Pemberian Cairan dan Elektrolit pada Olahraga

2.6. Pemberian Cairan dan Elektrolit pada Olahraga

Kedua – dua diet garam dan potasium bisa digantikan secara mudah dengan mengambil atau mengosumsi minuman isotonik sports drink yang terdapat secara komersial atau dengan menambahkan sedikit garam ke dalam makanan. Walaubagaimanapun, bahkan diet yang seimbang menyediakan jumlah mineral yang tinggi dan berlebihan dari jumlah mineral yang hilang ketika olahraga Robergs, et al , 1997. Penggantian cairan pada atlet endurance apabila hanya minum air tawar dapat menyebabkan hiponatremi. Oleh karena dalam tubuh jumlah air dan sodium tidak seimbang. Untuk itu, pemberian cairan harus mengandung karbohidrat dan elektrolit. Hal ini dimaksudkan selain untuk mencegah terjadinya hiponatremi, juga untuk mencegah hipoglikemik. Beberapa penelitian melaporkan bahwa cairan yang mengandung karbohidrat 5-10 tidak mengganggu atlet. Sedangkan pemberian karbohidrat melebihi 10 dapat menimbulkan peningkatan gula darah yang akan merangsang produksi hormon insulin. Peningkatan hormon insulin dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Sedangkan sports drinks yang mengandungi suplemen sodium dan potasium yang berlebihan akan mengganggu kontraksi otot yaitu akan terjadi “cramp” otot. Selain itu, intake sodium yang berlebihan mempunyai risiko tinggi terjadinya hipertensi pada atlet. Sports drinks umumnya mengandung karbohidrat 5-7. Konsentrasi karbohidrat dalam cairan ini secara ilmiah tidak mengganggu proses pengosongan lambung. Sedangkan, sodium biasanya 10-20 mmolL dan dapat membantu keseimbangan elektrolit dalam tubuh Primana, 2000. Apabila seseorang melakukan olahraga pada persekitaran yang panas atau lembap, tubuh seseorang akan kehilangan cairan pada kadar maksimal 2 hingga 3 Ljam melalui keringat; kebanyakan cairan yang keluar melalui sel dan ruang interstisial ini akan menyebabkan dehidrasi berlaku. Walaubagaimanapun, penurunan cairan terbanyak adalah dari kompartement vaskular berkurangnya volume plasma. Jelas sekali, tanpa “fluid replacement”, kadar cairan yang hilang ini tidak bisa dipertahankan Coleman, 1988. Menurut Dietisi dari Canada Dietitians of Canada , 2000, aktifitas fisik, Universitas Sumatera Utara performans atlet dan recovery dari olahraga akan meningkat dengan nutrisi yang optimal. Para atlet perlu hidrasi dengan baik sebelum bermulanya olahraga; mereka harus mengosumsi cairan yang cukup semasa dan selepas olahraga untuk menyeimbangkan cairan yang hilang. Konsumsi sport drink yang mengandungi karbohidrat dan elektrolit ketika olahraga akan menyediakan tenaga yang cukup untuk otot, membantu mengekalkan glukosa darah, mekanisma haus dan menurunkan risiko dehidrasi atau hiponatremi. Twerenbold et al telah melakukan penelitian mengenai efek konsentrasi sodium yang berbeda didalam cairan yang dikonsumsi ketika olahraga berkepanjangan pada wanita. Berdasarkan temuan, beliau merekomendasikan pengambilan sodium sekurang-kurangnya 680mgjam bagi olahraga ketahanan selama 4 jam atau lebih pada wanita dengan kondisi “fluid overload” untuk meminimumkan risiko hiponatremi. Tambahan lagi, beliau merekomendasikan pengambilan cairan kurang dari 1Ljam bagi wanita ketika melakukan olahraga berkepanjangan karena pengambilan 1Ljam ketika berolahraga selama 4 jam mengakibatkan “fluid overload” pada kebanyakan subyek dalam penelitian beliau. Minuman isotonik mengandung senyawa monosakarida, disakarida atau maltodekstrin sebanyak 6 – 9 serta sedikit mineral Maughan dan Ronald, 2001. Minuman isotonik, yang mengandungi 6 - 9 karbohidrat, sebaiknya diminum sebanyak 6 oz hingga 12 oz setiap 15 atau 20 menit setelah berolahraga lebih dari 1 jam Applegate, et al, 1997. Menurut Damayanti 2000, panduan cairan penganti dapat dimanipulasi dengan merubah komposisi dan konsentrasi