kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati oleh cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun volumenya diabaikan karena kecil , yaitu cairan sendi,
cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dan lain - lain. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion
protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasmaSawka, et al, 2007.
Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atau membran
tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka
membran tersebut tidak permeabel untuk substansi tersebut. Membran disebut semipermeable permeabel selektif bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi
partikel lain tidak dapat menembusnya. Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif.
2.4. Kebutuhan Air
Air tidak mengandung energi, tetapi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan tubuh manusia akan air dalam sehari sesuai dengan
banyaknya air yang keluar atau yang hilang dari tubuh. Pada keadaan normal dan ideal yaitu diet rendah cairan, aktifitas fisik minimal serta tidak ada keringat yang
keluar, orang dewasa membutuhkan air sebanyak 1500 –2000 ml sehari. Sumber air untuk kebutuhan tubuh biasanya didapat dari hasil oksidasi zat gizi, makanan
dan minuman.
Saat berolahraga, kebutuhan air tentu akan lebih banyak dibanding dalam keadaan istirahat. Ini karena, saat berolahraga, suhu tubuh meningkat dan tubuh
menjadi panas. Tubuh yang panas berusaha untuk menjadi dingin dengan cara berkeringat. Pemberian cairan pada atlet bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan
untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, pemberian cairan yang adekwat ditujukan untuk mencegah cedera akibat panas tubuh yang
berlebihan, misalnya heat exhaustion dan heat stroke. Nasihat yang paling baik saat berolahraga untuk mencegah kekurangan
Universitas Sumatera Utara
cairan adalah minum air sebelum, selama dan setelah berolahraga. Minum air jangan menunggu sampai rasa haus timbul. Oleh karena, rasa haus tidak cukup
baik sebagai indikator keinginan untuk minum. Keinginan minum air lebih banyak dan lebih sering karena kebiasaan, bukan karena adaptasi fisiologis. Rasa
haus baru timbul apabila tubuh telah mengalami kekurangan air dehidrasi Primana, 2000 .
Walaupun air putih masih merupakan larutan yang terbaik, namun konsumsi air putih dalam kaitannya dengan latihanpertandingan olahraga perlu
juga untuk diperhatikan. Hal ini disebabkan karena konsumsi air putih secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi plasma natrium
dan osmolalitas plasma secara cepat. Penurunan konsentrasi ini kemudian dapat mengurangi peredaran kandungan vasopressin dan aldosteron di dalam darah
sehingga mengurangi penyerapan air di dalam ginjal dan meningkatkan pengeluaran urin.
Malahan, penurunan konsentrasi ini juga akan menyebabkan berkurangnya rasa haus sehingga mengurangi volume konsumsi cairan yang sebenarnya
dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, maka air putih dianggap bukan merupakan larutan yang ideal untuk mengoptimasi proses rehidrasi tubuh. Air
yang merupakan penghantar panas yang baik, akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh melalui keluarnya air keringat yang juga akan membawa elektrolit makro
tubuh terutama natrium Na, kalium K dan klorida Cl . Air keringat yang kemudian akan menguap pada permukaan kulit juga
akan berfungsi untuk mendinginkan tubuh karena proses penguapannya yang bersifat endotermik. Namun, saat berolahraga perlu juga untuk diingat bahwa air
yang keluar melalui keringat tidak hanya merupakan air yang dihasilkan melalui proses metabolisme namun juga air yang diperoleh melalui konsumsi cairan dan
makanan dalam sehari-hari. Sehingga apabila proses berkurangnya cairan dari dalam tubuh pada saat berolahraga ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama
dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Secara rata-rata disebutkan bahwa laju keluarnya keringat
pada saat berolahraga pada level kompetitif adalah sekitar 0.4-1.4 L per jamnya
Universitas Sumatera Utara
atau pada kondisi ekstrim dapat mencapai 0.4-2.6 L per jam. Secara ideal pada saat latihan atau juga dalam pertandingan atlet
disarankan untuk minum air secara rutin agar level hidrasi di dalam tubuh dapat terjaga. Penting bagi atlet untuk dapat menjaga level hidrasi di dalam tubuh
melalui pola konsumsi cairan secara rutin baik pada saat sebelum dan sedang berolahraga dan setelah berolahraga agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan
dengan baik terutama fungsi pengaturan panas Irawan, 2007. 2.5. Kebutuhan Mineral dan Elektrolit
Cairan tubuh selain mengandung air juga mengandung bahan lain yang diperlukan oleh tubuh seperti elektrolit. Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari
kation dan anion. Kation utama dalam cairan tubuh adalah sodium Na+ dan potasium K+, sedangkan anion utama adalah klorida Cl-. Sodium merupakan
kation yang terbanyak di dalam cairan ekstra sel dan bertanggung jawab untuk mempertahankan osmolalitas cairan ekstra sel. Asupan sodium berkisar antara 3 –
8 gram 130-250 meq per hari. Makanan sumber utama sodium adalah garam dapur. Selain itu, sodium banyak didapat pada keju dan makanan olahan lainnya.
