Usus Halus Kinetika Pelepasan Obat Kinetika Pelepasan Orde Nol Kinetika Pelepasan Orde Satu Kinetika Pelepasan Higuchi

otot melingkar. Mukosa kelenjar yang tebal merupakan lapisan yang paling penting pada penyerapan obat. Dinding tersebut menyerupai “ sarang lebah “ karena adanya lipatan-lipatan. Mukosa lambung memiliki barier khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan lambung. Mukosa terdiri dari 4 empat jenis sel penghasil getah : a. Sel utama chief cell yang mengeluarkan pepsin dan labferment. b. Sel parietal oxyntic, yang menghasilkan ion H + dan CI - . Sel-sel tersebut lebih kecil dari sel utama dan tidak terdapat pada daerah pylorus. c. Permukaan mukosa dilapisi sel-sel epitel dan menghasilkan mucus yang sangat kental. d. ”Sel “ mukosa bening “ menghasilkan mucus yang larut. Getah yang dikeluarkan oleh sel parietal ekivalen dengan HCl 0,5 N, tetapi selanjutnya diencerkan oleh getah lainnya sehingga pH cairan lambung akhirnya mendekati 1, tetapi karena adanya pengenceran biasanya pH dapat berada antara 1 dan 3. Dalam cairan lambung konsentrasi maksimum asam klorida adalah 145 mEql.

2.5 Usus Halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari duodenum, usus kosong jejunum dan usus penyerapan ileum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Usus halus merupakan lanjutan dari lambung yang terdiri atas 3 bagian, yaitu duodenum yang terfiksasi, jejenum dan ileum yang bebas bergerak. Diameter usus halus antara 2 – 3 cm dan panjang antara 5 – 9 cm. Usus halus terdiri dari 5 lapisan melingkar, berupa lapisan otot musculus dan lapisan lendir mukosa lapisan yang paling dalam lapisan mukosa sangat berperan pada proses penyerapan obat. Duodenum dan bagian pertama jejenum mempunyai fungsi pencernaan, sedangkan bagian kedua jejenum dan mempunyai fungsi penyerapan. Adanya perbedaan pH di dalam usus merupakan pertimbangan pemilihan pH media pelarutan untuk uji sediaan oral dengan aksi terkendali, diperlambat dan terutama untuk sediaan lepas lambat yang tidak tahan asam Aiache, 1993.

2.6 Tukak Lambung

2.6.1 Defenisi Tukak Lambung

Tukak Lambung adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari duodenum telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan. Pada Ulkus yang dangkal disebut erosi. Tukak lambung lesi lokal pada mukosa lambung yang timbul sebagai akibat pengaruh asam lambung dan pepsin. Oleh karena sekresi asam lambung yang berlebihan, sehingga didapat asam HCl bebas. Asam lambung ini dapat dijumpai dibagian bawah esophagus, lambung dan duodenum bagian atas bulbus. Psikis merupakan suatu faktor yang dapat meningkatkan atau menghambat proses pengeluaran getah. Pada orang pemarah akan terjadi peningkatan pengeluaran getah dan sebaliknya akan terjadi penghambatan pengeluaran getah pada seseorang yang defresif. Pengeluaran getah lambung meningkat pada keadaan tukak lambung Syukri, 2002.

2.6.2 Lokasi Tukak

Tukak lambung biasanya dijumpai pada daerah perbatasan korpus dengan antrum di daerah kurvutura minor, disebabkan kontak langsung dengan asam dan pepsin. Bentuk tukak bulat atau oval, pinggir tajam dan licin, dinding landai dan licin, dasar ulkus bersih. Dalamnya tukak menembus sampai sub mukosa atau lebih dalam lagi. Dan dalamnya tukak berkisar antara 1 mm sampai 1 cm Hadi, 1995. Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan pembentukan lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan produksi asam lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak lebih besar di usus duabelas jari.

2.7 Kinetika Pelepasan Obat

Pelepasan obat dari suatu sediaan lebih mudah diramalkan dengan mengetahui sistem pelepasan obat. Ada 3 macam sistem pelepasan obat yang umum yaitu pelepasan orde nol, orde satu dan orde Higuchi.

a. Kinetika Pelepasan Orde Nol

Pada sistem orde nol terjadi pelepasan obat dengan kecepatan konstan. Kecepatan pelepasan tidak bergantung pada konsentrasi. Sistem pelepasan ini merupakan sistem pelepasan yang ideal untuk sediaan sustained release.

b. Kinetika Pelepasan Orde Satu

Kecepatan pelepasan pada sistem ini bergantung pada konsentrasi. Kecepatan pada waktu tertentu sebanding dengan konsentrasi obat yang tersisa dalam sediaan pada saat itu.

c. Kinetika Pelepasan Higuchi

Kinetika pelepasan ini diselidiki oleh T.Higuchi sehingga disebut juga pelepasan Higuchi. Laju pelepasan obat dari matriks yang tidak larut umumnya akan mengikuti sistem pelepasan Higuchi. Higuchi menegaskan laju pelepasan obat dari matriks yang tidak larut ini terutama dipengaruhi oleh porositas dan kerumitan turtuositas matriks. Porositas menggambarkan pori-pori atau saluran yang dapat dipenetrasi oleh cairan di sekitarnya sedangkan turtuositas memperhitungkan peningkatan panjang jalan difusi karena berkeloknya pori-pori. Turtuositas cenderung mengurangi jumlah obat yang terlepas pada interval waktu yang diberikan Martin dkk, 1993.

2.8 Disolusi