elektrolit. Selain karbohidrat, beberapa minuman olahraga mengandung mineral seperti natrium, kalium, klorida dan magnesium. Perlunya penggantian elektrolit setelah latihan berkaitan dengan hilangnya elektrolit dalam keringat. Dengan mengonsumsi air putih biasa, atlet yang berolahraga pada intensitas rendah selama 90-110 menit, akan menginduksi terjadinya dehidrasi dengan hilangnya cairan 2,3 berat badan dan volume plasma tidak kembali pada nilai semula setelah 60 menit. Namun, sebaliknya pada penambahan elektrolit yaitu larutan natrium 0,45, volume plasma akan membaik setelah 20 menit. Universitas Sumatera Utara Menurut Maughan dan Ronald 2001 pula, formulasi minuman isotonik yang baik memiliki keunggulan sebagai berikut :· Mendorong atlit untuk mengonsumsi cairan Merangsang penyerapan cairan secara cepat Memasok karbohidrat untuk meningkatkan performans atlit Menambah respon fisiologis Mengembalikan cairan rehidrasi secara cepat Aroma dan rasa minuman yang enak dapat mendorong atlit untuk mengkonsumsi cairan. Sifat organoleptik minuman olahraga harus disesuaikan dengan respon sensori dari orang yang sedang melakukan aktifitas fisik. Osmolalitas minuman berpengaruh terhadap laju penyerapan air di dalam usus. Osmolalitas minuman isotonik yang dianjurkan adalah kurang dari 400 mosml H2O. Minuman yang mengandung lebih dari 1,8 karbohidrat dapat mengurangi respon dari hormon stress hormon adrenocorticotropik, cortisol, catecholamines dan glukagon. Selain itu, karbohidrat berperan di dalam fungsi dan produksi neurotransmitter dalam otak. Hal ini akan berpengaruh terhadap psikis dan mental atlit Burgess, Robertson, Davis dan Norris, 1991. Konsumsi cairan pada saat olahraga mempunyai dua manfaat yaitu menyediakan sumber cairan karbohidrat untuk supplement simpanan tubuh, dan menyediakan cairan untuk mengganti cairan yang hilang melalui keringat. Daries, Noakes dan Dennis, 2000 dalam Khanna dan Manna, 2005. Manakala menurut Khanna dan Manna 2005, minuman karbohidrat – elektrolit memberi efek terhadap durasi olahraga dan respons kardiovaskular ketika olahraga dan recovery. Durasi olahraga adalah meningkat secara signifikan setelah mengonsumsi 5g suplemen minuman karbohidrat – elektrolit. Universitas Sumatera Utara Grafik 1 – Efek jenis minuman terhadap durasi olahraga dan respons kardiovaskular WOCS = tanpa suplemen karbohidrat – elektrolit WCS = dengan suplemen karbohidrat – elektrolit Grafik diatas menunjukkan durasi olahraga adalah meningkat secara signifikan seteleh mengonsumsi minuman karbohidrat – elektrolit berbanding tanpa mengonsumsi minuman tersebut. Malah, respons kardiovaskular turut meningkat dengan pengambilan minuman karbohidrat – elektrolit Khanna dan Manna , 2005. Terdapat bukti bahwa konsumsi minuman isotonik ketika olahraga dapat meningkatkan pencapaian performance ketika olahraga sub – maksimal, intermiten dan intensitas tinggi Nicholas, 1995 dalam Khanna dan Manna, 2005. Pemberian minuman karbohidrat berelektrolit dapat membantu penghematan glikogen otot, agar glikogen otot tetap satbil sehingga kelelahan dapat diperlambat. Dengan perkataan lain, tentunya dapat meningkatkan performa seseorang. Intensitas pengambilan V02 adalah sama bagi ketiga-tiga jenis minuman yaitu minuman karbohidrat berelektrolit 12, 6 dan placebo. Peningkatan yang jelas dibandingkan sebelum, dan semasa latihan. Suhu tubuh merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan. Dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini, terjadi peningkatan suhu tubuh dan pengeluaran keringat yang berlebihan sehingga kelelahan dapat dipengaruhinya dan dengan pemberian minuman karbohidrat berelektrolit tentunya akan diperlambat masa kelelahannya dan tampaknye berbeda dengan naracoba yang diberi minuman plasebo. Rusip, 2006 2.7. Pengetahuan , Sikap dan Perilaku 2.7.1 Pengetahuan