Mekanisme Sekresi Glukagon Mekanisme Sekresi Insulin

growth hormone. Hormon regulator ini berperan untuk menstabilkan kadar glukosa di dalam sirkulasi Aronoff et al., 2004.

2.2.1. Mekanisme Sekresi Glukagon

Sel α pankreas mensekresi glukagon yang merupakan hormon katabolik. Penemuan pertama oleh Roger Unger pada sekitar tahun 1950 menyatakan bahawa glukagon memiliki peran yang berlawanan dengan insulin. Glukagon berperan besar dalam mempertahankan kadar glukosa darah saat berpuasa ataupun tidak mengkonsumsi makanan dengan cara menstimulasi produksi glukosa dari hati melalui proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukosa yang dihasilkan dari hati akan mempertahankan konsentrasi basal glukosa dalam rentang normal saat berpuasa. Apabila glukosa darah menurun di bawah rentang normal, ini akan memicu sekresi glukagon dan selanjutnya produksi glukosa dari hati akan menstabilkan kembali kadar glukosa darah. Hal ini tidak akan terjadi sekiranya glukosa darah adalah normal karena sekresi glukagon telah pun dihambat oleh efek dari insulin Aronoff et al., 2004. Sekresi glukagon juga distimulasi oleh peningkatan aktivitas parasimpatetik dari sistem saraf autonom yang terjadi saat bersenam atau berolahraga. Selain itu, peningkatan asam amino sekiranya kadar glukosa darah menurun di mana timbul selepas mengkonsumsi makanan tinggi protein juga bisa memicu sekresi glukagon Tortora and Derrickson, 2009.

2.2.2. Mekanisme Sekresi Insulin

Insulin disekresi oleh sel β pankreas dan ini merupakan proses yang kompleks dimana melibatkan integrasi dan interaksi dari stimulus internal dan eksternal. Insulin bekerja untuk mengawal kadar glukosa postprandial dengan tiga cara. Pertama, insulin memberi sinyal pada sel-sel di jaringan perifer yang sensitif terhadap insulin untuk meningkatkan pengambilan glukosa, biasanya pada otot skeletal. Kedua, insulin bekerja di hati untuk memicu proses glikogenesis dan Universitas Sumatera Utara ketiga, sekresi glukagon oleh sel α pankreas akan terus diinhibisi seterusnya memberi sinyal pada hati untuk menghentikan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Ketiga-tiga cara ini akan menurunkan kadar glukosa darah. Selain itu, insulin juga berperan dalam menstimulasi sintesis lemak, memicu penyimpanan trigliserida di dalam jaringan lemak, memicu sintesis protein di dalam hati dan otot, serta membantu proses proliferasi jaringan yang sedang berkembang Aronoff et al., 2004. Tindak balas sel β pankreas terhadap perubahan ambang glukosa merupakan stimulus primer untuk sekresi insulin. Glukosa memicu dua bentuk fase pelepasan insulin. Fase pertama bagi pelepasan insulin timbul beberapa menit selepas terpaparnya kepada elevasi kadar glukosa. Ini diikuti dengan penyambungan fase kedua yaitu peningkatan pelepasan insulin untuk respon terhadap kadar glukosa darah Rajan, 2002. Pelepasan insulin jangka panjang akan berlaku sekiranya konsentrasi glukosa darah tetap tinggi. Seperti yang sudah didiskusikan di atas, glukosa merupakan stimulus terpenting bagi insulin. Namun, terdapat beberapa faktor lain yang bisa menstimuluskan sekresi insulin. Stimulus tambahan tersebut adalah asetilkolin, merupakan neurotransmitter dari parasimpatetik fiber nervus vagus yang menginervasi pancreatic islets. Selain itu, peningkatan konsentrasi asam amino terutama arginine dan leucine selepas mengkonsumsi makanan yang tinggi protein juga dapat menstimulasi pelepasan insulin. Faktor ketiga adalah glucose- dependent insulinotropic peptide GIP, yaitu hormon yang dilepaskan oleh sel enteroendokrin pada usus halus hasil respon terhadap adanya glukosa pada traktus gastrointestinal Tortora and Derrickson, 2009. Sebuah penelitian menemukan adanya reseptor estrogen, ER α dan ERβ pada sel β pankreas dimana ia akan meningkatkan pelepasan insulin Magdalena et al., 2008, karenanya insulin akan dipengaruhi juga oleh perubahan hormon dalam fase menstruasi. Universitas Sumatera Utara Menurut American Diabetes Association ADA, kadar gula darah puasa normal adalah antara 70-99 mgdL 3,9-5,5 mmolL. Manakala apabila kadar glukosa darah puasa mencapai 100-125 mgdL 5,6-6,9 mmolL menunjukkan tanda pre-diabetes impaired fasting glucose. Diabetes dapat ditegakkan apabila kadar gula darah puasa melebihi 126 mgdL 7,0 mmolL pada lebih dari satu kali pemeriksaan. Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Puasa Fasting Blood Glucose KADAR GLUKOSA INDIKASI 70 – 99 mgdL 3,9 – 5,5 mmolL Normal 100 – 125 mgdL 5,6 – 6,9 mmolL Pre-diabetes Impaired Fasting Glucose 126 mgdL 7,0 mmolL dan ke atas Diabetes American Diabetes Association

2.3. MENSTRUASI