Hubungan Menstruasi dan Kadar Glukosa Darah

McClintock, 1998 pula menyatakan bahwa efek ini disebabkan adanya bau yang dilepaskan dari region aksila. Menurut Gower dan Ruparelia pada tahun 1993, sekurang-kurangnya dua odorous steroids yang disekresi dari aksila yaitu 5α- androst-16-en-3- one 5α-androstenone dan 5α-androst-16-en-3α-ol 3α- androstenol. Scalia dan Winans pada tahun 1976 pula menyatakan bahwa hampir semua mamalia mempuyai dua sistem olfaktori. Sistem yang utama menerima input sensori dari mukosa olfaktori dan berhubung dengan system saraf pusat melalui bulbus olfaktori utama. Sistem kedua adalah system aksesori yang menerima input dari organ vomeronasal dan berhubung dengan pusat yang lain pada otak melalui bulbus olfaktori aksesori. Kedua system ini terdapat jalur dari bulbus olfaktori ke hipotalamus, yang merupakan pusat kawalan untuk mensekresi luteinizing hormone LH, seterusya siklus menstruasi Morofushi et al., 2000.

2.4. Hubungan Menstruasi dan Kadar Glukosa Darah

Perubahan kadar glukosa darah bisa dilihat terutama pada fase luteal dan fase sekretorik. Faktor yang menyebabkan peningkatan insulin pada siklus menstruasi adalah kerja anti-insulin dari progesteron. Pada fase folikuler kadar progesteron adalah rendah. Korpus luteum yang mensekresi progesteron hanya mencapai jumlah yang tinggi pada fase luteal yaitu sebelum luruhnya dinding endometrium Jovanovic, 2004. Peningkatan hormon steroid seks ini akan memberi sinyal timbal balik negatif pada pituitari anterior dan menyebabkan kadar FSH dan LH menurun, seterusnya estrogen dan progesteron turut menurun. Apabila terjadi penurunan kedua hormon ini, maka terjadilah perdarahan akibat dari hormonal withdrawal. Dalam kajian yang lain pula mengatakan bahwa sindrom premenstrual juga bisa menyebabkan penurunun sensitivitas insulin Trout and Scheiner, 2008; Ramalho et al., 2008. Hasil penelitian menemukan adanya reseptor estr ogen, ERα dan ERβ pada pankreas dimana ia akan meningkatkan pelepasan insulin Magdalena et al., 2008. Seperti yang telah disampaikan, insulin berperan untuk merobah glukosa menjadi Universitas Sumatera Utara glikogen. Dalam siklus menstruasi, pada fase menstrual dan fase preovulatori dijumpai kadar estrogen lebih tinggi dari kadar progesteron. Jadi, dalam fase ini juga bisa terjadi penurunan kadar glukosa atau hipoglikemi. Namun, pada fase pasca ovulatori pula, kadar progesteron adalah lebih tinggi dari estrogen. Progesteron dikatakan berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatkan glikogen hati. Jadi, dalam fase ini bisa terjadi hiperglikemi Peat, 2009. Progesteron dan estrogen memiliki sifat antagonis terhadap pengaruh pada kadar glukosa. Namun, kedua hormon ini berada pada kadar tertinggi saat fase luteal dan fase sekretorik. Setiap individu dikatakan berbeda pengaruh hormonal terhadap tubuhnya Glick, 2009. Jadi, sekiranya hormon progesteron yang lebih dominan, maka kadar glukosa darah bagi individu berkenaan kemungkinan akan tinggi akibat resistensi insulin dan sekiranya hormon estrogen yang lebih dominan, maka akan terjadi penurunan kadar glukosa darah. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Teori

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang berumur 20 tahun hingga 23 tahun. Petunjuk: yang telah diteliti Siklus menstruasi Reguler 28-35 hari Ireguler Kadar glukosa pada Fase Pasca Ovulatori - sebelum menstruasi ProgesteronEstrogen pada hari ke 18-25 siklus pertama Perbedaan kadar glukosa darah pada Fase Pasca Ovulatori dan Fase Menstrual Kadar glukosa pada Fase Menstrual - saat menstruasi Estrogen=Progesteron pada hari ke 2-5 siklus berikutnya • Aktivitasolahraga • Pemakanandiet • Kehamilan • Berat Badan • Stresemosi • Pemakanandiet • Aktivitasolahraga • Obat-obatan • Kondisi medis • Waktu tidur sleep habit Universitas Sumatera Utara