BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental Experimental research. Penelitian eksperimental dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah sachet nata de
coco tanpa pori, sachet nata de coco berpori, sachet nata de coco berpori 2 dan pH sedangkan variabel terikat adalah disolusi dan iritasi terhadap lambung.
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini diawali dengan pembuatan nata de coco, kemudian membentuk nata de coco menjadi sachet nata de coco. Lalu terhadap sachet
tersebut di isi dengan bahan obat piroksikam lalu diberi pori 1 dan pori 2. Selanjutnya dilakukan uji disolusi. Pekerjaan selanjutnya sachet nata de coco
yang telah berisi piroksikam diberikan kepada hewan percobaan yaitu kelinci dan dilihat pemeriksaan secara makroskopik. Seluruh data dikumpulkan dan dianalisis
dengan Analisis Variansi ANAVA
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian FMIPA Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Farmasi Universitas Muslim Nusantara.Waktu
Penelitian adalah selama ± 4 bulan.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah kelinci jantan yang sehat, belum pernah digunakan untuk percobaan lain dan mempunyai berat badan di antara 2-2,5 kg.
3.4 Etika Penggunaan Hewan Penelitian
Penggunaan hewan penelitian dilakukan sesuai dengan aturan etika penelitian dengan hewan penelitian.
3.5 Alat-alat
Alat disolusi Erweka DT, Spektrofotometer Ultraviolet Visible Shimadzu UV mini 1240, freeze dyer, jangka sorong, timbangan analitis Vibra,
PH meter Hanna, Beaker glass Pyrex, Labu tentukur Pyrex dan alat – alat laboratorium yang biasa digunakan, alat-alat bedah, spuit Terumo, kertas saring
dan lemperekat.
3.6 Bahan-bahan
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir, biakan murni Acetobacter xylinum Balai Penelitian Kimia, urea Bratako
asam cuka dan alkohol 96, piroksikam PT.Kimia Farma.
3.7 Pelaksanaan Penelitian
3.7.1 Persiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah kelinci jantan sehat berjumlah 4 ekor setiap kelompok. Pada penelitian ini terdiri dari 3 kelompok berarti ada 12
ekor kelinci. Kelinci terlebih dahulu dipelihara di kandang yang telah didesain. Selama pemeliharaan, kelinci diberi makanan yang mengandung komponen
nutrisi yang cukup. kelinci dibagi menjadi 3 kelompok. A,B,C yang mana masing-masing
kelompok terdiri dari 4 ekor kelinci. Kelompok A diberikan sediaan uji selama 7 hari, kelompok B diberikan sediaan uji selama 14 hari dan kelompok C diberikan
sediaan uji selama 21 hari. Pada masing-masing kelompok, untuk kelinci yang I
diberi kapsul piroksikam, kelinci II diberi sachet nata tanpa pori, kelinci III diberi sachet nata berpori 1 dan kelinci IV diberi sachet nata berpori 2 yang masing-
masing dengan dosis 20 mg Tabel 7.
3.7.2 Pembuatan nata de coco
a. Dibiarkan air kelapa hingga kotorannya mengendap. Selanjutnya, disaring
menggunakan kain kasa dan panaskan air kelapa diatas api besar hingga mendidih. Selama perebusan, air kelapa diaduk.
b. Ditambahkan urea dan gula pasir, lalu diaduk hingga larutan tercampur
merata. Kotoran yang muncul kepermukaan dibuang. c.
Setelah larutan mendidih selama 15 menit, panci diangkat dan dibiarkan agak dingin suam-suam kuku.
d. Ditambahkan asam cuka sambil terus diaduk-aduk hingga memiliki pH antara 3 – 4.
e. Dibubuhkan starter ± 100 ml kedalam baki atau wadah yang berisi
campuran awal. f.
Dituang larutan di atas baki atau loyang plastik g.
Ditutup baki memakai kertas koran dan ikat memakai karet gelang hingga benar-benar rapat.
h. Disimpan di ruang fermentasi dan biarkan selama satu minggu.
i. Terbentuk nata de coco dengan bentuk yang kenyal.
3.7.3 Pembuatan sediaan sachet nata de coco
a. Terhadap nata de coco yang terbentuk, kemudian dikeringkan dengan freezdryer hingga bentuk yang kenyal menjadi kering dan tipis, lalu
dipotong dengan ukuran 11 mm x 22 mm , lalu setiap sisi dari nata de coco direkatkan dengan menggunakan perekat, sehingga berbentuk bujur
sangkar. b. Selanjutnya bentuk sediaan sachet nata de coco diisi dengan bahan obat
piroksikam sebanyak 20mg dan selanjutnya diberi pori 1 dengan diameter 0,4 mm. Perlakuan yang sama terhadap sachet nata de coco pori 2.
c. Kemudian terhadap sachet nata de coco dilakukan uji in vitro pada medium I dan medium II, lalu diukur menggunakan alat spektrofotometer UV dan
dilakukan juga uji pencegah ulser.