Potasium merupakan kation terpenting di dalam cairan intra sel. Asupan potasium berkisar antara 2 – 6 gram 50-150 meq per hari.
Sodium hilang terutama melalui keringat yang berlebihan. Oleh karena itu atlet yang mengalami pengeluaran keringat yang sangat banyak harus diperhatikan
penggantian sodium. Hiponatremi yang terjadi pada atlet dapat mengakibatkan penurunan efisiensi kerja otot sehingga berpengaruh terhadap prestasi olahraga.
Potasium yang hilang melalui keringat jumlahnya sangat sedikit. Potasium yang disimpan di dalam sel tubuh jumlahnya sangat banyak dan tidak terpengaruh oleh
hilangnya potasium melalui keringat. Beberapa ahli percaya bahwa kehilangan potasium dalam keringat akan
mempengaruhi prestasi olahraga. Konsentrasi sodium dan potasium pada keringat dipengaruhi oleh jumlah keringat yang keluar. Berdasarkan hasil penelitian para
ahli , jumlah keringat sebanyak 200 ml per jam menyebabkan kehilangan cairan yang mengandung 12 mmol sodium dan 4 sampai dengan 5 mmol potasium.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan keringat sebanyak 1000 ml per jam mengakibatkan kehilangan cairan yang mengandung 40 mmol sodium dan 4 sampai dengan 5 mmol potasium
Primana, 2000 . Nilai elektrolit Normal : ekstrasellular mmolL -+- keringat mmolL -+-
Intrasellular mmolL Natrium : 137-144 -+- 20-80 -+- 10
Kalium : 3.5-4.9 -+- 4.0-8.0 -+- 148 Kalsium: 4.4-5.2 -+- 3.0-4.0 -+- 0-2.0
Magnesium: 1.5-2.1 -+- 1.0-4.0 -+- 30-40 Chloride: 100-108 -+- 30-70 -+- 2
Maughan and Shirreffs, 1998 Mineral merupakan substans inorganik yang muncul atau terdapat secara
semulajadi. Ia penting untuk pertumbuhan dan perbaikan tulang dan gigi, aktifitas metabolik dan fungsi serta sekresi cairan tubuh. Mineral mengekalkan dan
mengawal proses fisiologi seperti kontraksi otot, ritma jantung yang normal, dan konduksi impuls saraf. Seperti vitamin, pengambilan mineral juga bisa
memudaratkan. Individu yang aktif dan selalu berkeringat untuk jangka masa yang lama, perlu menambahkan garam dan potasium ke dalam diet Robergs, et
al, 1997. Tabel 1 : Konsentrasi elektrolit dalam plasma, keringat, dan elektrolit yang
hilang ketika olahraga. Elektrolit
PlasmamEqL Keringat mEqL
Elektrolit yang hilang mEq
Sodium Na+ 140
40 – 60 155
Potassium K+ 4
4 – 5 16
Kloride Cl- 101
30 – 50 137
Magnesium Mg++
1.5 1.5 – 5
13
Osmolariti 302
80 – 185 -
Costill, 1977
Universitas Sumatera Utara
2.6. Pemberian Cairan dan Elektrolit pada Olahraga