat antihipertensi, misalnya pengobatan hipertensi yang menggunakan terapi beta blocker dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hanya bila pemakainya tidak merokok. 20 Kopi juga berakibat buruk pada jantung. Kopi mengandung kafein yang meningkatkan debar jantung dan naiknya tekanan darah. Meminum kopi lebih dari empat cangkir kopi sehari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 8 mmHg. 6. Stres 21 Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten. Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan dibuktikan bahwa pemaparan terhadap stres membuat binatang menjadi hipertensi. 7. Olahraga 20,23 Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi karena olahraga isotonik seperti bersepeda, jogging, aerobik yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Dengan kurangnya olahraga kemungkinan timbulnya obesitas akan meningkat dan apabila asupan garam bertambah akan mudah timbul hipertensi. 20,23 Universitas Sumatera Utara 2.7. Pencegahan Hipertensi 2.7.1 Pencegahan Premordial