3.8 Prosedur Pembuatan Larutan Uji disolusi Terhadap Bentuk Sediaan 3.8.1 Pembuatan larutan NaOH 0,2 N
Natrium hidroksida sebanyak 8 g dilarutkan dalam akuades bebas CO2 hingga 1000 ml Ditjen POM, 1995.
3.8.2 Pembuatan medium cairan lambung buatan pH 1.2
Sebanyak 2 gram Natrium klorida dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 1000 ml, ditambahkan 7 ml asam klorida p dan cukupkan dengan akuades
sampai garis tanda, pH larutan diukur ± 1,2 Ditjen POM, 1995, Larutan ini
disebut medium I.
3.8.3 Pembuatan medium cairan usus buatan pH 7.4
Kalium dihidrogen fosfat sebanyak 6,8 g dilarutkan dengan 250 ml akuades, lalu ditambahkan dengan natrium hidroksida 0,2 N sebanyak 190 ml, lalu
ditambahkan akuades hingga 1000 ml, Larutan ini disebut medium II.
3.9 Pembuatan kurva serapan dan kurva kalibrasi piroksikam pada medium cairan lambung buatan pH 1,2
3.9.1 Pembuatan larutan induk baku pada medium pH 1,2
Piroksikam sebanyak 50 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian tambahkan NaOH secukupnya, dikocok sampai larut, kemudian
dicukupkan dengan medium cairan lambung buatan pH 1,2 sampai garis tanda. Diperoleh konsentrasi piroksikam 500 mcgml.
3.9.2 Pembuatan kurva serapan piroksikam pada medium pH 1.2
Dari larutan induk baku I dipipet 0,4 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan dengan medium sama sampai garis tanda.
Serapan diukur pada panjang gelombang 330-350 nm.
3.9.3 Pembuatan kurva kalibrasi piroksikam pada medium pH 1.2
Dari larutan induk baku diambil masing-masing : 0,1; 0,2; 0,4; 0,8 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, lalu dicukupkan dengan medium
cairan lambung sampai garis tanda. Diperoleh konsentrasi piroksikam masing- masing : 0,5; 1; 2; 4
μgml. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum.
3.10 Pembuatan kurva serapan dan kurva kalibrasi piroksikam pada medium cairan usus buatan pH 7,4
3.10.1 Pembuatan larutan induk baku pada medium pH 7,4
Piroksikam sebanyak 50 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dikocok sampai larut, lalu dicukupkan dengan cairan usus buatan sampai garis
tanda. Diperoleh konsentrasi piroksikam 500 μgml.
3.10.2 Pembuatan kurva serapan piroksikam pada medium pH 7,4
Dari larutan induk baku diambil 0,4 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, lalu dicukupkan dengan medium cairan usus buatan sampai garis
tanda. Serapan diukur pada panjang gelombang 330 - 350 nm.
3.10.3 Pembuatan kurva kalibrasi piroksikam medium pH 7,4
Dari larutan induk baku diambil masing-masing : 0,1; 0,2; 0,4; 0,5; 0,8 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, lalu dicukupkan dengan
medium cairan lambung buatan sampai garis tanda. Diperoleh konsentrasi piroksikam masing-masing : 0,5; 1; 2; 2,5; 4
μgml. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum.
3.11 Uji terhadap bentuk sediaan sachet 3.11.1 Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan medium cairan lambung buatan pH 1,2 dan cairan usus buatan pH 7,4.
3.11.1.1 Parameter Uji Disolusi
Medium disolusi : 1.Cairan lambung buatan pH 1,2
2. Cairan usus buatan pH 7,4 Kecepatan Pengadukan
: 100 rpm Volume medium
: 900 ml Suhu medium
: 37 ± 0,5 C
Metode :
Dayung
3.11.1.2 Prosedur Uji Disolusi bentuk sediaan sachet nata de coco yang mengandung piroksikam.
Ke dalam wadah disolusi dimasukkan 900 ml medium disolusi dan diatur suhu 37 ± 0,5
o
C dan kecepatan pengadukkannya 100 rpm. Ke dalam wadah tersebut dimasukkan sediaan formula serbuk piroksikam, sediaan sachet nata de
coco tanpa pori, sachet nata de coco pori 1 dan sachet nata de coco pori 2. Pada interval waktu tertentu diambil aliquot sebanyak 5 ml. Volume medium dijaga
tetap 900 ml dengan menambahkan cairan medium dalam jumlah yang sama. Pengambilan cuplikan dilakukan pada posisi yang sama yaitu pertengahan antara
permukaan medium disolusi dan bagian atas dari dari dayung tidak kurang 1 cm dari dinding wadah Ditjen POM, 1995. Larutan ini kemudian dimasukkan dalam
labu 10 ml dan ditambahkan dengan cairan medium sampai garis tanda dan diukur
pada panjang gelombang maksimum 336 nm untuk pH 1,2 dan panjang gelombang maksimum 334 nm untuk pH 7,4. Pengujian dilakukan sebanyak enam
kali untuk masing-masing medium.
3.12 Prosedur uji pencegah ulser terhadap hewan percobaan